Ketua Umum PP Muhammadiyah Periode 2005-2010 dan 2010-2015, Prof. Dr. M. Din Syamsuddin, kembali mengingatkan bahaya kemungkaran struktural yang melilit kehidupan bangsa dan negara. Ia menekankan, kemungkaran struktural itu berdaya rusak dahsyat dan berdampak sistemik efektik terhadap kehidupan bangsa dan negara. Tokoh kelahiran 31 Agustus 1958 itu menegaskan hal tersebut dalam Ceramah Halalbihalal dan Hari Bermuhammadiyah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jakarta Barat, di Masjid Uswatun Hasanah, Jalan Daan Mogot, Sabtu (11/5/2024).
Sepanjang acara, ruangan dalam masjid yang besar itu dipenuhi jamaah, baik laki-laki maupun perempuan. Di antaranya termasuk sejumlah anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta. Hadir pula Ketua PD Muhammadiyah Jakarta Barat, Dr. Ir. Narmodo, M.Ag. Juga sejumlah pengurus lainnya.
Belakangan ini, Din Syamsuddin, yang kini menjabat Presidium Gerakan Penegak Kedaulatan Rakyat (GPKR) ini, sering menyoroti masalah kemungkaran struktural. Yang ia maksud kemungkaran struktural itu berupa sistem kenegaraan yang ultra liberal yang menurut dia kini tengah berlaku di Indonesia. Kali ini, ia kembali menegaskan bahwa jika kemungkaran struktural ini tidak dihentikan, maka potensial membawa bangsa dan negara ke arah kebangkrutan.
Menurut Guru Besar Politik Islam Global FISIP Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta ini, kemungkaran struktural itu di Indonesia telah dan tengah meminggirkan kekuatan politik Islam formal. Dampaknya lebih buruk dari Depolitisasi Islam oleh Rezim Orde Baru. Sebab, kemungkaran struktural itu telah berdampak pada kemungkaran kultural bangsa/umat dengan merajalelanya pragmatisme, materialisme, dan oportunisme politik. Umat Islam secara de facto memisahkan politik dari agama.
Baca juga: UBN Serukan Boikot Produk Terafiliasi israel
Hal itu, kata Alumni Pondok Modern Darussalam, Gontor, Jawa Timur, itu melengkapi keterpurukan umat Islam dalam bidang ekonomi. Yaitu dengan adanya kesenjangan ekonomi antara segelintir orang yang bersekongkol dengan rezim penguasa dengan umat Islam/rakyat Indonesia yang terpuruk secara ekonomi (rakyat Indonesia bagaikan ayam yang mati kelaparan di lumbung padi).
Menurut Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu, solusinya adalah perubahan dari dalam (change from within). Namun, rakyat Indonesia kehilangan momentum 10 tahun dengan kepemimpinan nasional yang tidak tampil sebagai penyelesai masalah (problem solver), tetapi sebagai bagian dari masalah (a part of the problem), bahkan sebagai pencipta masalah (a problem maker). Partai-partai politik pun tidak bisa diharapkan, karena mereka hampir semua tiarap dan para pemimpinnya tersandera kasus korupsi. Sehingga, lidahnya kelu dan kakinya kaku untuk menyuarakan kebenaran. Din Syamsuddin menegaskan, inilah lingkaran setan di Indonesia yang harus segera diatasi.
Di bagian lain ceramahnya, Wakil Ketua Umum MUI Pusat Periode 2005-2010 ini menjelaskan hakikat bermuhammadiyah yang tiada lain adalah berjuang dan beramal demi izzul Islam wal Muslimin, dan mencari ridha Allah SWT. Secara khusus, M. Din Syamsuddin pun memuji Masjid Uswatun Hasanah Muhammadiyah Jakarta Barat, yang sering menggelar bazar gratis, khususnya untuk keluarga yang tak mampu.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!