Dinasti Politik Bikin Politisi Muda Sulit Tembus Senayan

Dinasti Politik Bikin Politisi Muda Sulit Tembus Senayan
Talkshow bertema “Membangun Parlemen yang Setara untuk Anak Muda dan Perempuan” yang digelar di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Pusat. / Kanzul R. (Sabili.id)

Politisi muda masih kesulitan untuk bisa menembus Senayan karena masih tingginya dominasi dinasti politik. Lebih dari setengah dari jumlah Anggota DPR muda yang terpilih dari hasil Pemilu 2024 (50 dari 87 orang) memiliki hubungan dengan dinasti politik. Artinya, sebanyak 57,5 persen adalah hasil dinasti politik. Anggota DPR Muda Terpilih maksudnya adalah Calon Anggota Legislatif berusia di bawah 40 tahun yang terpilih untuk berkantor di Gedung DPR/MPR Senayan berdasarkan hasil Pemilu 2024.

Itulah salah satu temuan yang dihasilkan dari penelitian yang dilakukan Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Hasil riset itu dirilis dalam Talkshow bertema “Membangun Parlemen yang Setara untuk Anak Muda dan Perempuan” yang digelar di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2024). Di momen tersebut, CSIS melakukan peluncuran dashboard “Parlemen Kita”.

Acara yang berlangsung pukul 10.00 hingga 12.00 WIB itu menghadirkan dikusi menarik bersama tiga Caleg Muda Terpilih non-incumbent. Mereka adalah Muhammad Kholid (38 tahun) dari PKS, Kawendra Lukistian (36 tahun) dari Gerindra, dan Ahmad Irawan (35 tahun) dari Golkar. Tampil Didiet Budi Adiputro dan Arie Putra sebagai moderator diskusi.

Diskusi tersebut diawali sambutan yang disampaikan oleh Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS, Arya Fernandes. Di kesempatan itu, Arya Fernandes menyoroti tentang masih minimnya keterwakilan Anak Muda dan Perempuan dalam pemilihan umum. Hal itu masih ditambah dengan adanya hambatan dari hadirnya dinasti politik yang memunculkan pesimsme anak muda untuk maju dalam pencalonan dan menang.

Selain temuan bahwa para politisi muda masih kesulitan untuk bisa menembus Senayan karena masih tingginya dinasti politik, riset CSIS tersebut juga menemukan rendahnya representasi Anggota DPR yang berusia di bawah 40 tahun, dibandingkan data populasi pemilih yang berusia di bawah 40 tahun. Selain itu, status petahana (incumbent) masih memberikan keuntungan bagi Anggota DPR yang maju kembali dalam pencalonan. Apalagi, data tren menunjukkan meningkatnya keterpilihan incumbent dari pemilu ke pemilu.

Baca juga: Din Syamsuddin dan Habib Rizieq Shihab Siapkan Demo Besar-Besaran Kepung Istana

Di sisi lain, caleg perempuan yang lantas terpilih untuk melanjutkan langkah ke Senayan menunjukkan tren kenaikan dari pemilu ke pemilu. Namun, di dalam pemilihan umum 2024 ada kecenderungan bahwa Calon Anggota DPR Perempuan yang terpilih itu sebagian besarnya memiliki keterkaitan dengan dinasti politik.

Riset CSIS itu juga menemukan bahwa suara partai mengalami perubahan. Ada partai yang suaranya naik dan ada yang turun. Meski pun begitu, secara umum tingkat volatilitas suara partai sudah rendah di bawah 15 persen.

Sementara itu, trajektori pemilu di Indonesia menunjukkan sejumlah perubahan, di antaranya penambahan jumlah daerah pemilihan (dapil) karena adanya pemekaran daerah di tanah Papua, serta penambahan jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari 575 menjadi 580. Trajektori artinya lintasan sebagai patokan suatu indikator kinerja caleg hingga berhasil terpilih.

Anggota DPR yang memiliki hubungan dengan dinasti politik pun menunjukkan angka yang cukup tinggi. Yaitu 128 dari 580 anggota DPR ditemukan memiliki hubungan dengan dinasti politik. Itu artinya 23,8 persen dari total jumlah anggota DPR.


Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.