Peneliti Senior BRIN Thomas Djamaluddin diduga kembali menimbulkan kegaduhan baru. Dia mempertanyakan upaya hukum yang dilakukan Muhammadiyah atas pernyataannya yang memancing salah satu juniornya di BRIN yakni AP Hasanuddin yang mengancam akan membunuh seluruh warga Muhammadiyah.
Thomas mempertanyakan apakah Muhammadiyah akan mencatatkan sejarah sebagai organisasi pembungkam kritik dan meminta untuk mempertimbangkan kembali dengan akal sehat upaya yang sedang ditempuh.
Karenanya Ari Aprian Harahap, Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) DKI Jakarta meminta agar Thomas Djamaluddin meminta untuk tidak playing victim dalam persoalan ini. Memposisikan diri seolah sebagai pihak yang dirugikan atas persoalan yang sudah menjadi sorotan publik ini.
“Upaya yang dilakukan oleh warga Muhammadiyah ini merupakan langkah konstitusional dan dijamin oleh Undang-undang, tidak ada warga Muhammadiyah yang main hakim sendiri dalam kasus ini. Warga Muhammadiyah mempercayakan sepenuhnya persoalan ini kepada aparat penegak hokum,” Jelas Ari, dalam keterangan persnya di Jakarta (4/5).
Muhammadiyah telah mempercayakan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum untuk menindaklanjutinya. Proses hukum harus terus berlanjut sebagai pembelajaran ke depannya.
DPD IMM DKI Jakarta meminta Thomas Djamaluddin sebaiknya introspeksi atau muhasabah diri atas pernyataan dan komentarnya di media ketimbang melakukan pembelaan-pembelaan yang justru semakin membuat gaduh ruang publik. Dampak dari komentarnya yang tendensius itu diduga telah memicu kebencian, terbukti dengan adanya sosok AP Hasanuddin yang mengaku ingin membunuh seluruh warga Muhammadiyah.
IMM DKI Jakarta meminta Thomas Djamaluddin sebaiknya memahami kembali dan menghormati perbedaan. Perbedaan merupakan sebuah keindahan dan dipenuhi dengan rahmat. Sehingga, upaya menyatukan perbedaan umat ini justru cenderung merusak persatuan dan menimbulkan perpecahan pada umat itu sendiri.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!