Dr. KH Sayid Qutub, MA, Al-Hafiz: “Puasa adalah Salah Satu Ibadah yang Paling Panjang”
Masjid Jami Al Hikmah dikenal selalu dipadati jamaah di setiap waktu shalat. Apalagi di setiap momen shalat Idul Fitri, Idul Adha, dan Tarawih. Masjid yang berlokasi di Jalan Bangka II, Pela, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, itu selalu penuh dengan jamaah di waktu-waktu tersebut. Hal itu pun terlihat saat shalat tarawih berjamaah di malam ketiga Ramadhan 1445 Hijriyah.
Shalat tarawih malam tadi (13/3/2024) terasa khusyu dan tenteram. Shalat tarawih di malam tadi pun seakan menjadi momen tak terlupakan bagi jamaah Masjid Al Hikmah, karena tenteram mendengarkan bacaan satu juz Al Qur'an yang dilantunkan imam selama shalat tarawih. Malam tadi, yang bertindak sebagai imam shalat tarawih di Masjid Jami Al Hikmah adalah Dr. KH Sayid Qutub, MA, Al-Hafiz.
Saat menjadi imam tarawih, KH Sayid Qutub melantunkan bacaan satu juz Al Qur’an, yaitu juz ketiga. Usai menjadi imam shalat tarawih, ia menyampaikan taushiyah. Di kesempatan itu, Hafizh Qur’an yang kini menjabat Ketua Dewan Kota Jakarta Selatan itu menyampaikan esensi puasa dan keutamaan bulan suci Ramadan.
KH Sayid Qutub yang juga Da’i Muda Nasional itu mengatakan, Ramadan adalah satu-satunya bulan yang namanya disebutkan di dalam Al Qur’an. Itu berarti bulan ini Istimewa.
Di bulan Ramadan terdapat limpahan Rahmat, ampunan atas dosa, pahala dilipat gandakan, pahala untuk amalan yang sunnah menjadi bernilai amalan wajib, dan yang wajib dikalikan 70 (tujuh puluh) kali lipat, serta ada satu malam yang lebih hebat daripada seribu bulan. Saat Ramadan, kita diperintahkan oleh Allah ﷻ untuk menjalankan kewajiban kita berpuasa. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan agar kita menjadi hamba Allah yang bertaqwa.
Baca juga: Dua Metode Penentuan Awal Bulan Ramadan dan Syawal
“Puasa adalah salah satu ibadah yang paling panjang dibandingkan ibadah lainnya,” katanya.
Ia melanjutkan, ibadah haji durasinya kurang lebih satu pekan, ibadah umroh dua atau tiga jam, ibadah shalat sepuluh sampai lima belas menit. Begitu pun zakat, infaq, sedekah, yang durasinya bahkan dalam hitungan detik. Ibadah yang termasuk paling panjang adalah puasa. Kurang lebih 30 hari Allah mendidik kita agar menjadi hamba Allah yang bertaqwa. Yang melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah ﷻ.
Doktor Syariah lulusan UIN Jakarta itu pun menyampaikan pentingnya bulan Ramadan untuk melaksanakan ibadah dan mengingatkan untuk menjaga waktu kita yang hanya sebentar di dunia ini.
“Ibadah terbaik kita adalah di bulan Ramadan. Maka, jangan disia-siakan! Waktu hidup ini sangat amatlah cepat berlalu. Allah jalankan kita dari alam arwah, kemudian Allah jalankan lagi kita ke alam Rahim, lalu Allah jalankan lagi kita ke alam dunia yang sebentar lagi pun kita akan tinggalkan dunia ini menuju alam akhirat,” jelasnya.
“Usia umatku (umumnya berkisar) antara 60 sampai 70 tahun. Jarang sekali di antara mereka melewati (angka) itu.”
“Maka, persiapkan amalan yang terbaik saat kita menghadap Allah ﷻ,” ungkap Ustadz Sayid Qutub.
Baca juga: Menciptakan Suasana Ramadhan di Stuttgart
Ustadz Sayid Qutub lalu menyampaikan, puasa artinya menahan diri dari yang halal dan haram. As-Shiyam mampu menahan diri. Jangankan yang haram, orang yang puasa itu mampu menahan diri dari yang halal. Semua mampu dikendalikan saat Ramadan.
“Apabila datang bulan Ramadan, dibukakan pintu surga seluas-luasnya”.
Di bulan Ramadan, orang mudah dalam melakukan amal saleh. Jangankan yang wajib, yang sunnah pun jika ketinggalan, akan merasa ada yang kurang. Jika di bulan Ramadan malas dan tidak semangat dalam menunaikan ibadah, jangan harap di bulan yang lain kita taat kepada Allah ﷻ. Kalau di bulan Ramadan masih saja kita melakukan dosa, di luar Ramadan juga pasti kita melakukan dosa. Demikian dikatakan Ustadz Sayid Qutub dalam ceramahnya.
Kegiatan shalat di Masjid Jami Al Hikmah selesai pada pukul 21.20 WIB. Pelaksanaan shalat tarawih setiap malamnya di masjid ini diisi dengan bacaan satu juz, kemudian ditutup dengan shalat witir tiga raka’at.