Dua Jurnalis Syahid, Total Jurnalis Korban Serangan Penjajah Israel Capai 208 Orang

Dua Jurnalis Syahid, Total Jurnalis Korban Serangan Penjajah Israel Capai 208 Orang
Dua Jurnalis Syahid, Total Jurnalis Korban Serangan Penjajah Israel Capai 208 Orang / Foto Istimewa

Gaza kembali menjadi saksi betapa brutal penjajah Israel terhadap jurnalis Palestina. Pada Senin (24/3/2024), dua jurnalis syahid dalam serangan udara terpisah yang dilancarkan pasukan Israel. Syahidnya dua jurnalis itu menambah jumlah jurnalis yang terbunuh di wilayah Palestina sejak Oktober 2023, menjadi 208 orang kini.

Dua jurnalis yang menjadi korban dalam serangan terbaru itu adalah koresponden Palestine Today, Mohammed Mansour; dan jurnalis Al Jazeera Mubasher, Hussam Shabat. Keduanya dikenal sebagai jurnalis yang berdedikasi tinggi dalam melaporkan situasi di Gaza dan mengungkap kebenaran di tengah agresi brutal Israel.

Mohammed Mansour syahid dalam serangan udara di utara Khan Younis, sementara Hussam Shabat syahid setelah kendaraan yang ia tumpangi menjadi sasaran serangan di Jalan Salah al-Din, utara Gaza. Sebelum syahid, Shabat sempat mem-posting berita mengenai syahidnya sang rekan, Mohammed Mansour.

Militer Israel diketahui menyerang kendaraan jurnalis tanpa memberikan peringatan terlebih dahulu. Hal itu menunjukkan pola sistematis dalam membungkam suara yang mengungkap kekejaman mereka. Kantor Media Pemerintah di Jalur Gaza pun mengecam keras serangan yang secara terang-terangan menargetkan jurnalis, dan mendesak komunitas internasional untuk mengambil tindakan nyata terhadap kejahatan tersebut.

Rafah Banjir Darah
Meniti Jalan Menuju Mardhotillah

Sebagai bentuk solidaritas, Al Jazeera menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga syuhada dan para rekan mereka. Media tersebut juga menyerukan pembentukan mekanisme internasional guna menghentikan penargetan terhadap jurnalis.

Pesan Terakhir Sang Jurnalis

Salah satu pernyataan paling menggetarkan datang dari Hussam Shabat. Di dalam pesan terakhirnya, ia menulis di akun media sosialnya. Berikut ini isi pesan tersebut:

"Jika kalian membaca ini, itu berarti aku telah terbunuh — kemungkinan besar menjadi target — oleh pasukan penjajah Israel.”

“Ketika semua ini dimulai, aku baru berusia 21 tahun — seorang mahasiswa dengan mimpi seperti orang lain.”

“Selama 18 bulan terakhir, aku mendedikasikan setiap detik hidupku untuk bangsaku. Aku mendokumentasikan kengerian di Gaza utara dari menit ke menit, bertekad untuk menunjukkan kepada dunia, kebenaran yang mereka coba sembunyikan.”

“Aku tidur di trotoar, di sekolah, di tenda — di mana pun aku bisa. Setiap hari adalah perjuangan untuk bertahan hidup. Aku menahan lapar selama berbulan-bulan, namun aku tidak pernah meninggalkan bangsaku.”

“Demi Allah, aku telah menunaikan tugasku sebagai jurnalis. Aku memertaruhkan segalanya demi mengungkap kebenaran, dan kini, akhirnya aku beristirahat — sesuatu yang tidak pernah aku rasakan selama 18 bulan terakhir.

“Aku melakukan semua ini karena aku percaya pada perjuangan Palestina. Aku percaya tanah ini milik kami, dan kehormatan terbesar dalam hidupku adalah mati membelanya serta melayani rakyatnya.”

“Sekarang, aku minta kalian: Jangan berhenti berbicara tentang Gaza. Jangan biarkan dunia berpaling. Teruslah berjuang, terus ceritakan kisah kami — hingga Palestina merdeka."

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.