Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan, menegaskan bahwa Turki akan mendukung penuh upaya Presiden Suriah, Ahmad Al-Sharaa, dalam memertahankan keutuhan wilayah Suriah, khususnya di Provinsi Suweida. Di tengah konsultasi diplomatik yang intensif, Erdoğan mengungkapkan, penguasaan atas Suweida akan dilaksanakan melalui pengerahan 2.500 personel yang telah mendapatkan izin untuk bergerak ke wilayah tersebut. Erdoğan menegaskan hal itu dalam pernyataannya kepada para jurnalis di pesawat kepresidenan saat dalam perjalanan pulang dari Republik Siprus Utara Turki, Minggu (20/7/2025) malam.
“Kami tidak akan membiarkan Presiden Ahmad Al-Sharaa sendirian di Suriah. Kami tidak ingin Suriah terpecah belah. Pemulihan Suriah juga akan menguntungkan kami karena akan berdampak positif pada hubungan bilateral kita,” tegas Erdoğan.
Erdoğan menjelaskan bahwa selama dua hari terakhir, pertemuan-pertemuan intensif terkait isu Suriah telah berlangsung di Amman, Yordania. Pertemuan tersebut melibatkan tokoh-tokoh suku Yordania, perwakilan khusus Amerika Serikat, dan koordinasi berkelanjutan dengan pihak Turki.

Menurut Erdoğan, Kota Suweida saat ini dalam kondisi terkepung. Terdapat beberapa hambatan yang masih menghalangi pasukan untuk memasuki wilayah tersebut. Ia menyebutkan adanya kesepakatan penuh antara dua dari tiga faksi Druze di Suweida, sementara faksi ketiga justru diduga bekerja sama dengan pihak penjajah Israel untuk menggagalkan operasi tersebut.
“Operasi yang sedang berlangsung di Suweida dijalankan oleh Damaskus dengan sangat hati-hati, meski pun ada upaya-upaya sabotase yang terus-menerus,” tambahnya.
Erdoğan juga mengungkapkan bahwa Israel memainkan peran dalam memanaskan situasi di kawasan tersebut demi kepentingannya sendiri.
Sebelumnya, pada 13 Juli lalu, terjadi bentrokan bersenjata antara suku-suku Badui dan kelompok Druze di Suweida yang memicu eskalasi. Pemerintah Suriah telah mengupayakan penyelesaian dengan mengumumkan empat kesepakatan gencatan senjata di wilayah tersebut, dengan kesepakatan terbaru yang tercapai pada Sabtu lalu.
Turki menegaskan bahwa intervensi ini dilakukan untuk menjaga stabilitas regional dan mencegah pihak asing memerkeruh konflik internal Suriah.
(Sumber: Anadolu Agency & Al Jazeera Mubasher)

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!