“Siapa pun yang menghalangi terciptanya perdamaian dan stabilitas berkelanjutan di Suriah, akan berhadapan dengan pemerintahan Turki!”
Pernyataan itu dilontarkan oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dalam pidatonya usai memimpin rapat kabinet Turki di Kompleks Kepresidenan di Ankara, Selasa (15/4/2025) malam.
“Turki akan terus berusaha menciptakan keadilan, perdamaian, dan kesepakatan diplomasi, di tengah meningkatnya ketegangan serta krisis-krisis baru di kawasan tersebut,” lanjut dia.
Menanggapi serangan-serangan teranyar dari Penjajah Israel yang menargetkan tiga pangkalan militer milik Suriah, Erdogan yakin hal itu tidak akan mengembalikan Suriah ke situasi saat sebelum jatuhnya rezim Assad. Era baru telah dimulai di sana pasca Ahmad Al-Sharaa mengambil kepemimpinan.
“Kami tidak akan pernah mengizinkan Suriah terpecah belah akibat ulah pihak-pihak yang memiliki kepentingan di sana,” tegas Erdogan.
M Hanif Nurrohman
Pria berumur 71 tahun tersebut melanjutkan, jika Suriah pulih dan berhasil meraih stabilitas serta perdamaian, maka seluruh kawasan yang lain akan mendapatkan keuntungan juga. Setiap perkembangan, krisis, atau persoalan di Timur Tengah, akan berdampak langsung terhadap Turki, baik secara ekonomi maupun keamanan.
Negara tersebut pun tengah meningkatkan peran strategisnya dalam tatanan dunia yang semakin multipolar. Ankara akan menempati posisi yang layak dalam sistem global yang sedang dibentuk ulang. Selain itu, Turki tengah melakukan berbagai upaya intensif untuk memastikan arah perubahan tengah bergerak ke arah yang positif.
“Jangan ada yang mengira bahwa sikap kami yang tenang dan seimbang terhadap berbagai provokasi adalah bentuk kelemahan,” tegas Erdogan.
(Sumber: TR Arabic)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!
