Fenomena Hancurnya Pasukan Elit di Gaza Oleh Perlawanan Bersenjata Rakitan
Sejak infiltrasi Hamas ke daerah pendudukan Israel di sekitar Gaza pada 7 Oktober 2023 yang menghebohkan, dunia sedang menyaksikan fenomena pertempuran baru yang mencengangkan. Yaitu pasukan elit dunia berkumpul membantu penjajah Israel melawan gerakan perlawanan rakyat Palestina.
Beberapa pasukan elit yang dikabarkan turut andil dalam serangan darat penjajah Israel ke Gaza adalah Amerika, Inggris, Kanada, Jerman dan pasukan bayaran yang sebelumnya dikerahkan di Ukraina. Awalnya, mereka dikerahkan untuk membantu pembebasan sandera. Namun faktanya, mereka terlibat dalam serangan darat ke Gaza. Buktinya, mulai banyak diberitakan korban tewas dari sejumlah negara bukan Israel saja.
Ada yang unik, penjajah Israel memiliki pasukan elit terhebat di dunia, mengapa harus dibantu oleh oleh pasukan elit dari sejumlah negara yang memiliki kemampuan tempur terbaik di dunia? Mereka telah memasukkan gerakan perlawanan rakyat Palestina sebagai kelompok teroris menurut perundangan di negaranya. Jadi sangat legal untuk menumpas gerakan perlawanan rakyat Palestina. Mereka pun tidak mengakui Palestina sebagai sebuah negara.
Gerakan perlawanan rakyat Palestina telah menghabiskan banyak sumber daya bagi Amerika dan Barat. Saat mereka menetapkan teroris bagi gerakan perlawanan rakyat Palestina, maka sejumlah dana dikeluarkan untuk memeranginya. Bahkan, Amerika sudah mengeluarkan banyak bantuan ke negara-negara yang mau meminimalisasi hubungan dengan penjajah Israel. Semakin cepat menghabisi gerakan perlawanan rakyat Palestina berarti memperbaiki struktur anggaran, keuangan dan ekonomi negara mereka karena sumber dayanya untuk kepentingan dalam negeri mereka sendiri.
Pernyataan Perdana Mentri penjajah Israel, Netanyahu, bahwa akan menghabisi Hamas hingga ke akarnya, bukanlah pernyataan pribadi. Tetapi hasil dukungan negara-negara yang menyatakan Hamas adalah teroris. Bukankah, Yahudi Madinah pun seperti itu? Bila didukung Munafikin dan Kabilah Arab, mereka menyatakan perang melawan Muslimin.
Baca juga: Kekalahan Pasukan Elit Israel di Jalur Gaza
Sejak awal, Menteri Pertahanan penjajah Israel sudah menyatakan bahwa yang dikerahkan ke Gaza adalah pasukan elit dengan komandannya yang terlatih dan terbaik. Ini terbukti dengan korban-korban yang bergelimpangan di pihak penjajah Israel, yang 25%nya adalah perwira dari pasukan elitnya.
Untuk mempercepat penghancuran gerakan perlawanan rakyat Palestina, penjajah Israel mengerahkan pasukan elit dengan model penyerangan berformat batalion dengan perwira senior yang berpengalaman, bukan lagi brigade atau divisi. Dimana, dalam satu batalion dilengkapi bagian infantri, tank, artileri, dan teknik.
Dengan format ini, gerakannya lebih lincah, keputusan mudah dan cepat, dan koordinasi ke satuan tempur udara dan laut menjadi sangat cepat. Untuk itulah, sebelum serangan darat ke Gaza, penjajah Israel mendapatkan bantuan pesawat tempur yang banyak dari Amerika untuk mendukung batalion di garda terdepan. Format ini sangat efektif untuk menyerang dan menghancurkan, namun mengapa pasukan elit khusus Golani penjajah Israel harus ditarik mundur karena 40% kekuatannya telah hancur?
Gerakan perlawanan rakyat Palestina menyerang dengan format yang lebih kecil lagi. Hanya terdiri dari 3-5 orang saja. Setiap kelompok menyebar namun terkoordinasi dan fokus. Saat satu batalion penjajah Israel diserang, titik serangan tidak dari satu sisi, tetapi banyak sisi. Ini terlihat dari video penyerbuan Al-Qassam, dimana yang mengambil video penyerangan berbeda arah dengan yang melakukan penyerangan. Titik serangan sudah terfokus dan terkoordinasi.
Pasukan elit penjajah Israel tidak mengetahui dan mendeteksi darimana arah serangan gerakan perlawanan rakyat Palestina. Sebab wilayah yang sudah dimasuki atau diklaim sudah didudukinya, bukan berarti sudah dikuasainya. Walaupun wilayah udaranya sudah dikuasai. Ada wilayah yang tak dikuasainya yaitu mobilisasi di bawah tanah melalui terowongan.
Ketidakmampuan mendeteksi lawan, menyebabkan ketegangan dan kerisauan yang tak pernah tuntas. Ini menguras energi dan stamina tentara penjajah Israel yang luar biasa, menyebabkan cepat lelah dan tidak konsentrasi. Diam dikepung. Bergerak diintai lalu dijebak.
Baca juga: Ratusan Tentara Israel Alami Gangguan Mental Akibat Kerasnya Pertempuran di Gaza
Penjajah Israel tak bisa mendeteksi kekuatan lawan, termasuk persenjataannya. Ternyata perlawanan rakyat Palestina selalu memunculkan senjata baru. Saat pengerahan infrakstruktur militer darat secara besar-besaran, Hamas meluncurkan rudal rakitan panggul Yassin 105, yang memiliki kecepatan supersonik dengan daya hancur tinggi, infrakstruktur perlindungan tank Markavanya tidak berfungsi.
Saat bangunan sipil terus dihancurkan lalu dijadikan menjadi tanah lapang. Saat daerah terbuka dibuatkan tanggul-tanggul tanah di rute perjalanannya untuk mengamankan tentara penjajah Israel dari serangan mendadak. Perlawanan rakyat Palestina meluncurkan senjata rakitan terbaru Ghoul bagi para sinpernya. Bisa menembak dengan jitu dari jarak 2 km dengan peluru yang lebih besar dari senjata sejenisnya.
Penjajah Israel masih terus sibuk dan kelelahan dengan bagaimana mengamankan gerakan pasukannya. Ini ditandai dengan banyak buldozer dan serangan udara yang membabi buta, padahal sudah dilengkapi dengan infrakstruktur militer darat yang paling aman di dunia. Sedangkan gerakan perlawanan rakyat Palestina sudah terfokus menyerang dan menghabisi tentara penjajah Israel. Itulah penyebab bergelimpangannya pasukan elit penjajah Israel walaupun ditopang oleh pasukan elit dunia.