“Gaza adalah madrasah, tempat manusia belajar keteguhan dan kesabaran”. Demikian ungkapan yang dikatakan mantan kepala urusan agama Turki, Mohamad Ghormez, saat menggambarkan tentang Gaza, Palestina, dalam program “Ramadhan Life” yang diselenggarakan TRT Arabic di Istanbul, Turki.
“Tidak ada seorang pun di dunia ini, seseorang, yang seperti warga Gaza,” kata Ghormez.
Gedung-gedung luluh lantah dan rata dengan tanah, wanita dan anak-anak mati bersimbah darah, ditembaki dengan sadis oleh para penjajah. Meski demikian, semangat Gaza tak pernah goyah. Gaza tetap bertahan dan memerjuangkan hak-haknya.
Setelah kesepakatan dalam perjanjian gencatan senjata batal dan gagal karena pengkhianatan Zionis Israel, lebih dari 400 orang meninggal dunia dan lebih dari 500 orang mengalami luka serius. Mereka menjadi korban serangan mematikan yang dilancarkan penjajah Israel.
Selanjutnya, dalam sebuah pernyataan, Ghormez menegaskan, “Mereka (Palestina) berhak mendirikan Negara di atas tanah mereka.”

Akan tetapi, penjajah Israel itu buta lagi tuli. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tidak peduli dan tetap meneruskan agresi. Ditambah lagi dengan adanya dukungan penuh dari Gedung Putih yang membuat penjajah Israel semakin biadab tak terkendali.
Ghormez menyatakan, perang yang terjadi di Gaza sekarang ini adalah perang seluruh umat manusia melawan kejahatan mutlak yang hanya bisa ditumpas dan dikalahkan jika semua orang bersatu dan saling bekerja sama. Ia juga mengingatkan, setiap manusia akan dimintai pertanggung jawaban atas peran serta amal yang telah dilakukan saat di dunia.

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!