Gelar Simposium Keuangan dan Ekonomi Syariah, Forjukafi Dukung Penguatan Keuangan Syariah

Gelar Simposium Keuangan dan Ekonomi Syariah, Forjukafi Dukung Penguatan Keuangan Syariah
Gelar Simposium Keuangan dan Ekonomi Syariah, Forjukafi Dukung Penguatan Keuangan Syariah / Foto Istimewa

Forum Jurnalis Wakaf dan Zakat Indonesia (Forjukafi) menggelar simposium keuangan dan ekonomi Syariah, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Kamis (26/9/2024). Sejumlah pemangku kepentingan dan praktisi keuangan Syariah hadir dalam simposium yang mengangkat tema “Penguatan Inklusi Keuangan Syariah Menuju Indonesia Emas” itu. Di antaranya adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.

Simposium tersebut terbagi dalam dua sesi panel. Sesi pertama mengangkat tema “Optimalisasi Pasar Modal dan Perbankan dalam Percepatan Inklusi Keuangan Syariah”, yang menghadirkan Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI), Hery  Gunardi; Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI), Rifki Ismal; Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia, Irwan Abdulloh; serta Co-Founder dan CEO Shafiq, Kevin Syahrizal.

Sedangkan tema yang diangkat di sesi kedua diskusi panel tersebut adalah “Tantangan dan Peluang Pengelolaan Haji”. Narasumber yang tampil adalah CFP salah satu Pimpinan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Dr Sulistyowati, ME, WMI; Consumer Finance Business Division Head Bank Mega Syariah, Raksa Jatna Budi; serta Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Irfan Syauqi Beik.

Di Paris, Din Syamsuddin Tekankan Agama Harus Jadi Solusi Peradaban
Prof. Dr. Din Syamsuddin menegaskan, agama harus tampil sebagai solusi atau problem solver (penyelesai masalah) atas persoalan kerusakan peradaban dewasa ini.

Di kesempatan itu, Ketua Umum Forjukafi, Wahyu Muryadi, mengatakan, symposium yang digelar Forjukafi itu sebagai bentuk dukungan terhadap inklusi penguatan keuangan syariah. “Simposium ini merupakan salah satu ikhtiar Forjukafi dalam mendukung penguatan keuangan Syariah. Menurut laporan The Global Islamic Economy Indicator dalam State of Global Islamic Economy (SGIE) 2023 yang diluncurkan oleh Dinar Standard di Dubai, Uni Emirat Arab, Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah Malaysia dan Arab Saudi. Pencapaian ini menunjukkan potensi besar ekonomi syariah Indonesia di kancah internasional,” tutur Wahyu Muryadi.

Menurut Wahyu, para pelaku industri syariah di Indonesia harus terus memanfaatkan semaksimal mungkin potensi itu. Salah satunya adalah dengan penguatan inklusi keuangan Syariah. “Sebab, Industri keuangan syariah dan industri halal telah menjadi bagian penting dalam ekosistem ekonomi syariah, yang dapat mendukung target Indonesia Emas 2045,” kata Wahyu.

Simposium Keuangan dan Ekonomi Syariah tersebut didukung oleh PT Pertamina (persero), Badan Pengelola Kuangan Haji (BPKH), PT Rintis Sejahtera (PRIMA), PT Hutama Karya, Yayasan Jala Surga, PT Semen Indonesia (SIG), Yayasan Amaliah Astra, PT Jasa Raharja, dan PT Pelindo.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.