Inggris menyatakan akan menangguhkan 8,5% izin ekspor senjata mereka ke Penjajah Israel. Demikian dikatakan Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, pada Senin, (2/9/2024). “Kami akan menangguhkan 30 dari 350 izin ekspor senjata ke Penjajah Israel. Senjata yang terdampak, termasuk suku cadang untuk jet tempur, helikopter, dan drone,” kata David Lammy.
Keputusan itu dikeluarkan karena kekhawatiran terhadap Penjajah Israel. Pemerintah Inggris cemas, Israel akan menggunakan senjata-senjata itu untuk melakukan pelanggaran kemanusiaan di Gaza. Hal ini sudah ditinjau secara matang dan telah ditilik lebih lanjut melalui track record kebengalan Penjajah Israel terhadap hukum humaniter internasional.
“Penilaian kami menyimpulkan bahwa ada risiko jelas bahwa beberapa ekspor militer tertentu ke Penjajah Israel mungkin digunakan dalam pelanggaran Hukum Humaniter Internasional,” ujar Lammy.
Penangguhan lisensi ekspor senjata dilakukan setelah terjadinya aksi federasi buruh Histadrut Israel yang mogok kerja selama satu hari, pada Ahad (1/9/2024). Aksi unjuk rasa itu dilaksanakan sebagai upaya menekan Netanyahu agar segera melakukan gencatan senjata dan pertukaran para tahanan.
Sebelumnya, pada Juni 2024 lalu, Departemen Bisnis dan Perdagangan mengatakan, Pemerintah Inggris telah mengeluarkan 108 izin ekspor senjata ke Israel sejak peristiwa Thufan Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 lalu. Hingga sebelum keputusan itu ditetapkan, lebih dari 300 lisensi masih aktif. Dan, sebanyak 30 izin yang ditangguhkan mencakup komponen untuk pesawat militer, helikopter, dan pesawat nir-awak.
Motif di Balik Keputusan Penangguhan
Meski pun menang telak pada pemilu bulan Juli 2024 lalu, partai dari Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer itu, mengalami kemunduran besar di daerah-daerah yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Ia berada di bawah tekanan dari beberapa anggota parlemen untuk mengambil sikap yang lebih keras terhadap Penjajah Israel terkait pembantaian yang terjadi di Gaza. Tidak lama setelah kemenangan Partai Buruh dalam pemilu, Lammy mengatakan akan memperbarui tinjauan ekspor senjata ke Israel, untuk memastikan penjualan tersebut mematuhi hukum internasional.
Pada Senin (2/9/2024), Lammy mengumumkan bahwa alasan keputusan tersebut adalah “Kekhawatiran akan digunakannya persenjataan tersebut untuk melakukan pelanggaran keji terhadap hukum kemanusiaan internasional.”
Perlu diketahui, 30 izin dari total 300 ekspor adalah jumlah yang sedikit. Dibandingkan dengan pasokan senjata dari Amerika yang terang-terangan, Inggris melakukannya dengan lebih tertutup.
Reaksi Penjajah Israel
Keputusan tersebut merupakan titik tolak merenggangnya hubungan antara Inggris dengan Israel. Hal itu menimbulkan reaksi kemarahan di dalam pemerintahan Penjajah Israel. Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengatakan, “Keputusan tersebut mengecewakan dan mengandung pesan ambigu kepada Hamas dan pendukungnya di Iran.”
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Galant, juga mengritik keputusan tersebut. Melalui platform “X”, ia mengatakan, “Saya sangat kecewa setelah mengetahui keputusan yang dijatuhkan oleh pemerintah Inggris terhadap izin ekspor ke perusahaan pertahanan Israel.”
Penjajah Israel kian terpojokkan dari segala penjuru. Mereka hanya bisa terus melakukan bombardir ke segala wilayah, untuk menunjukkan bahwa mereka masih memiliki kekuatan. Meratakan permukaan tanah suci itu dengan serangan-serangan dan seolah merasa unggul. Namun, sebenarnya hingga sekarang kekuatan mereka masih belum bisa memecahkan misteri kekuatan para pejuang Palestina di terowongan-terowongan bawah tanah.
(Dari Berbagai Sumber)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!