Pendiri Sakinah Finance, Murniati Mukhlisin, memberikan kajian tentang perencanaan keuangan syariah untuk para perawat asal Indonesia di tanah Sakura. Bagi Murniati Mukhlisin yang biasa dipanggil Madam Ani, kegiatan yang diadakan di Tokyo, 8 Januari 2025, itu merupakan kali ketiga setelah tahun 2013 dan 2018. Ketika itu, Madam Ani yang juga adalah Guru Besar Akuntansi Syariah, Institut Tazkia di Bogor, itu memberikan kajian di Masjid Kobe yang merupakan masjid tertua di Jepang, dan di Masjid Indonesia Tokyo yang menjadi salah satu pusat kegiatan masyarakat Muslim asal Indonesia di Tokyo dan sekitarnya.
Kali ini, Ketua Ikatan Perawat Muslim Indonesia (IPMI), Widi Mochamad Sugri, adalah pihak yang mengatur roadshow Madam Ani. Di kegiatan ini, Madam Ani disambut oleh berbagai komunitas di Jepang, semisal Komunitas Muslim Indonesia Saitama (KAMIS), Komunitas Muslim Indonesia Seijo di Tokyo (MIS), Keluarga Muslim Indonesia (KMI) Nagoya, Keluarga Muslim Indonesia (KMI) Kagawa, dan Komunitas Masjid Indonesia Nagoya (MINA).
“Sudah lima tahun ini kami mendengarkan kajian Madam Ani tetapi hanya dengan platform online. Kami senang sekali bisa menghadirkan Madam Ani secara fisik kali ini. Kami merasa perlu, supaya dapat memotivasi para perawat yang bekerja di Jepang ini untuk mengatur keuangannya secara syariah,” tutur Widi.
Saat ini, ada sekitar 10.000 perawat Indonesia di seluruh Jepang. Mereka bekerja sebagai Kaigo (perawat) untuk para lansia di panti jompo atau di rumah sakit.
Selama ini, masyarakat Jepang merasa bahwa Kaigo asal Indonesia sangat cocok dengan kultur masyarakat Jepang. Sebab, Kaigo asal Indonesia dikenal sabar, ramah, santun, pandai menyesuaikan diri, seperti dikemukakan oleh seorang pengamat ekonomi Indonesia, Midori Suzuki (nama samaran) ketika berjumpa dengan Madam Ani di Tokyo. Menurut Midori, di tahun 2025 ini pemerintah Jepang baru saja memutuskan untuk meminta 250 perawat dan pekerja asal Indonesia.
Madam Ani mendapatkan respon positif dari para peserta kajian. Di antara para peserta itu, selain perawat ada juga yang berprofesi sebagai penerjemah, insinyur, pakar halal, pekerja restoran dan pabrik, atau sebagai ibu rumah tangga yang bersuamikan orang Jepang.
“Sebagian besar tenaga kerja di sini berpenghasilan cukup tinggi, tetapi bingung bagaimana menyisihkannya untuk keperluan membayar utang dan menyiapkan bekal kalau nanti pulang ke Indonesia,” ujar Madam Ani.
Pelatihan singkat yang dibawakan Madam Ani itu bertujuan bagaimana supaya mereka secara syariah dapat mengelola pendapatannya, kebutuhannya, keadaan surplus atau defisit, impian keuangannya, dan masalah kontigensi. Kegiatan di Tokyo 8 Januari 2025 yang dihadiri lebih dari 200 peserta itu berlangsung dalam masa keberadaan Madam Ani di Jepang. Madam Ani berada di Jepang sejak 30 Desember 2024 hingga 8 Januari 2025. Di sana, ia mengunjungi empat kota, yaitu Saitama, Nagoya, Tokyo, dan Kagawa.
(Sumber: Humas Sakinah Finance)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!