Hamas Serukan Masyarakat Dunia Lawan Relokasi Paksa Warga Gaza

Hamas Serukan Masyarakat Dunia Lawan Relokasi Paksa Warga Gaza
Hamas Serukan Masyarakat Dunia Lawan Relokasi Paksa Warga Gaza / Foto Istimewa

Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengajak seluruh dunia untuk menolak dan menentang rencana pengusiran warga Palestina. Hal itu disampaikan dalam pernyataan pers Hamas yang dikeluarkan pada Rabu (12/2/2025) menangapi rencana relokasi paksa rakyat Palestina dari kampung halamannya.

Kepada seluruh rakyat sebangsa dan seagama, kepada seluruh negara Arab dan negara-negara Islam, juga kepada seluruh dunia, untuk turun ke jalan menggelar aksi solidaritas besar-besaran di semua kota dan alun-alun di seluruh dunia, untuk menolak dan mengutuk rencana pengusiran rakyat Palestina dari kampung halamannya, dan mendukung warga Palestina mendapatkan hak-haknya, yaitu hak untuk memertahankan tanah airnya,” demikian pernyataan tersebut. 

Di dalam pernyataan pers tersebut, Hamas juga memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung Palestina. Apresiasi diberikan kepada pihak-pihak internasional yang telah mendukung, menyokong, dan berunjuk rasa menunjukkan solidaritas terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza, dalam rangka menghentikan serangan dan penjajahan terhadap warga Gaza.

Hamas pun menyerukan kepada semua pihak di seluruh belahan dunia, “Jumat, Sabtu, dan Ahad mendatang agar menjadi aksi global, menyuarakan penolakan terhadap rencana pengusiran dan deportasi, yang diserukan oleh penjajah dan para sekutunya”.

Di pihak lain, Presiden AS, Donald Trump, terus-menerus berceloteh. Di setiap wawancara pers, ia menyampaikan rencananya untuk Jalur Gaza, bahwa Amerika Serikat akan mengambil alih Jalur Gaza dan memindahkan penduduknya ke Yordania dan juga Mesir. Trump bermaksud mengubah Jalur Gaza menjadi “Riviera Timur Tengah”. Dan sebagaimana rencana yang dia buat, warga Gaza tidak boleh tinggal lagi di kampung halamannya.

Menanggapi hal itu, Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi, dan Raja Yordania, Abdullah II, hari Rabu (12/2/2025), menekankan, “Perlunya memulai proses rekonstruksi Jalur Gaza dengan segera tanpa harus menggusur rakyat Palestina dari kampung halamannya”.

Seruan aksi juga muncul di Universitas Al-Azhar, Mesir. “Kepada para pemimpin Arab dan Muslim, juga kepada orang-orang terhormat lagi bijaksana di seluruh dunia, untuk menolak rencana pengusiran sebagai upaya menghancurkan perjuangan Palestina,” demikian seruan dari Universitas Al-Azhar.

Universitas Al-Azhar menambahkan, “Hal itu sebagai dukungan kepada pemerintah Mesir dan negara-negara Arab dalam merelokasi Jalur Gaza, dengan syarat rakyat Palestina tetap berada di negaranya”. 

Bukan hanya dari negara-negara Arab, penolakan juga terjadi di belahan eropa. Sejumlah negara di Eropa, dipimpin oleh Jerman, Prancis, dan Inggris, dengan tegas menolak rencana Trump untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka di Jalur Gaza.

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menggambarkan rencana Trump sebagai “skandal” mengingat skala kehancuran dan penderitaan yang dialami warga Gaza di sana. Scholz juga menekankan bahwa hal itu (rencana Trump) bertentangan dengan hukum internasional.

Sumber: Al Jazeera Mubasher + AFP

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.