Pasangan wisatawan Israel ditolak saat hendak menginap di Hotel Garni Ongaro, yang terletak di Selva di Cadore, sebuah desa yang dikelilingi Pegunungan Dolomit. Sebelumnya, mereka memesan kamar untuk menginap selama dua malam di awal November melalui platform daring Booking.com.
Sehari sebelum keberangkatan, pasangan itu menerima pesan pembatalan dari staf hotel. Isinya, “Selamat pagi. Kami ingin memberitahukan bahwa orang Israel, sebagai pihak yang bertanggung jawab atas genosida, bukanlah tamu yang kami sambut di hotel kami”.
Manajer hotel tersebut kemudian meminta pasangan wisatawan itu membatalkan pemesanan mereka, dengan menegaskan bahwa mereka dengan senang hati akan memberikan pembatalan gratis. “Jika Anda ingin membatalkan pemesanan, Anda dapat melakukannya dengan senang hati dan kami akan dengan senang hati memberikan pembatalan gratis”.
Aksi manajer hotel tersebut tersebar luas di media sosial dan mendapatkan reaksi positif dari banyak pengguna media social. Mereka memujinya karena telah mengambil sikap tegas kepada pelaku genosida.
Menanggapi hal itu, Ketua komunitas Yahudi di Venesia, Dario Calimani, mengungkapkan kesedihannya pada Kamis (14/11/2024). “Saya merasakan kesedihan yang tak terhingga karena ketidaktahuan yang ditunjukkan oleh beberapa orang,” ungkapnya.
Insiden itu juga menarik perhatian Kementerian Luar Negeri Israel, yang menyatakan sedang menyelidiki kasus tersebut. Sementara itu, Mantan Duta Besar Israel untuk Italia, Dror Eydar, pada Kamis (14/11/2024), menuduh pemilik hotel mendukung Hamas.
“Pemilik hotel mendukung Hamas yang membunuh anak-anak, memenggal kepala putra kami, memperkosa putri kami, dan membakar orang tua dan anak-anak bersama-sama ketika mereka masih hidup,” ungkapnya melalui platform X.
(Sumber: dari berbagai sumber)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!