Hud-Hud, Si Burung Intel

Hud-Hud, Si Burung Intel
Hud-Hud, Si Burung Intel

Jumlah pasukan Nabi Sulaiman sangat banyak dan lengkap. Seperti yang dicatat dalam Al-Quran surat An-Naml ayat 17:

وَحُشِرَ لِسُلَيْمٰنَ جُنُوْدُهٗ مِنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ وَالطَّيْرِ فَهُمْ يُوْزَعُوْنَ
"Dan dihimpunkan bagi Sulaiman bala tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib dalam barisan." – QS. An-Naml:17

Namun beliau tidak pernah lengah terhadap anggota pasukannya. Sebagai pemimpin, ia sadar akan tanggung jawabnya. Beliau disiplin menginspeksi pasukannya. Sekecil apapun, Nabi Sulaiman mampu melihat kekurangan dalam barisan tentaranya.

وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فَقَالَ مَا لِيَ لَآ اَرَى الْهُدْهُدَۖ اَمْ كَانَ مِنَ الْغَاۤىِٕبِيْنَ
"Dan dia memeriksa burung- burung lalu berkata: Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir?" – QS An-Naml:20.

Meskipun Nabi Sulaiman adalah panglima tertinggi, tapi ia tidak memutuskan suatu hukum kecuali berdasarkan ilmu dan bukti nyata. Putra Daud as itu tak langsung memvonis, tapi terlebih dulu mengecek dan mericek keberadaan hud-hud. Beliau menyadari betapapun besar kekuasaannya, namun dia juga manusia yang tentu saja memiliki kelemahan. Itulah sebabnya beliau mengajukan pertanyaan terlebih dahulu agar terhindar dari pemberian hukuman yang gegabah.

Baca Juga : Bisakah Manusia Berteleportasi?

Sedangkan ucapannya,

لَاُعَذِّبَنَّهٗ عَذَابًا شَدِيْدًا اَوْ لَاَا۟ذْبَحَنَّهٗٓ اَوْ لَيَأْتِيَنِّيْ بِسُلْطٰنٍ مُّبِيْنٍ
"Sungguh aku benar-benar akan menyiksanya dengan siksa yang keras, atau menyembelihnya kecuali jika benar-benar ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas," – QS. An-Naml:21

menunjukkan kapasitasnya selaku komandan tentara yang tegas.

Tentara, terutama mereka yang mengemban tugas intelijen, bisa dikategorikan sebagai bigot (fanatik/setia). Kesetiaan mereka sungguh mengagumkan! Tak ada yang bisa dipercaya di dunia ini. Itu motto mereka. Musuh diburu ke mana pun jua. Kalau tertangkap musuh, mereka lebih memilih mati ketimbang membocorkan rahasia.

فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيْدٍ فَقَالَ اَحَطْتُّ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهٖ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَاٍ ۢبِنَبَاٍ يَّقِيْنٍ
"Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: 'Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum tahu dan kubawa kepadamu dari negeri Saba, suatu berita penting yang diyakini." – QS An-Naml:22.

Setelah diinterogasi, Sulaiman pun memaafkan hud-hud. Bahkan beliau segera menyiapkan tentaranya untuk menaklukan kerajaan Saba yang musyrik. Ujung kisah ini, seperti diceritakan Al-Qur'an, adalah tunduk patuhnya penguasa Negeri Saba, Ratu Bilqis, yang kemudian masuk Islam dan menjadi istri Nabi Sulaiman. Sukses besar ini tidak bisa lepas dari peran hud-hud yang berhasil menggelar misi intelijennya. Dalam operasi intelijen, kita mengenal tiga komponen: sponsor, pengguna (user), dan pelaksana. Kesemuanya itu merupakan satu kesatuan. Tapi sangat mungkin antar anggota pasukan intelijen itu tidak saling kenal. Yang pasti, gerak mereka sangat efisien, sistematis, dan padu.

Dengan disiplin yang diterapkan Nabi Sulaiman, kemungkinan terjadinya kesalahan prosedur sangat kecil. Andai gaya Nabi Sulaiman itu diterapkan, bisa jadi kasus penculikan dan penyiksaan aktivis dan berbagai tindakan biadab lainnya yang dilakukan militer selama ini bisa dihindari. Atau mungkinkah drama kehidupan yang tergelar saat ini terjadi karena ketiga komponen operasi intelijen sudah kehilangan hati nurani?

Eman Mulyatman

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.