Iman di Atas Statistik dan Angka-Angka
Bagi orang beriman, ujian hidup adalah Sunnatullah. Bahkan bukan sekadar Sunnatullah, tetapi janji Allah. Sebagaimana Firman-Nya:
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, ‘kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi?” – QS. Al-Ankabut:2
Yuftanun dalam ayat di atas bermakna Fitan atau Fitnah (ujian). Bahkan, semakin kuat kita memegang agama, semakin besar fitnah (ujian) yang kita dapat, sebagaimana hadits:
“Seseorang akan diuji sesuai dengan agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya” – HR. Tirmidzi
Terlebih lagi bagi orang-orang yang berdakwah atau berjuang di jalan Allah. Mereka akan senantiasa mendapat ujian yang di atas rata-rata. Akan tetapi, Allah senantiasa memberi jalan keluar yang tidak disangka-sangka bahkan oleh perhitungan manusia. Berikut ini kami beri contoh bagaimana kehendak Allah dapat mematahkan statistik dan perhitungan manusia.
- Nabi Musa AS terjepit di tepi laut merah. Di depannya ada lautan dan di belakangnya tentara rezim Fir'aun. Berdasarkan perhitungan kita, Musa dan kaumnya tidak mungkin selamat. Tetapi atas kehendak Allah, terbelahlah laut merah dan tenggelamlah Fir'aun serta pasukannya.
- Rasulullah ﷺ dikepung sendirian di kota Mekkah di malam hijrah. Kafir Quraisy siap mengeroyok Nabi Muhammad ﷺ di rumahnya. Tetapi Allah berkehendak lain. Rasulullah ﷺ bisa selamat melewati kepungan orang Musyrik, bahkan bisa menabur debu di kepala mereka.
- Perang Badar. Sejumlah 300-an Muslim melawan 1000 Musyrikin dalam pasukan lengkap. Begitu gentingnya situasi ini, sampai Nabi berdoa, “Ya, Allah. Jika pasukan ini binasa, tidak ada lagi yang menyembah-Mu di muka bumi”. Lalu Allah turunkan pertolongan berupa tentara Malaikat dari langit.
Baca juga: Tiga Puluh Alasan Mengapa Saya Muslim
- Perang Khandaq. Koalisi bangsa Arab-Yahudi mengepung kota Madinah, benteng terakhir umat Islam saat itu. Kaum Muslimin menggali parit-parit untuk mencegah pasukan masuk. Para Sahabat dalam keadaan sangat kelelahan. Pengepungan berlangsung, namun Allah bubarkan dengan angin topan dan perpecahan di antara koalisi orang Kafir.
- Melawan negara adidaya Romawi dan Persia yang legendaris. Secara statistik, alutsista antara militer Khulafaurrasyidin tentu timpang dengan Romawi dan Persia yang mapan lagi kaya raya dalam anggaran. Pengalaman tempur pasukan Romawi dan Persia pun sudah ratusan tahun. Namun, tak diduga, Muslim bisa mengalahkan dan menguasai keduanya.
- Setelah Islam mapan menjadi sebuah peradaban, ujian pun datang bertubi-tubi. Dari dalam muncul perpecahan politik di tubuh Dinasti Abbasiyah. Dikepung tentara Salib (Crusader) dari barat dan Mongol dari timur. Secara statistik, Peradaban Muslim harusnya hancur lebur saat itu. Namun, Allah kirimkan Shalahudin Al-Ayyubi dan Syaifudin Qutuz dari Mamluk untuk mengusir keduanya. Yang kemudian diteruskan Kesultanan Utsmani yang kembali menampilkan Islam sebagai kekuatan adidaya.
- Faksi Raden Patah yang menjadi naungan Walisongo dan Umat Islam Jawa yang masih minoritas kala itu, tak diduga bisa menjadikan Majapahit sebagai Kesultanan Demak. Dan dari situlah, era baru dimulai. Persebaran Islam menjadi sangat masif di Nusantara, karena punya institusi yang kuat, yaitu Kesultanan Demak.
- Afghanistan yang tidak punya apa-apa, diinvasi Uni Sovyet dan Amerika Serikat sampai hancur lebur, namun Allah takdirkan kedua negara itu hengkang dari Afghanistan dengan memalukan.
Kesimpulan
Sebesar apa pun masalah kita, sebesar apa pun tantangan dakwah kita, sebesar apa pun musuh kita, semustahil apa pun harapan kita, statistik dan perhitungan manusia tidak berguna jika Allah berkehendak. Allah beserta orang-orang yang sabar (tangguh). Maka, janganlah berputus asa terhadap Rahmat Allah.
Wallahu a'lam bishowab.