Inggris Termakan Hoaks, Kerusuhan Brutal Anti-Islam Pecah

Inggris Termakan Hoaks, Kerusuhan Brutal Anti-Islam Pecah
Bagian dari kerusuhan dan vandalisme yang menargetkan hotel pencari suaka di Rotterham / Reuters

Berita rasisme di Inggris bukan hal baru. Tahun 2023, PBB melaporkan rasisme di Inggris terjadi secara sistematis ketika partai konservatif sayap kanan memegang kekuasaan. Pada pemilu pada Juli 2024 lalu, partai konservatif sayap kanan kalah pemilu.

Kerusuhan terbaru yang terjadi di Inggris Sabtu (3/8/2024) juga berkaitan dengan rasisme. Bermula saat aktivis ekstremis sayap kanan, Tommy Robinson, di akun X-nya menyebar hoaks, bahwa pelaku penikaman terhadap anak-anak hingga mengakibatkan tiga anak tewas dan melukai sepuluh anak lainnya di Southport, Merseyside, Inggris, pada Senin (29/7/2024) adalah seorang imigran muslim.

Padahal, faktanya pelaku adalah seorang remaja berusia 17 tahun, orang tuanya imigran asal Rwanda, dan bukan seorang muslim. Pelaku sendiri lahir di Cardiff, ibu kota negara bagian Wales.

Menurut peraturan di Inggris, remaja berumur di bawah 18 tahun jika tersandung kasus hukum tidak boleh dipublikasikan identitasnya. Maka, ketidakjelasan siapa pelaku pembunuhan itu dimanfaatkan oleh Tommy Robinson untuk membuat sentimen negatif terhadap imigran muslim dan mengobarkan demonstrasi brutal di Inggris.

Tokoh-Tokoh Terkemuka yang Tewas di Iran
Beberapa tokoh tewas di Iran dan diduga keras pembunuhannya dilakukan oleh agen Mossad, badan intelijen Israel yang secara khusus berfokus pada intelijen asing.

Akibat hoaks itu, kerusuhan brutal saat ini terjadi di banyak kota. Antara lain di Liverpool, Bristol, Hull, Stoke-on-Trent, dan kota Blackpool. Laporan dari pihak kepolisian menyebutkan, sejumlah tempat usaha dirusak dan dijarah, perpustakaan di Liverpool dibakar, serta sejumlah petugas polisi terluka akibat lemparan batu pengunjuk rasa. Di dalam kerusuhan ini, Polisi telah menangkap setidaknya 87 orang pelaku anarkis.

Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mengatakan bahwa demonstrasi brutal yang terjadi adalah tindakan yang disengaja oleh kelompok orang sayap kanan, yang dikoordinasikan untuk melakukan kekerasan. “Ada sekelompok orang (sayap kanan) yang sengaja cenderung melakukan kekerasan dan tidak menyampaikan substansi demonstrasi,” ungkapnya dalam sebuah pernyataan.

Tommy Robinson, pelaku penyebar hoaks itu, adalah seorang aktivis sayap kanan yang sangat membenci imigran muslim di Inggris. Dia adalah pimpinan sekaligus pendiri English Defence League (EDL). EDL yang didirikan tahun 2009 itu adalah organisasi rasis di Inggris, semacam kelompok ultra ekstrem Ku Klux Klan di Amerika. Organisasi yang hanya beranggotakan orang kulit putih ini dikenal karena anti Islam dan kaum Muslimin.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.