Inilah Neraka yang Dijanjikan Trump

Inilah Neraka yang Dijanjikan Trump
Inilah Neraka yang Dijanjikan Trump / Apu Gomes (Getty Images)

Sejak Selasa (7/1/2025) lalu, kebakaran melanda kawasan Los Angeles, Amerika Serikat (AS). Kebakaran itu kian meluas hingga diklaim cakupannya kini lebih luas dari luas wilayah Kota San Fransisco. Dampaknya pun besar. Berdasarkan data terbaru pada Ahad waktu AS, kebakaran tersebut menewaskan 24 orang, menghancurkan 12.000 bangunan, dan diperkirakan jumlah korban tersebut akan terus bertambah. Sebab, pejabat pemadam kebakaran setempat belum bisa memrediksi kapan bencana kebakaran itu akan berakhir.

Yang pasti, kegagalan dan manajemen buruk pemerintah AS dalam mengendalikan kebakaran hutan yang dahsyat di Los Angeles itu telah menyebabkan kerugian besar. Hal itu melambangkan kelemahan struktural dan eksekutif serta kurangnya koordinasi di antara berbagai bagian federal dan negara bagian dalam pemerintahan Amerika Serikat.

Bencana kebakaran itu pun telah menyebabkan kerugian senilai antara 135 hingga 150 miliar dolar. Hal itu telah menunjukkan aspek-aspek penting kegagalan pemerintah AS dalam menangani krisis.

Kebakaran Los Angeles juga telah menjadi salah satu bencana termahal dalam sejarah AS, dengan perkiraan kerugian telah melampaui USD 135 miliar (lebih dari 2.185 triliun Rupiah). Angka ini jauh lebih besar dari bantuan AS kepada penjajah Israel selama genosida yang mengancurkan Jalur Gaza, Palestina, yaitu USD 17,95 miliar (lebih dari 290 triliun Rupiah).

Mengapa Amerika Memaksakan Gencatan Senjata di Lebanon?
Amerika Serikat berhasil memaksakan berlakunya gencatan senjata di Lebanon antara Israel dan Hizbullah. Kesepakatan ini hanya menguntungkan kedua belah pihak dalam jangka pendek.

Telan Kerugian Besar, AS Tetap Ngotot Bantu Penjajah

Sementara kebakaran hutan itu membawa malapetaka di dalam negeri, pemerintah AS masih memrioritaskan bantuan keuangan dan militer yang signifikan untuk Israel. Sejak 7 Oktober 2023, AS telah mengalokasikan USD 17,9 miliar (sekitar 290 triliun Rupiah) dalam bentuk bantuan militer untuk penjajah Israel, sebagaimana dilaporkan oleh Watson Institute for International and Public Affairs di Brown University. Bantuan ini mencakup USD 6,8 miliar untuk Pembiayaan Militer Asing; USD 5,7 miliar untuk sistem pertahanan rudal semisal Iron Beam; USD 1 miliar untuk persenjataan berat; dan USD 4,4 miliar untuk mengisi kembali persediaan senjata AS yang dipindahkan ke Israel. Secara khusus, penjajah Israel diizinkan untuk mengalokasikan 25% dari bantuan itu untuk industri senjata dalam negerinya, sebuah hak istimewa yang tidak diberikan kepada sekutu-sekutu AS lainnya.

Memrioritaskan bantuan kepada penjajah untuk melangsungkan aksi kejinya di atas masalah domestik yang mendesak ini menyoroti sebuah gambaran yang memrihatinkan. Tanggapan pemerintah AS terhadap kebakaran juga tampak kurang memadai, dengan sumber daya dan upaya pemadaman kebakaran yang kesulitan menghadapi skala bencana. Sementara itu, AS terus memerkuat kehadiran militernya di Palestina, menambah jumlah pasukan dari 34.000 menjadi 50.000 dan mengalokasikan dana sebesar USD 4,86 miliar untuk operasi di wilayah tersebut. Fokus pada konflik internasional, terutama genosida yang sedang berlangsung di Gaza, sangat kontras dengan kebutuhan mendesak warga Amerika yang sedang menghadapi krisis domestik.

Membuktikan abainya pemerintah AS untuk mengatasi masalah dalam negrinya

Bencana di Los Angeles dan sekitarnya mencerminkan pola pengabaian masalah domestik yang luar biasa. Meski pun merupakan negara terkaya di dunia, AS sering kali gagal menangani tantangan internalnya secara efisien, terutama dalam hal mitigasi dan penanganan bencana alam.

Sementara itu, dukungan yang konsisten dan tak tergoyahkan untuk penjajah Israel, meski pun konflik di Gaza mengakibatkan banyak korban jiwa dan krisis kemanusiaan yang parah, memunculkan pertanyaan tentang prioritas negara tersebut. Sejak genosida dimulai pada Oktober dua tahun lalu, lebih dari 46.000 warga Palestina syahid, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak, sementara sebagian besar wilayah Gaza masih hancur akibat kebrutalan yang dilakukan oleh penjajah Israel dengan sokongan dari AS.

Agen CIA Ditangkap, Bocorkan Rencana Intelijen AS-Israel
Seorang agen intelijen Amerika Serikat ditangkap di Kamboja atas tuduhan membocorkan informasi rahasia terkait rencana strategis Israel terhadap Iran.

Hukuman untuk Pendukung Genosida

Di dalam sebuah konferensi pers, Pejabat Pemadam Kebakaran California, Todd Hopkins, mengatakan bahwa meski pun 11 persen dari Kebakaran Palisades telah berhasil diatasi, namun kebakaran tersebut telah menghanguskan lebih dari 22.000 hektare lahan serta menghancurkan lebih dari 12.000 bangunan.

Salah satu yang menjadi perbincangan di media sosial adalah kondisi yang dialami artis-artis Hollywood yang sebelumnya gencar menyuarakan dukungan terhadap genosida yang dilakukan oleh penjajah Israel. Salah satunya adalah aktor senior James Woods. Selain James Woods, artis yang mendukung genosida terhadap Gaza adalah Mandy Moore, Jamie Lee Curtis.

James Woods menangis setelah rumahnya hancur akibat kebakaran dahsyat di Los Angeles. Tangisan Woods itu justru dicibir karena dia sebelumnya mendukung penjajah Israel menghancurkan Jalur Gaza, Palestina.

Aktor Amerika, James Woods, setelah rumahnya terbakar dalam kebakaran yang terjadi di Los Angeles, secara praktis turut merasakan kesedihan dan kepedihan warga Palestina di Gaza, yang ia serukan untuk membunuh mereka semua demi mendukung penjajah Zionis,” tulis kolumnis dan blogger Arab, Abdulla Alamadi, di akun X miliknya.

Siapa pun yang melakukan ketidakadilan atau menyerukannya, Tuhan pasti akan menghukumnya cepat atau lambat. Keadilan Ilahi hanya dapat dipahami oleh mereka yang memiliki sedikit iman di dalam hati mereka,” lanjutnya.

Imam dan aktivis terkemuka AS, Omar Suleiman, juga berkomentar di X. “Berdoa agar Tuhan melindungi nyawa dan harta benda orang-orang tak bersalah di Los Angeles dan sekitarnya. Namun, tak bisa mengabaikan hal ini. Orang-orang Gaza terus dimusnahkan oleh mereka yang kejam di pusat kekuasaan, dengan dukungan dari mereka yang keji dan merasa tak terkalahkan di mansion-mansion mereka,” katanya.

Meski Ada Keraguan dalam Proses Putusan, “Khalifah” Williams Dieksekusi Mati Pemerintah AS
Pernyataan terakhir Williams sebelum dieksekusi adalah, “All praise be to Allah in every situation!” (Segala Puji bagi Allah dalam Setiap Keadaan).

Inilah neraka yang dijanjikan Trump

Bencana kebakaran di Los Angeles itu seakan menjadi jawaban atas sikap pongah Donald Trump. Kesombongan Donald Trump yang mengancam akan menjadikan Gaza sebagai neraka (api) seakan Allah balas secara kontan lewat bencana dahsyat di dalam negerinya, di Los Angeles.

Sebelumnya, Presiden terpilih AS Donald Trump melontarkan peringatan keras. “Dan itu tidak akan baik bagi Hamas dan terus terang tidak akan baik bagi siapa pun,” kata Trump dalam konferensi pers di klubnya Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida, pada Selasa lalu.

Kami ingin mendapatkan kembali para sandera itu untuk Israel dan untuk kami,” lanjut Trump.

Anda tahu, kami memang memiliki orang-orang yang disandera,” sambung dia.

Dan saya akan mengatakannya lagi, jika kesepakatan ini tidak dilakukan dengan orang-orang yang mewakili negara kami, sebelum saya menjabat, semua neraka akan terjadi,” imbuh Trump.

Trump tidak menyebutkan tindakan apa yang akan diambilnya jika para sandera Israel tidak dibebaskan Hamas.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.