Ini adalah sedikit refleksi dari perjalanan yang aku lalui sehari-hari. Perjalanan saat baru pergi untuk memulai rutinitas, ataupun perjalanan pulang menjelang malam – saat mana lelah telah bertumpuk seusai melakukan aktifitas seharian. Perjalanan sehari-hari dengan menggunakan Transjakarta.
Ada sesuatu yang selalu aku rindukan dari sensasi berkendara menggunakan Transjakarta. Khususnya di malam hari. Duduk -- atau tak jarang harus berdiri -- di dekat jendela, sambil memandangi lampu-lampu kota yang berpendar, orang-orang yang lalu lalang di jalan, dan padatnya kendaraan lain yang saling melaju cepat. Rasanya ada ketenangan tersendiri dalam hiruk pikuk itu. Seperti Jakarta yang sedang bercerita tentang perjuangan hidup para penghuninya.
Aku menyadari bahwa di setiap perjalanan selalu ada pelajaran yang bisa diambil. Apalagi, Jakarta adalah kota yang tidak pernah tidur. Tempat di mana orang-orang berjuang dan berlomba dengan waktu demi masa depan yang lebih baik. Setiap wajah yang kulihat di sepanjang perjalanan adalah kisah tentang perjuangan. Dan aku pun termasuk di dalamnya.

Di tengah manusia-manusia pejuang yang sama-sama lelah setelah seharian bekerja atau sekolah, aku menjadi sadar bahwa ternyata hidup itu memang tidak mudah. Butuh perjuangan di setiap fase-nya. Butuh fisik dan mental yang kuat, apa pun peran yang sedang kita jalani. Harus bisa survive di dunia yang semakin "gila" ini.
Aku tidak sendirian, ternyata. Jutaan ragam manusia yang kutemui di sepanjang perjalanan, adalah manusia-manusia hebat yang juga sedang berjuang demi masa depan mereka. Di antara lelah dan segala tantangan itu, ada kebersamaan yang menyatukan kita semua -- bahwa kita sama-sama sedang bertahan dan berjuang, demi secercah harap dan mimpi yang kita miliki.
Di sela-sela perjalanan itu, aku juga belajar untuk lebih banyak men-tadabburi alam. Bumi Jakarta yang sempit ini telah diciptakan-Nya dengan begitu cantik dan penuh warna. Jalanan kota yang gemerlap, gedung-gedung yang tinggi menjulang, semuanya mengingatkanku bahwa dunia ini begitu luas, dan kita hanya bagian kecil dari skenario besar yang telah Allah atur dengan sempurna.
Jakarta, dengan segala kemewahan dan kekurangannya, tetaplah tempat di mana banyak kisah berharga terukir. Dan pada akhirnya, apa pun kekurangan serta masalah yang ada di kota ini, semuanya membuatku tetap bersyukur bisa menjadi salah satu dari banyak manusia yang menghirup udara Jakarta. Kota metropolitan yang kini telah menjadi "mantan" ibukota. Sebab, jika tidak, aku tak kan bisa mengenal manusia-manusia baik hati yang hadir di hidupku dengan segala keunikannya.
Termasuk dirimu...
Karena setiap perjalanan, entah jauh atau dekat, selalu punya makna. Dan terkadang, yang membuatnya lebih berharga bukan hanya tempat yang kita tuju, tetapi dengan siapa kita berbagi kisah di sepanjang perjalanan itu.

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!