Pada Oktober yang kacau itu, Ustadz Zainuddin seorang guru ngaji di Desa Dermo, Kecamatan Ploso, Kediri masuk dalam daftar target PKI yang harus dibunuh. Dalam pelariannya, Ustadz Zainuddin menyelinap masuk rumah penduduk yang ia kenal untuk bersembunyi. Sayangnya, ada salah satu PKI yang melihatnya. Rumah digedor serta diancam akan dibakar.
Mendengar ancaman banal itu, Ustadz Zainuddin terpaksa keluar, meskipun hatinya didera ketakutan yang luar biasa. Ustadz Zainuddin ditangkap, diseret sambil terus disiksa. Sambil terus menyeret tubuh ustadz Zainuddin, PKI-PKI itu sembari menyayat satu persatu anggota tubuhnya.
Pertama, PKI-PKI itu memotong jari Ustadz Zainuddin satu persatu. Darah berceceran. Kondisi sangat mencekam. Setelah jari ustadz Zainuddin hilang, tangan dan kakinya satu per satu mereka potong. Dada dan perutnya disayat-sayat, dimutilasi satu persatu hingga akhirnya roboh. Potongan anggota tubuh Ustadz Zainuddin yang sudah dimutilasi itu disebar di depan rumah warga yang hendak melindungi tadi.
Ini adalah sepenggal kisah kekejaman PKI yang dituturkan oleh saksi mata, Muram Muhammad Ibrahim Rais dalam buku “Banjir Darah, Kisah Nyata Aksi PKI terhadap, Kyai, Santri, dan Kaum Muslimin”.
59 tahun sudah kejadian muram itu menusuk ibu pertiwi. Sejarah kelam ini bukan untuk memupuk dendam diantara anak bangsa. Tapi agar bangsa ini tidak lupa dengan sejarahnya. Agar generasi muda paham betapa kemerdekaan ini diwariskan dengan pengorbanan dan darah.
Jangan sekali-kali melupakan sejarah!
Ikuti juga konten lainnya di sosial media kami:
Instagram: https://www.instagram.com/mediasabili
Fanspage: https://www.facebook.com/mediasabili
YouTube: https://www.youtube.com/@mediasabili