Kastrat LDK Al-Fatih LIPIA : Kosongnya Role Model dalam Kehidupan Penyebab Hilangnya Nyawa
Penjelasan konsep agama secara tersurat sangat diperlukan saat ini, tujuannya agar pemahaman agama ini tidak dicampuradukkan dengan kebudayaan.
Kebalikannya, para sahabat Nabi memiliki pemahaman tentang konsep agama dengan baik, bisa menempatkan agama dan kebudayaan secara proposional.
Konsep “Agama dan Moralitas” menjadi tema Kajian Strategis (Kastrat) kedua, diadakan oleh Departemen Kajian dan Keilmuan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al Fatih LIPIA pada hari Ahad, (17/9/2023). Berlokasi di Markaz Dakwah LDK Al-Fatih LIPIA, Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Khayrurrijal, M. Phil datang sebagai pemantik selama kegiatan ini berlangsung.
Menukil perkataan Syed Muhammad Nuqaib Al-Attas dalam karyanya “Islam dan Secularism” memaknai konsep agama ini dengan sebuah konsep kerajaan. Dimana agama adalah sebab berdirinya Kerajaan tersebut, menyebabkan rakyatnya menyerahkan dirinya secara utuh untuk melakukan pelayanan sesuai permintaan rajanya (ibadah).
Cara berperilaku beragama ini yang akan mengembalikan manusia kepada fitrahnya yang lebih cenderung kepada keadilan.
Baca Juga : Kajian Strategis LDK Al Fatih LIPIA Kabinet Progresif : Islam & Sekulerisme
Magister Filsafat RZS- CASIS Universiti Teknologi Malaysia ini menambahkan “Seorang Muslim yang memiliki akhlak, bahasa dan keilmuan yang benar akan menjadi benteng/pelindung pada pemahaman agama”.
Selanjutnya, Direktur Kurikulum NuuN Institut itu menjabarkan bahwa Orang Barat mengalami krisis identitas yang menyebabkan mereka melakukan tindakan bunuh diri. Krisis identitas ini terjadi, karena mereka yang tidak memiliki role model dalam hidup.
Hans Kung atas permintaan Global Ethic Foundation mengadakan perkumpulan dengan para pakar untuk meneliti tentang model manusia yang bisa dijadikan model abad sekarang.
Hasil dari penelitian itu menunjukkan pada sifat 4 wajib yang dimiliki Rasulullah, yaitu shiddiq (jujur), Amanah (Dapat dipercaya), Tabligh (Menyampaikan), dan Fathanah (Cerdas).
Oleh sebab itu, apabila kita ingin menjadi manusia yang baik, cukup dengan mengikuti akhlak Rasulullah ﷺ. Karena beliau adalah role model yang bisa diikuti oleh segala umur dan gender.
Di akhir kajian, Lulusan Universitas Indonesia (UI) jurusan Filsafat itu menjelaskan bahwa, “Hubungan manusia akan menjadi lebih baik, sejalan dengan baiknya hubungan kita kepada Allah.”