Peristiwa Thufan Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 lalu membuka mata seluruh masyarakat internasional. Kebejatan demi kebejatan yang dilakukan Penjajah Israel berseliweran diekspose media sosial. Mulai dari pembantaian penduduk Palestina yang tidak bersalah, pembohongan publik dengan klaim keamanan suatu wilayah, hingga penyerangan terhadap para jurnalis serta staf medis untuk membungkam media dan mengintimidasi rakyat Palestina.
Di antara sebagian besar infrastruktur medis yang terkena serangan penjajah Israel, Rumah Sakit Kamal Adwan yang terletak di Jalur Gaza Utara pun terdampak. Pada 5 Oktober 2024, pasukan Penjajah Israel melakukan pengepungan di rumah sakit itu. Kendati ada perintah evakuasi dan tindakan intimidasi yang dilancarkan penjajah, Hussam Abu Safiya (Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan) dan beberapa staf medis perawat tak menggubris. Mereka lebih memilih untuk tetap melakukan tugas dan terus membantu para korban serangan Penjajah Israel.
Pada 24 November 2024, Hussam terluka akibat serangan drone milik penjajah saat baru saja keluar dari ruang operasi. “Saya terluka akibat 6 pecahan peluru yang menembus paha, hingga mengakibatkan pembuluh darah dan arteri robek,” tutur Hussam Abu Safiya.
Pada 27 Desember 2024, Penjajah Israel melakukan penyerbuan ke rumah sakit, dan menangkap Hussam. Menurut Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza, Munir Al-Bursh, Penjajah Israel telah menipu staf medis. Mereka berbohong dengan mengatakan akan membawa pergi tenaga medis ke rumah sakit Indonesia, namun ujungnya adalah penangkapan, termasuk terhadap Hussam Abu Safiya.
Munir mengonfirmasi, Hussam dipukuli habis-habisan dengan pentungan dan tongkat oleh pasukan Penjajah Israel. Mereka melucuti pakaiannya dan mendandani dia seperti tahanan.
Respon Keluarga Abu Safiya
Penangkapan Hussam membuat keluarganya khawatir. Keluarga Hussam Abu Safiya mengatakan, mereka khawatir akan nasib Hussam, setelah ada laporan bahwa ia menjadi sasaran penyiksaan kejam oleh pasukan pendudukan Israel.
Kepada Al Jazeera Mubasher, saudara laki-laki Hossam, Muwaffaq Abu Safiya, mengatakan, keluarganya tengah mencoba berkomunikasi dengan sejumlah pengacara untuk membebaskan tahanan dan mengorek informasi apa pun tentang nasib saudara laki-lakinya.
Muwaffaq menambahkan, mereka mendapatkan informasi dari tahanan yang dibebaskan, bahwa Dr. Hossam Abu Safiya berada di penjara “Sidi Timan” di Negev. Itu adalah salah satu penjara terkejam. Di sana, dia disiksa dengan sadis, hingga memengaruhi kesehatannya.
Dia heran, bagaimana mungkin saudara laki-lakinya ditangkap, padahal hanya seorang dokter. “Hussam hanya menjalankan perannya sebagai dokter dan tidak ada hubungannya dengan hal lain,” kata Muwaffaq.
(Sumber: Al Jazeera)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!