Keluarga sandera dari Israel yang ditahan di Jalur Gaza menyampaikan kecaman keras terhadap Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu, pada Kamis (12/9/2024). Netanyahu dianggap bertanggung jawab dalam merusak perjanjian pertukaran sandera dengan Hamas. Mereka pun memperingatkan akan meningkatkan aksi demonstrasi hingga keluarga mereka yang masih ditahan itu dikembalikan.
Hingga saat ini, Israel telah menahan sekitar 9.500 warga Palestina di penjara-penjaranya. Sementara itu, di Jalur Gaza, terdapat sekitar 101 sandera Israel, yang menurut Hamas, puluhan di antaranya telah tewas akibat serangan membabi-buta oleh pasukan Israel.
Di dalam pernyataannya pada Kamis (12/9/2024), Netanyahu mengakui kegagalannya dalam mencapai kesepakatan dengan Hamas. Padahal, di hari sebelumnya, Rabu (11/9/2024), Hamas menegaskan kesiapan mereka untuk menjalankan kesepakatan yang dicapai pada Juli lalu. Hamas menyatakan bahwa Netanyahu juga mengingkari kesepakatan yang telah diumumkan oleh Presiden AS, Joe Biden, akhir Mei, serta berusaha menambahkan persyaratan baru yang tidak dapat diterima.
Di dalam tanggapannya, keluarga para tahanan mengungkapkan kemarahan mereka melalui platform media sosial "X". Mereka menyatakan, “Sangat disayangkan bahwa Perdana Menteri terus mengabaikan kesepakatan pertukaran tahanan, padahal seharusnya dia menjalankan tugasnya untuk membawa pulang semua sandera yang diculik,” ungkap salah satu keluarga sandera.
Mereka menambahkan, pemerintah Israel bertanggung jawab atas warga negaranya. “Tanggung jawab untuk membawa pulang 101 tahanan yang telah ditahan Hamas selama 342 hari sepenuhnya berada di tangan pemerintah Israel. Netanyahu dan seluruh kabinetnya harus memikul tanggung jawab atas pengabaian terus-menerus terhadap warga negaranya yang menderita dan tewas dalam penawanan,” tegasnya.
Keluarga para sandera juga menegaskan, pendekatan militer selama ini tidak membuahkan hasil dan hanya membahayakan nyawa para sandera. Mereka menyatakan bahwa satu-satunya jalan keluar yang aman adalah melalui kesepakatan dan gencatan senjata. Oleh karena itu, mereka bersumpah akan meningkatkan aksi demonstrasi di jalan-jalan hingga seluruh tahanan kembali ke rumah.
Di sisi lain, para perunding dan oposisi politik Israel juga menyatakan bahwa persyaratan baru yang diajukan Netanyahu justru memperburuk situasi dan mengancam keselamatan para sandera. Netanyahu terus bersikeras mempertahankan pasukannya di beberapa wilayah penting, semisal koridor Netzarim, penyeberangan Rafah, dan poros Philadelphia yang berbatasan dengan Mesir. Sementara itu, Hamas tetap menuntut penarikan total tentara Israel dari wilayah Gaza.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!