Kepemimpinan yang Tulus dan Berdedikasi, Pelajaran Penting dari KH Ahmad Dahlan

Kepemimpinan yang Tulus dan Berdedikasi, Pelajaran Penting dari KH Ahmad Dahlan
Kepemimpinan yang Tulus dan Berdedikasi, Pelajaran Penting dari KH Ahmad Dahlan / Foto Istimewa

Nama Kiai Haji Ahmad Dahlan tentu sangatlah familiar di benak masyarakat Indonesia. Pendiri Muhammadiyah yang wafat 102 tahun yang lalu, tepatnya 23 Februari 1923, itu tercatat memiliki andil besar dalam perkembangan dakwah di tanah air, khususnya di dunia pendidikan, kesehatan, dan keagamaan. Atas berbagai kontribusi serta keteladanan berharga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ia ditahbiskan sebagai Pahlawan Nasional.

Di antara pelajaran penting yang diwariskan Kiai Ahmad Dahlan adalah tentang keteladanan kepemimpinan. KH Ahmad Dahlan adalah sosok yang menjadi contoh tentang kepemimpinan yang tulus dan berdedikasi tinggi. Hal itu ia tunjukkan dengan selalu bekerja keras untuk memajukan masyarakatnya. Selain itu, ia juga mengutamakan kepentingan kolektif di atas kepentingan pribadi. Juga senantiasa mengambil inisiatif untuk bisa memerbaiki kondisi sosial di lingkungannya.

Sebagai pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan memberikan kontribusi besar bagi perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan di Indonesia. Sebab, Muhammadiyah yang ia dirikan lantas berkembang menjadi organisasi besar yang berfokus pada pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Sumbangsih terbesar KH Ahmad Dahlan dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan adalah karena ia menekankan pentingnya pendidikan sebagai sarana untuk membebaskan diri dari ketidak taatan dan kemiskinan. Pelajaran dari Kiai Dahlan adalah bahwa ilmu pengetahuan merupakan kunci untuk meningkatkan kualitas hidup.

Kiai Ahmad Dahlan juga mewariskan pelajaran penting tentang keteguhan iman. Ia adalah seorang pemimpin agama yang kuat, yang selalu memberikan pelajaran tentang pentingnya memiliki keyakinan yang kokoh dalam agama dan nilai-nilai moral. Menurut Kiai Dahlan, iman yang kuat adalah landasan untuk menjalani kehidupan yang baik sekaligus bermanfaat untuk sesama.

Baca Juga :

KH Ahmad Dahlan Sang Pendidik
Saat membahas tentang tokoh nasional yang berpengaruh besar dalam dunia Pendidikan Indonesia, ada nama yang tak boleh lupa kita sebut selain Ki Hajar Dewantara. Ia adalah KH Ahmad Dahlan. Rasanya tak akan ada yang keberatan jika pendiri Muhammadiyah ini disebut sangat peduli pendidikan Indonesia.

Perjalanan hidup KH Ahmad Dahlan juga memberikan pelajaran penting tentang menjaga semangat untuk berwirausaha. Semangat kewirausahaan itu ia tularkan melalui pendirian berbagai lembaga semisal sekolah, rumah sakit, dan majalah. Lewat berbagai lembaga itu, ia menunjukkan kemampuan dalam berwirausaha untuk kepentingan umum.

KH Ahmad Dahlan juga selalu menunjukkan kepedulian sosial kepada siapa saja yang membutuhkan. Ia membantu kalangan yang kekurangan secara ekonomi dan berusaha untuk mengurangi penderitaan masyarakat. Hal ini mengajarkan kita tentang pentingnya berbagi dan membantu sesama.

Satu hal yang lain, Ahmad Dahlan selalu menginginkan ada pembaruan terhadap cara berpikir maupun beramal masyarakat, namun tetap sesuai dengan tuntunan agama Islam. Ia ingin mengajak umat Islam di Indonesia untuk hidup sesuai dengan tuntunan yang ada dalam Al Qur’an maupun Hadits. Sehingga, Ahmad Dahlan menegaskan bahwa sejak awal berdiri, Muhammadiyah bukanlah organisasi yang memiliki sifat politik, akan tetapi bersifat sosial serta bergerak dalam bidang pendidikan.

Buah Diskusi

KH Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868, dengan nama Muhammad Darwis. Di usia 15 tahun, Muhammad Darwis pergi menunaikan ibadah haji lalu tinggal menetap di Makkah selama lima tahun. Selama itu, ia berinteraksi dengan pemikiran para pembaharu Islam, antara lain Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Al Afghani, hingga Ibnu Taimiyah. Sepulang dari Makkah tahun 1888, Muhammad Darwis mengganti namanya menjadi Ahmad Dahlan.

Resminya, KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di Kampung Kauman, Yogyakarta, 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau 18 November 1912 Masehi. Ketika itu, KH Ahmad Dahlan adalah pegawai di Keraton Yogyakarta. Jabatannya adalah khatib di Masjid Kauman, Keraton Yogyakarta. Selain itu, KH Ahmad Dahlan juga berprofesi sebagai pedagang.

Gagasan mendirikan Muhammadiyah dan menjadikan ia sebuah organisasi adalah buah diskusi KH Ahmad Dahlan dengan rekan-rekannya dari organisasi pergerakan nasional Boedi Oetomo. Di antaranya adalah R Budiharjo dan R Sosrosugondo. Nama “Muhammadiyah” sendiri diusulkan oleh Muhammad Sangidu, kerabat dan sahabat KH Ahmad Dahlan yang juga seorang penghulu di Keraton Yogyakarta. Setelah melakukan shalat istikharah, KH Ahmad Dahlan memutuskan memberikan nama “Muhammadiyah” untuk persarikatan yang ia dirikan itu. Sejak tahun 1912 sampai tahun 1922, KH Ahmad Dahlan memimpin Muhammadiyah.

Baca Juga :

KH Hasyim Asy’ari, Ulama Pejuang yang Rindu Persatuan Ummat Islam
Ikuti juga konten lainnya di sosial media kami: Instagram: https://www.instagram.com/mediasabili Fanspage: https://www.facebook.com/mediasabili YouTube: https://www.youtube.com/@mediasabili Telegram : https://s.id/telegramsabili

Awalnya, Muhammadiyah berdiri sebagai muara dari kegelisahan KH Ahmad Dahlan melihat kondisi Muslim di Indonesia saat itu. Ketika itu, kaum muslim di sekitar KH Ahmad Dahlan masih banyak melakukan hal-hal yang bersifat klenik dan mistis. Bercampurnya ajaran Islam dengan unsur klenik dan mistik di dalam praktik hidup kaum muslim waktu itu lantas menggerakkan hati Kiai Dahlan untuk mengajak dan membawa mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya, yaitu berdasarkan Al Qur’an dan Hadits.

Di antara kesibukan sebagai khatib dan pedagang, KH Ahmad Dahlan mulai menjalankan dakwah dan mengajarkan ilmu-ilmu agama. Tempatnya di rumahnya di Kauman. Awalnya, masyarakat menolak ajaran dalam dakwah yang disebarkan Kiai Dahlan. Namun, ketekunan dan kesabaran Kiai Dahlan membuat ajaran tersebut akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesi Kiai Dahlan sebagai pedagang juga memungkinkan ia bertemu dan berbincang dengan banyak orang, sehingga sangat mendukung kegiatannya dalam berdakwah.

Lewat jalan itu, Kiai Ahmad Dahlan kian menyebarkan ajarannya. Mulai dari kampungnya, tak lama kemudian ajakan dia menyebar ke luar Kampung Kauman. Berlanjut ke luar daerah. Bahkan ke luar Pulau Jawa. Selanjutnya, Kiai Ahmad Dahlan pun mendirikan Persarikatan Muhammadiyah sebagai wadah untuk mengorganisasikan kegiatan dakwah tersebut.

Sumbangsih untuk Pendidikan

Kini, organisasi Muhammadiyah telah ada di seluruh pelosok tanah air. Keberadaan Muhammadiyah telah tersebar di seluruh 34 provinsi di Indonesia saat ini. Muhammadiyah pun kini merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yang telah turut berperan dalam membangun pendidikan nasional. Bahkan, rasanya kita tidak bisa bicara tentang dunia pendidikan di Indonesia tanpa menyebut nama Muhammadiyah. Sebab, faktanya telah ada ribuan sekolah yang didirikan dan dioperasikan oleh Muhammadiyah di usianya yang kini telah lebih dari satu abad.

Sesungguhnya, Sekolah Muhammadiyah telah ada sejak organisasi Muhammadiyah sendiri belum resmi berdiri. Sebab, munculnya sekolah Muhammadiyah dapat dihitung sejak KH Ahmad Dahlan pertama kali mendirikan “Sekolah Agama Modern” bernama Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah (MIDI), pada 1 Desember 1911.

Setelah lebih dari satu abad, sudah ribuan sekolah dibangun Muhammadiyah. Menekankan pada pendidikan agama, kurikulum yang diusung Muhammadiyah di sekolah-sekolah mereka berbeda dari sekolah kebanyakan. Khususnya sekolah negeri.

Baca Juga :

Buya Hamka: Menulis dengan Hati, Berdakwah Melawan Tirani
Buya Hamka adalah seorang penulis yang produktif dan tajam menyampaikan pemikirannya. Sebagai pemimpin Muhammadiyah, Hamka menegakkan Islam berlandaskan Al Qur’an dan Sunnah. Sebagai Ketua Umum MUI yang pertama, ia berdiri tegak di atas keyakinan yang kokoh.

Seperti dilansir dikdasmenppmuhammadiyah.org, saat ini jumlah Sekolah Muhammadiyah adalah 7.957 sekolah yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Jumlah itu meliputi 4.623 TK/TPQ; 1.094 SD; 1.128 SMP; 558 SMA; dan 554 SMK. Selain itu, Muhammadiyah juga memiliki jenjang pendidikan perguruan tinggi. Dikutip dari umco.ac.id, saat ini terdapat 171 Perguruan Tinggi Muhammadiyah-'Aisyiyah (PTMA), yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia, bahkan ada yang di luar negeri.

Lebih dari Seratus Rumah Sakit

Bukan hanya pendidikan. Di Indonesia, Muhammadiyah juga berperan penting dalam menjaga kesehatan masyarakat. Wujudnya adalah dengan mendirikan rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan untuk masyarakat. Muhammadiyah juga berupaya menggerakkan umat untuk hidup sehat.

Menurut umy.ac.id, sekarang Muhammadiyah telah memiliki 105 rumah sakit di Indonesia. Rumah Sakit Muhammadiyah tersebut dinamakan Rumah Sakit Pembinaan Kesejahteraan Umat (RS PKU) Muhammadiyah. Di awal didirikan, RS PKU Muhammadiyah merupakan sebuah klinik sederhana dengan nama PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem). Maksud awal pendiriannya adalah menyediakan pelayanan kesehatan bagi kaum dhuafa.

KH Sudja’ adalah tokoh di balik layar lahirnya RS PKU Muhammadiyah. Bermula dari cita-cita KH Sudja’ untuk membangun fasilitas kesehatan bagi pemuliaan martabat manusia. Pada 1938, KH Sudja’ menginisiasi berdirinya klinik PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem). Klinik itu terus berkembang dari masa ke masa, hingga sekarang Muhammadiyah telah memiliki 105 rumah sakit. KH Sudja’ sendiri bersama H Zaini, Ki Bagus Hadikusumo, dan KH Fakhruddin, adalah empat tokoh yang menjadi generasi pertama Persarikatan Muhammadiyah yang ikut berjuang bersama KH Ahmad Dahlan.

Pada 23 Februari 1923, KH Ahmad Dahlan wafat. Ia dimakamkan di pemakaman Karangkajen di Yogyakarta. Melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 657 Tahun 1961, KH Ahmad Dahlan digelari Pahlawan Nasional. Istrinya, Siti Walidah atau Nyai Ahmad Dahlan, juga dinobatkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 042/TK/1971. Hingga kini, keteladanan KH Ahmad Dahlan terus berlanjut. Termasuk keteladanannya tentang kepemimpinan yang tulus dan berdedikasi tinggi.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.