Ketua Koalisi Perempuan Indonesia Peduli Al-Aqsa (KPIPA), Nurjanah Hulwani, menyerukan negara-negara Asia Pasifik untuk bersatu mendukung Palestina merdeka. Ia menyampaikan seruan itu di hadapan peserta Konferensi Asia Pasifik untuk Palestina, di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Sabtu (8/11/2025).
"Kerja kepalestinaan ada yang bersifat pribadi, di mana setiap individu memerjuangkan Palestina di profesi masing-masing. Dalam hal ini, semua orang diharapkan berbondong-bondong menyuarakan Palestina. Ada pula yang bersifat kolektif. Kita yang merupakan bagian dari Asia Pasifik harus menjadi pemantik agar negara di sekitar mau bergerak," seru Nurjanah.
Konferensi Asia Pasifik untuk Palestina itu dilaksanakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI selama dua hari, pada Jumat dan Sabtu (7-8/11/2025). Mengangkat tajuk "Penguatan Aliansi untuk Bela Palestina", konferensi tersebut juga berisi diskusi panel yang diisi oleh tokoh-tokoh dari Indonesia, Australia, Selandia Baru, Jepang, Korea, Maldives, Malaysia, dan Singapura. Dari Indonesia, hadir di antaranya Dr. Hidayat Nur Wahid, Dr. Mardani Ali Sera, Prof. Din Syamsuddin, Prof. Makarim Wibisono, Prof. Sudarnoto Abdul Hakim, KH Anwar Iskandar, Dr. Amirsyah Tambunan, Bunyan Saptomo, Nurjanah Hulwani, Dr. Maimon Herawati, Ikang Fawzi, dan lain-lain.

Di kesempatan itu, Nurjanah mengingatkan pula bahwa kejahatan Israel di Palestina sudah terjadi sejak tahun 1948. Puncaknya dilakukan sejak setelah 7 Oktober 2023. Kata Nurjanah, hal ini bukan hanya terjadi di Gaza. Sasaran Israel itu meliputi Gaza, Tepi Barat, Al-Quds, tahanan, hingga pengungsi yang angkanya mendekati 7 juta jiwa dan tersebar di seluruh dunia.
"Lihat data kehancuran yang diakibatkan oleh 200.000 ton bahan peledak yang diluncurkan sebanyak 136 kali. Lalu ada 260.000 ton sampah yang masih berserakan di Gaza," paparnya.
Nurjanah lantas menyebut, peran perempuan tidak bisa diabaikan dalam merespons penderitaan rakyat Palestina. Tidak cukup hanya mengeluarkan air mata karena sedih dan empati. Menurut dia, semua orang harus merasa terpanggil, baik sebagai manusia yang memiliki kemanusiaan maupun sebagai muslim yang memiliki ikatan akidah.
Ia mengakui, belum banyak gerakan perempuan, baik di Indonesia maupun Asia Pasifik, yang menyuarakan Palestina. Namun, ia mengajak semua pihak menghadirkan Al-Aqsa dalam diri, dalam rumah, dan bergerak terus, sebagaimana rakyat Gaza yang tak pernah berhenti berjuang.
"Satu wilayah yang punya kekuatan luar biasa hanya Gaza. Kota yang penduduknya hanya 2,1 juta jiwa itu mampu berdiri tegak melawan Amerika dan Israel," katanya.
Acara tersebut kemudian ditutup dengan pembacaan deklarasi oleh ketua panitia yang juga merupakan Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!
