Kronologi Tercapainya Kesepakatan Gencatan Senjata Pejuang Hamas dan Penjajah Israel
Pasca serentetan genosida masal yang dilakukan oleh penjajah Israel terhadap warga Palestina dalam perang "Badai Al-Aqsa" yang dimulai sejak 7 Oktober silam, berbagai usaha untuk gencatan senjata dilakukan. Hamas menegaskan sejak awal bahwa siap berunding. Namun, pihak penjajah ngotot terus berperang. Hingga akhirnya kesepakatan gencatan senjata diteken antara Hamas dengan penjajah Israel.
Beginilah kronologinya, seperti dilansir dari laman Aljazeera.com. Beberapa kejadian didasarkan pada wawancara Reuters dengan dua pejabat AS.
Sabtu, 7 Oktober 2023
- Hamas menembakkan rentetan roket secara besar-besaran ke Israel selatan, dengan sirene terdengar hingga Tel Aviv dan Beersheba.
- Hari berikutnya, media Zionis Israel melaporkan orang-orang bersenjata menangkap para tawanan di Ofakim.
- Jihad Islam Palestina mengatakan, mereka menahan tentara Israel. Akun media sosial Hamas menunjukkan rekaman yang menggambarkan tawanan dibawa ke Gaza.
- Sebuah video menunjukkan tiga pemuda yang mengenakan rompi, celana pendek, dan sandal jepit, tengah digiring melewati instalasi keamanan dengan tulisan Ibrani di dinding. Video lain menunjukkan tawanan perempuan dan tentara Israel digelandang dari kendaraan militer.
- Israel menanggapinya dengan memulai pemboman selama berminggu-minggu di Jalur Gaza.
Tanggapan diplomatis terhadap serangan 7 Oktober 2023
- Qatar, sekutu dekat AS, melakukan pembicaraan ke Gedung Putih tak lama setelah tanggal 7 Oktober, dengan membawa informasi sensitif mengenai para tawanan dan potensi pembebasan mereka. Hal itu dikatakan para pejabat kepada Reuters.
- Qatar meminta agar sebuah tim kecil, atau “sel”, dibentuk untuk menangani masalah ini secara pribadi dengan Zionis Israel.
- Upaya rahasia tersebut termasuk keterlibatan diplomatik pribadi yang tegang oleh Presiden AS Joe Biden, mengadakan sejumlah pembicaraan yang mendesak dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada minggu-minggu menjelang perjanjian tersebut.
- Sullivan (penasihat keamanan nasional) mengarahkan McGurk (utusan AS untuk Timur Tengah) dan pejabat Dewan Keamanan Nasional lainnya, Josh Geltzer, untuk membentuk tim. Hal ini dilakukan tanpa memberi tahu badan-badan AS terkait lainnya karena Qatar dan Israel menuntut kerahasiaan yang ketat dan hanya sedikit orang yang mengetahuinya, kata para pejabat.
- Menurut laporan Reuters, utusan AS untuk Timur Tengah Brett McGurk mengadakan panggilan pagi setiap hari dengan perdana menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani. Dia melapor kembali ke penasihat keamanan nasional Jake Sullivan, dan kepada Biden diberikan penjelasan setiap hari mengenai prosesnya.
Jumat, 13 Oktober 2023
- Biden mendapat gambaran awal tentang apa yang dialami para korban serangan Hamas ketika dia mengadakan pertemuan yang emosional dan panjang dengan keluarga warga negara Amerika yang disandera atau belum ditemukan.
- “Mereka mengalami penderitaan karena tidak mengetahui apa status putra, putri, suami, istri, anak-anak mereka,” katanya. “Kau tahu, itu menyayat hati. Saya meyakinkan mereka tentang komitmen pribadi saya untuk melakukan segala kemungkinan, segala kemungkinan” untuk memastikan kembalinya warga Amerika.
Baca Juga : Strategi Zionis Israel Lakukan Genosida: Bikin Rakyat Palestina Mati Kelaparan
Rabu, 18 Oktober 2023
- Biden melakukan perjalanan ke Tel Aviv untuk melakukan pembicaraan dengan Netanyahu. Pejabat tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa pembebasan tawanan adalah fokus utama diskusinya dengan Netanyahu dan kabinet perangnya, begitu pula bantuan kemanusiaan.
Jumat, 20 Oktober 2023
- Mediasi Qatar dan Mesir berujung pada pembebasan dua wanita lanjut usia Israel. Yokheved Lifshitz dan Nurit Yitzhak, juga dikenal sebagai Nurit Cooper. Menurut Hamas, mereka dibebaskan atas dasar “kemanusiaan”.
- Lifshitz yang berusia 85 tahun mengatakan dalam konferensi pers hari Selasa (24/10/2023) bahwa dia terluka selama penculikan tetapi diperlakukan dengan baik selama penawanan. Suami kedua wanita tersebut masih ditawan.
Senin, 23 Oktober 2023
- Lima hari kemudian, tim Gedung Putih membantu pembebasan dua tawanan Amerika, Natalie Raanan (17 tahun) dan ibunya, Judith (59 tahun).
- Dari luar kantornya di Sayap Barat, Sullivan, utusan AS untuk Timur Tengah McGurk, dan wakil Sullivan Jon Finer melacak secara real time perjalanan sulit para tawanan keluar dari Gaza selama beberapa jam.
- Mereka dipindahkan ke Mesir melalui penyeberangan Rafah dengan bantuan Komite Palang Merah Internasional (ICRC). Mereka bertemu dengan pasukan keamanan Zionis Israel di Mesir dan dipindahkan ke pangkalan militer di Israel untuk berkumpul kembali dengan keluarga mereka.
- Kembalinya kedua orang Amerika tersebut membuktikan bahwa kebebasan bagi para tawanan dapat diperoleh dan memberikan keyakinan kepada Biden bahwa Qatar dapat menengahi pembebasan lebih banyak orang, kata para pejabat.
- Proses intensif mulai dilakukan untuk mengeluarkan lebih banyak tawanan. Direktur CIA, Bill Burns, mulai berbicara secara rutin dengan Direktur Mossad, David Barnea.
Selasa, 24 Oktober 2023
- Israel siap melancarkan serangan darat di Gaza. Pihak AS mendapat kabar bahwa Hamas telah menyetujui parameter kesepakatan untuk membebaskan perempuan dan anak-anak, yang berarti jeda dan penundaan dalam invasi darat.
- Para pejabat AS berdebat dengan Israel apakah serangan darat harus ditunda.
- Pihak Israel berargumentasi bahwa persyaratan yang ada tidak cukup tegas untuk menunda karena tidak ada bukti kehidupan para tawanan. Hamas menyatakan mereka tidak dapat menentukan siapa yang ditahan sampai jeda pertempuran dimulai.
- Pemerintah AS dan Israel memandang posisi Hamas tidak jujur. Seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa rencana invasi Israel diadaptasi untuk mendukung jeda jika kesepakatan tercapai.
- Zionis Israel meningkatkan serangan daratnya ke Gaza tiga hari kemudian (pada Jumat, 27 Oktober 2023).
Baca Juga : Desakan Bawa Kejahatan Perang Zionis Israel ke Pengadilan Internasional Kian Mengemuka
Ahad, 30 Oktober 2023
- Menurut militer Zionis Israel, seorang tentara, Prajurit Ori Megidish, diselamatkan tanggal 30 Oktober dalam serangan darat di Gaza.
- Namun, Abu Ubaidah menyatakan bahwa tentara tersebut tidak ditahan oleh Brigade al-Qassam, dan ada kemungkinan dia ditahan oleh warga sipil atau pihak tertentu di Gaza.
Seperti Mencabut Gigi
- Selama tiga minggu berikutnya, Joe Biden terlibat dalam pembicaraan intensif ketika proposal tentang potensi pembebasan tawanan terus diperbincangkan. Tuntutan dibuat agar Hamas memberikan daftar tawanan yang ditahan, informasi identitas mereka, dan jaminan pembebasan.
- Prosesnya memakan waktu lama dan terkadang berjalan sangat lambat – komunikasi sulit dilakukan, dan pesan harus disampaikan dari Doha atau Kairo ke Gaza dan kembali lagi sebelum disampaikan ke Israel dan Amerika Serikat, menurut para pejabat.
- “Setiap langkah dalam hal ini seperti mencabut gigi,” kata seorang pejabat pada saat itu, menurut laporan CNN.
- Biden mengadakan pembicaraan telepon yang sebelumnya dirahasiakan dengan perdana menteri Qatar ketika tahapan pembebasan mulai dilakukan, kata pejabat itu kepada Reuters.
- Berdasarkan perjanjian yang mulai terbentuk, perempuan dan anak-anak yang ditawan akan dibebaskan pada tahap pertama, bersamaan dengan pembebasan tahanan Palestina dari pihak Zionis Israel.
- Israel bersikeras bahwa Hamas memastikan semua perempuan dan anak-anak ikut serta dalam fase ini. Pihak AS menyetujui dan menuntut melalui Qatar bukti kehidupan atau informasi identitas perempuan dan anak-anak yang ditahan oleh Hamas.
- Hamas mengatakan mereka bisa menjamin 50 orang pada tahap pertama namun menolak memberikan daftar rinci para tawanan.
Kamis, 9 November 2023
- Direktur CIA, Burns bertemu di Doha dengan pemimpin Qatar dan Barnea dari Mossad untuk membahas teks perjanjian yang muncul.
- Hambatan utama pada saat itu adalah Hamas belum secara jelas mengidentifikasi siapa yang ditahan.
- Tiga hari kemudian, Biden menelepon Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dan meminta untuk mengetahui nama atau informasi identitas yang jelas dari 50 tawanan tersebut, termasuk usia, jenis kelamin, dan kebangsaan.
- Tanpa informasi tersebut, kata pejabat itu kepada Reuters, tidak ada dasar untuk melanjutkan.
- Tak lama setelah seruan Biden, Hamas memberikan rincian 50 tawanan yang menurut mereka akan dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan apa pun.
Baca Juga : Dapatkah Dewan Keamanan PBB Hentikan Agresi Militer Zionis Israel di Gaza?
Selasa, 14 November 2023
- Menurut Reuters, Biden menelepon Netanyahu dan mendesaknya untuk menerima kesepakatan itu. Dan pada akhirnya Netanyahu setuju.
- McGurk menemui Netanyahu pada hari yang sama di Israel. Saat keluar dari pertemuan, Netanyahu meraih lengan McGurk dan mengatakan, “Kita membutuhkan kesepakatan ini” dan mendesak Biden untuk memanggil emir Qatar mengenai persyaratan terakhirnya, kata salah satu pejabat.
- Pembicaraan terhenti karena komunikasi menjadi sangat sulit di Gaza.
- Ketika pertemuan dilanjutkan, Biden berada di San Francisco untuk menghadiri pertemuan puncak Asia-Pasifik. Dia menelepon emir Qatar dan bekerja dengannya untuk memberikan tekanan kepada Israel dan Hamas agar mencapai kesepakatan, kata para pejabat.
Sabtu, 18 November 2023
- Utusan AS untuk Timur Tengah McGurk bertemu di Doha dengan perdana menteri Qatar. Direktur CIA Burns dihubungi setelah dia berbicara dengan Mossad. Pertemuan tersebut mengidentifikasi kesenjangan yang tersisa menuju kesepakatan.
- Perjanjian tersebut kini disusun agar perempuan dan anak-anak dapat dibebaskan pada tahap pertama, namun dengan harapan untuk pembebasan di masa depan dan bertujuan untuk membawa pulang semua tawanan ke keluarga mereka.
Ahad, 19 November 2023
- Di Kairo, McGurk bertemu dengan kepala intelijen Mesir, Abbas Kamel, di pagi hari. Kabar datang dari para pemimpin Hamas di Gaza bahwa mereka telah menerima hampir semua perjanjian yang dibuat sehari sebelumnya di Doha.
- Hanya ada satu permasalahan yang tersisa – jumlah tawanan yang akan dibebaskan pada tahap pertama dan struktur akhir dari kesepakatan untuk memberikan insentif bagi pembebasan lebih dari 50 perempuan dan anak-anak yang diketahui, kata para pejabat.
- Serangkaian pertemuan tambahan pun terjadi, dan kesepakatan akhirnya tercapai.
Rabu, 22 November 2023
- Tanggal 22 November, Israel dan Hamas menyetujui penghentian sementara perang yang memungkinkan pembebasan para tawanan.
- Sebelum pertemuan untuk membahas kesepakatan tersebut, Netanyahu berterima kasih kepada Biden atas upayanya untuk memasukkan lebih banyak tawanan dan lebih sedikit konsesi dalam perjanjian tersebut.
- “Dibutuhkan tekanan yang signifikan dari AS untuk menyelesaikan kesepakatan ini, yang benar-benar memberi tahu Anda apa yang diperlukan dalam kaitannya dengan tekanan AS untuk mewujudkan sesuatu yang lebih permanen jika bukan semacam transisi menuju pemerintahan mandiri Palestina,” kata James Dorsey, seorang peneliti kehormatan di Institut Timur Tengah Universitas Nasional Singapura, kepada Al Jazeera.
(Sumber: Al Jazeera)