Anies Baswedan menjadi bacapres pertama yang tampil sebagai dosen tamu yang mengisi kegiatan Kuliah Kebangsaan, pada Selasa pagi, 29 Agustus 2023, di Balai Serbaguna Purnomo Prawiro, Kampus UI, Depok, Jawa Barat. Seteah Anies, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto juga dijadwalkan akan menjadi dosen tamu di acara serupa di tempat yang sama. Menurut FISIP UI, mereka bertiga dinilai sebagai tokoh yang pandangan-pandangannya penting untuk didengar dan didiskusikan. Sehingga, kegiatan itu terbuka untuk umum, agar khalayak ramai dapat menyaksikan dan mendengarkannya.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto, mengatakan, pihaknya menggelar Kuliah Kebangsaan karena FISIP UI menilik berbagai permasalahan bangsa Indonesia yang kian pelik. Perlu untuk mendengar dan menyimak pandangan serta gagasan tokoh-tokoh tersebut untuk Indonesia di masa depan. Tema yang diangkat, yaitu “Hendak Ke Mana Indonesia Kita?; Gagasan, Pengalaman, dan Rancangan Para Pemimpin Dunia”, pun mengarah pada tujuan tersebut.
Menurut Semoarto, Kuliah Kebangsaan itu merupakan agenda rutin yang dilaksanakan FISIP UI sejak satu tahun terakhir. Dan topik yang diangkat dalam Kuliah Kebangsaan kali ini secara khusus dirancang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kontemporer, terkait berbagai permasalahan yang dihadapi Indonesia masa kini. Ia menegaskan, kegiatan ini terbuka untuk mahasiswa FISIP UI, sivitas akademika Universitas Indonesia, dan media massa. Bagi khalayak umum, dapat mengikuti kegiatan Kuliah Kebangsaan secara live melalui Channel YouTube FISIP UI.
“Tujuan (Kuliah Kebangsaan) ini yaitu agar kita bisa belajar dari para narasumber tentang berbagai hal, pengalaman, praktik-praktik yang mereka lakukan terkait dengan upaya untuk membina dan membangun bangsa, terutama dalam hal kebangsaan,” ujar Semiarto dalam sambutannya Selasa kemarin.
Baca Juga : Menggali Lagi Kebangsaan, Pancasila, dan Penerapan Hukum Allah yang Maha Kuasa
Agenda Kuliah Kebangsaan kali ini mengundang Anies Rasyid Baswedan sebagai dosen tamu atau pembicara tunggal. Di kesempatan itu, Anies Baswedan menyampaikan, mindset yang harus dimiliki oleh setiap anggota masyarakat Indonesia yaitu untuk menempatkan Indonesia sebagai salah satu pemain global. Menempatkan diri bukan hanya sebagai warga Indonesia, tetapi juga warga dunia.
“Bukan hanya mempromosikan produk-produk Indonesia-nya saja, tetapi juga ‘Brand of Indonesia’-nya (gagasan, ide, dan pemikiran bangsa, red)” ujarnya.
Di dalam sesi Tukar Pikiran, Anies menyampaikan banyak hal terkait upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk membuat bangsa Indonesia lebih maju. Upaya itu bukan hanya usaha yang bisa dilakukan dalam setahun atau dua tahun, tetapi secara terus menerus. Jadi, butuh kontinuitas, komitmen, tanggung jawab, dan kerja sama yang kuat antar warga negaranya.
Sebelum itu, hal yang menjadi prioritas utama tentu saja adalah membereskan permasalahan-permasalahan yang ada di dalam negeri terlebih dahulu. Salah satunya dengan mendukung perubahan dalam segala bidang, dengan aspek keadilan. Keadilan dalam perekonomian, keadilan dalam pendidikan, dan keadilan dalam akses kesehatan. Semua itu diproyeksikan agar tercipta Indonesia yang lebih maju. Indonesia harus maju dan hebat untuk bisa berperan di dunia internasional.
“Tidak mungkin kita bisa melakukan peran internasional jika PR dalam negeri saja belum bisa diselesaikan,” ucap Anies.
Anies menambahkan, kemajuan bangsa Indonesia harus ditempuh dengan membangun demokrasi yang sehat. Demokrasi itu bukan hanya saat ada pemilu atau tidak. Tetapi, demokrasi itu adalah nilai-nilai yang tumbuh di dalam masyarakat, di mana aspirasi bisa diproses melalui proses politik, tanpa ada rasa takut. Juga tanpa ada tekanan. Proses itu kemudian nantinya bisa membuahkan keputusan-keputusan yang dilaksanakan dalam kedamaian.
Sebuah negara demokrasi mengandalkan keterbukaan, kebebasan, dan di bawahnya ada pilar yang bernama Kepercayaan (Trust). Jika di sebuah negara demokrasi ada unsur fear(ketakutan)-nya, maka itu adalah tanda-tanda bahwa negara tersebut tidak sehat.
Di dalam demokrasi yang sehat, ada unsur good government (pemerintahan yang baik). Dan salah satu unsur dalam good government adalah korupsi bisa dihilangkan. Korupsi sebagai salah satu permasalahan terbesar negara, tidak cukup hanya digencarkan pencegahan dan hukumannya saja, tetapi juga harus dicari solusi dari akar permasalahan korupsi itu sendiri.
Baca Juga : Pengalaman 8 Tahun Menjadi Penasihat KPK (Bagian 15): Cicak vs Buaya Jilid 2
Selain itu, Indonesia juga perlu melakukan perkembangan dalam beberapa aspek. Misalnya pengembangan ekonomi, pengembangan ekologi, dan pengembangan budaya. Di dalam bidang kebudayaan, buatlah sastra dan seni di Indonesia dikenal dunia, agar Indonesia tak hanya "hadir" di berita-berita televisi dunia, tetapi juga dirasakan pengaruhnya dan diakui kehebatannya oleh semua orang di dunia.
"Aspek kebudayaan harus menjadi aspek penting yang dikembangkan. Bila itu dikerjakan dengan baik, maka Indonesia akan menjadi 'Tuan rumah di negeri sendiri, dan tamu mempesona di Negeri orang'," kata Anies.
Anies menegaskan, kegiatan yang ia hadiri di FISIP UI Selasa kemarin bukan kampanye menjelang Pilpres 2024. Tak ada alat peraga terkait pilpres atau parpol dalam agenda itu. Tidak ada pula ajakan untuk memilih.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!