Langkah Cegah Stunting, Wanita Syarikat Islam Gelar Webinar dan Luncurkan AKSI GEMAS

Langkah Cegah Stunting, Wanita Syarikat Islam Gelar Webinar dan Luncurkan AKSI GEMAS
Wanita Syarikat Islam (WSI) bekerja sama dengan Kantor Staf Presiden, Sekretariat Wakil Presiden, BKKBN, dan Cegah Stunting, menggelar webinar melalui zoom / Sabili.id

Wanita Syarikat Islam (WSI) bekerja sama dengan Kantor Staf Presiden, Sekretariat Wakil Presiden, BKKBN, dan Cegah Stunting, menggelar webinar melalui zoom, pada Sabtu (27/1/2024) siang. Webinar bertajuk “Ibu Hebat, Pahlawan Keluarga dalam Pencegahan Stunting” itu dilakukan dalam rangka peringatan Hari Ibu 2023 dan Hari Gizi Nasional 2024. Gelaran webinar itu sekaligus menjadi momen peluncuran Komunitas AKSI GEMAS (Atasi AnaK StuntIng untuk GEnerasi eMAS).

Dibuka oleh istri Wakil Presiden RI, Wury Ma’ruf Amin, webinar ini diawali dengan penyampaian ucapan selamat memperingati Hari Gizi Nasional yang ke-64 dari Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko. Lebih dari 500 orang peserta hadir dalam webinar itu. Mereka terdiri dari pengurus dan anggota WSI dari seluruh Indonesia, pimpinan ormas Perempuan, dan masyarakat umum.

Tampil sebagai pembicara kunci adalah Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Prof. (HC) Dr. dr. Brian Sri Prahastuti MPH, sebagai inisiator gerakan Cegah Stunting. Sedangkan narasumber webinar adalah Wahidah Pahen, S.Sos, MSi (Direktur Pemberdayaan Ekonomi Keluarga BKKBN); Dr. Ir. Avita A. Usfar, MSc (Direktur Dakra Consultant); Dr. Lely Wahyuniar MSc (Pengurus Wanita Syarikat Islam / Strategic Information Adviser UNAIDS / Direktur YKBI / Dosen Pasca Sarjana di Stikkes Kuningan, Jawa Barat); dan Erni Yanis SE, MSi (Ketua Bidang Sosial Pengurus Wanita Syarikat Islam).

Di kesempatan itu, Ibu Wury Ma’ruf Amin memberikan apresiasi kepada penyelenggara dan juga ormas-ormas perempuan yang telah aktif dalam upaya pencegahan stunting dan kekurangan gizi lainnya di Indonesia. Menurut dia, laki-laki juga diharapkan berperan serta dan mendukung perempuan dalam merawat keluarganya dengan maksimal.

“Ibu harus mempunyai literasi yang baik untuk bekal mengasuh buah hatinya, karena dalam keluarga yang sehat akan menghasilkan negara yang kuat sehingga mampu bersaing dengan negara maju lainnya,” ujar Wury.

Sedangkan Ketua Umum PP WSI, Prof. Dr. Valina Singka Subekti, MSi, saat menyampaikan sambutan, menekankan pentingnya mencegah dan menurunkan stunting dalam upaya menghasilkan generasi emas untuk masa depan bangsa. Generasi penerus bangsa harus sehat fisik dan sehat mental, cerdas fisik dan cerdas mental. Mereka harus memperoleh asupan gizi, pola asuh dan pendidikan yang baik.

Baca juga: Jauhkan Stunting dari Keluarga Indonesia

“Sehingga kita akan mampu menghasilkan generasi yang cerdas secara intelektual, beriman, bertakwa, dan berakhlak baik. Webinar ini merupakan pembekalan bagi kader-kader WSI di daerah dan edukasi bagi masyarakat umum,” ujarnya.

Valina juga mengharapkan para kader mempunyai kapasitas untuk melakukan kegiatan intervensi pencegahan stunting serta pendampingan keluarga dalam lingkup tanggung jawabnya.

Kesimpulan webinar tersebut menekankan pengaruh penting nutrisi ibu terhadap pertumbuhan anak. Juga pentingnya pemberian ASI dan makanan pendamping ASI, serta dukungan emosional dan kognitif dari ibu kepada anak usia dini.

Peluncuran AKSI GEMAS

Bersamaan dengan penyelenggaraan webinar itu, dilakukan peluncuran Komunitas AKSI GEMAS (Atasi anaK StuntIng untuk GEnerasi eMAS) 2045. Komunitas AKSI GEMAS 2045 merupakan perluasan dari Gerakan Sosial CegahStunting. Komunitas ini diluncurkan sebagai wadah pemberdayaan Masyarakat, bekerja sama dengan multipihak semisal majelis taklim, PAUD, dan pemuka Masyarakat, untuk melakukan intervensi makanan tambahan berprotein melalui gerakan Ibu Hebat Pahlawan Keluarga dalam Pencegahan Stunting yang dimotori oleh WSI.

“Mari kita bersinergi memberdayakan ibu dan menjamin hak setiap anak untuk tumbuh kembang yang optimal,” ajak Valina.

Sementara itu, Executive Director CegahStunting, Sekar, menjelaskan, sebagai pihak yang mengorganisasikan kampanye tersebut, CegahStunting merupakan sebuah platform berbasis media sosial sebagai kelanjutan kampanye komunikasi yang dipimpin Kantor Staf Presiden RI pada 2018. “Di dalam webinar ini, kami akan mengeksplorasi peran penting ibu dalam memitigasi risiko stunting dan mendorong pertumbuhan anak yang optimal,” kata Sekar.

Sebagai pembicara kunci, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Prof. (HC) Dr. dr. Brian Sri Prahastuti MPH, menyampaikan, memberdayakan Ibu dengan pengetahuan merupakan kunci dalam pencegahan stunting dan kiat sukses Ibu sebagai pengasuh balita untuk mengerti pentingnya gizi, kebersihan, dan tumbuh kembang anak. “Banyak pembelajaran dan praktik yang dapat ditiru ibu-ibu lainnya di Indonesia untuk mendorong upaya berkelanjutan dalam pencegahan stunting,” pungkasnya.

Baca juga: Kemenko PMK Usulkan Tambahan 5 Provinsi Prioritas Penanganan Stunting

Stunting didefinisikan sebagai indeks tinggi badan menurut usia (TB/U) yang kurang dari minus dua standar deviasi (-2SD) atau di bawah rata-rata standar yang ada. Stunting pada anak merupakan hasil jangka panjang konsumsi diet berkualitas rendah yang dikombinasikan dengan morbiditas, penyakit infeksi, dan masalah lingkungan.

Stunting sebagai sebuah masalah kesehatan global yang mempengaruhi jutaan anak memerlukan strategi pencegahan yang komprehensif. Strategi untuk mempromosikan praktik sehat dalam keluarga dan contoh nyata dari para ibu yang memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan anak-anaknya juga dibahas di dalam webinar ini.

Fokus Upaya Pencegahan Stunting

Pada 2021, angka prevalensi stunting di Indonesia menurun sebanyak 3,3% dibandingkan 2019. Sementara itu, prevalensi stunting di Indonesia tahun 2022 sebesar 21,6% atau kembali alami penurunan 2,8% dibandingkan tahun sebelumnya.

Meski pun mengalami penurunan, namun angka prevalensi stunting Indonesia masih di bawah standar WHO, yakni angkanya tidak melebihi 20%. Target pemerintah, di tahun 2024 prevalensi stunting turun menjadi 14%.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, kegagalan pertumbuhan anak pada usia dini, salah satunya disebabkan oleh pola pangan yang tidak seimbang. Untuk itu, fokus upaya pencegahan stunting adalah memastikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) kaya protein hewani sesuai tema Hari Gizi Nasional tahun 2024.

Kekurangan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan anak tidak mencapai potensi optimal sehingga sangat merugikan kinerja anak di kemudian hari. Perkembangan otak anak di masa golden period (0-3 tahun) jika kekurangan gizi, akan menyebabkan sel otak tidak tumbuh sempurna. Hal ini disebabkan karena 80%-90% jumlah sel otak terbentuk semenjak masa dalam kandungan sampai usia 2 tahun. Apabila gangguan tersebut terus berlangsung, maka akan terjadi penurunan skor tes IQ sebesar 10-13 poin.

Penurunan perkembangan IQ tersebut akan mengakibatkan terjadinya loss generation. Artinya, anak-anak tersebut akan menjadi beban masyarakat dan pemerintah. Sebab, terbukti keluarga dan pemerintah harus mengeluarkan biaya kesehatan yang tinggi akibat warganya mudah sakit (Caulfield, 2010). Maka, pencegahan stunting adalah hal yang penting.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.