Lima Puluh Anak Syahid di Jabaliya dalam Dua Hari

Lima Puluh Anak Syahid di Jabaliya dalam Dua Hari
Lima Puluh Anak Syahid di Jabaliya dalam Dua Hari / Foto Istimewa

Perang yang terus berkobar di Jalur Gaza membawa dampak mengerikan bagi penduduk sipil, terutama anak-anak. Lebih dari 50 anak dilaporkan syahid di Jabalia, utara Jalur Gaza, dalam dua hari terakhir. Angka itu diungkap oleh Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell.

Di dalam pernyataannya pada Ahad (3/11/2024), Russell menyebutkan bahwa korban anak-anak ini merupakan tambahan dari rentetan kematian lainnya yang terus bertambah setiap hari. Russell menggambarkan situasi tersebut sebagai “salah satu periode tergelap dalam perang yang mengerikan ini, dan menegaskan bahwa peristiwa-peristiwa terbaru semakin memerburuk kondisi kemanusiaan di Gaza.

Serangan di Jabalia dan lokasi-lokasi lain yang dihuni penduduk sipil menjadi sorotan utama UNICEF dan komunitas internasional. Bahkan, salah satu pekerja UNICEF mengalami serangan pada kendaraan yang dikendarainya saat menjalankan kampanye vaksinasi polio di wilayah tersebut. Serangan itu dilakukan dengan pesawat tanpa awak, menjadi indikasi bahwa serangan acak terhadap warga sipil semakin sering terjadi.

UNICEF mengutuk serangan tersebut dan meminta Israel untuk segera melakukan penyelidikan menyeluruh. Di dalam pernyataannya, UNICEF menyerukan agar pihak-pihak yang bertanggung jawab diproses secara hukum atas tindakan yang telah menelan banyak korban sipil tak berdosa, termasuk relawan kemanusiaan yang sedang menjalankan tugasnya.

Gaza Utara Kian Kritis, Puluhan Pengungsi Syahid
Puluhan korban meninggal dan menghilang. Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Hossam Abu Safiya, juga mengonfirmasi bahwa tentara penjajah melakukan pengeboman di sekitar rumah sakit.

Selain korban jiwa, data UNICEF juga menunjukkan bahwa setidaknya tiga anak mengalami luka-luka dalam serangan lain yang terjadi di dekat klinik vaksinasi di Sheikh Radwan, Gaza, saat kampanye vaksinasi polio berlangsung. Insiden-insiden ini mencerminkan dampak buruk dari serangan acak terhadap warga sipil, terutama anak-anak, di wilayah yang seharusnya menjadi zona aman bagi anak-anak dan tenaga medis yang melakukan layanan kesehatan dasar.

Russell kembali menekankan bahwa hukum humaniter internasional dengan jelas mewajibkan semua pihak untuk melindungi warga sipil dan fasilitas sipil, termasuk bangunan tempat tinggal dan kendaraan pekerja kemanusiaan. Ia juga mengingatkan bahwa meski terdapat perintah pengungsian atau evakuasi, hal itu tidak dapat dijadikan alasan untuk menjadikan seluruh individu atau bangunan di suatu wilayah sebagai sasaran militer. Menurut dia, semua pihak harus tetap membedakan antara target militer dan warga sipil.

UNICEF juga menyatakan keprihatinan mereka atas meningkatnya risiko kematian bagi anak-anak di Gaza akibat penyakit, kelaparan, dan pengeboman yang terus-menerus. Semua anak di utara Gaza kini menghadapi risiko yang nyata terhadap keselamatan dan kelangsungan hidup mereka. Di dalam upaya menghentikan tragedi kemanusiaan ini, UNICEF menyerukan kepada negara-negara anggota PBB untuk memanfaatkan pengaruh mereka demi memastikan hukum internasional ditegakkan, terutama dalam hal melindungi anak-anak di wilayah konflik.

Sudah saatnya untuk mengakhiri perang ini,” tegas Russell, seraya meminta semua pihak untuk menjadikan perlindungan terhadap anak sebagai prioritas utama.

(Sumber: Al Jazeera Mubasher)

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.