Lusinan Mayat Membusuk di Gudang Obat Suriah

Pada Rabu (18/12/2024), Organisasi Pertahanan Sipil Suriah (SCD) menemukan tulang belulang dan sisa-sisa mayat manusia yang membusuk di sebuah gudang obat-obatan, kawasan Sayyida Zeinab, Damaskus. Jumlahnya lusinan. Kawasan Sayyida Zeinab merupakan markas milisi Iran sebelum rezim runtuh.

Salah satu koresponden Al Jazeera Mubasher melaporkan, beberapa di antara sisa-sisa “mayat yang membusuk” di sebuah gudang di daerah Sayyida Zeinab itu adalah milik anak-anak. “Tim pertahanan sipil sedang mengumpulkan tulang-tulang, mengkafani jenazah, dan mengambil sampel untuk mengidentifikasi para korban,” tutur koresponden Al Jazeera Mubasher itu.

Sedangkan Anggota Dewan Pertahanan Sipil Suriah, Ammar Salmo, mengatakan, tim evakuasi mulai memeriksa gudang obat-obatan tersebut setelah menerima laporan adanya bau busuk dari dalamnya. “Tempat ini dianggap sebagai gudang obat-obatan. Namun, di dalamnya kami menemukan gudang penyimpanan untuk mendinginkan. Ternyata, di dalamnya kami melihat gudang tersebut telah berubah menjadi tempat menyimpan mayat dan kerangka yang membusuk,” kata Salmo.

Pada 8 Desember 2024, faksi oposisi bersenjata Suriah (HTS) menguasai ibukota Damaskus, setelah sebelumnya telah menguasai kota-kota sekitar. Presiden Bashar al-Assad dan beberapa senior militer melarikan diri, sehingga mengakhiri era yang berlangsung selama 61 tahun pemerintahan Suriah melalui Partai Baath, dan 53 tahun pemerintahan keluarga Assad.

Terungkap! Kisah Aktivis Suriah yang Tewas Dua Kali di Penjara Assad
Namun, mereka dikagetkan dengan kabar tentang jasadnya yang telah meregang nyawa di rumah sakit Damaskus dengan kondisi bekas-bekas penyiksaan.

“Mesin Kematian” di Era Assad

Sementara itu, Mantan Duta Besar AS untuk Masalah Kejahatan Perang, Stephen Rapp, mengatakan, beberapa bukti yang muncul dari tempat kuburan massal di Suriah mengungkapkan adanya alat penyiksa atau “mesin kematian” yang dikelola negara pada era Presiden Bashar al-Assad.

Sedangkan Raab, seorang pekerja di Kantor Peradilan Pidana Global Departemen Luar Negeri AS, memerkirakan, lebih dari 100.000 orang telah disiksa dan dibunuh sejak tahun 2013 lalu. Setelah mengunjungi dua lokasi kuburan massal di kota Al-Qatifah dan Najha dekat Damaskus, Raab mengatakan kepada Reuters, “Kami yakin lebih dari 100.000 orang yang disembunyikan dan disiksa sampai mati di dalam mesin (alat) ini,” ucapnya.

Saya tidak ragu mengenai angka-angka ini mengingat apa yang kita lihat di kuburan massal ini. Kami belum pernah melihat hal seperti ini sejak Nazi,” tegas Raab.

Ia menambahkan, “Dari polisi rahasia yang menyembunyikan orang-orang dari jalanan dan rumah, hingga para sipir penjara dan penyelidik yang membuat mereka kelaparan dan menyiksa mereka sampai mati, hingga pengemudi truk dan buldoser yang menyembunyikan tubuh mereka. Ribuan orang bekerja dalam sistem pembunuhan ini”.

Menurut perkiraan, sekitar ratusan ribu warga Suriah telah terbunuh sejak tahun 2011, ketika tindakan keras Assad terhadap protes atas pemerintahannya berubah menjadi perang saudara skala penuh. Moaz Mustafa, kepala Organisasi Darurat Suriah, sebuah organisasi hak asasi manusia Suriah yang berbasis di Amerika Serikat, setelah mengunjungi kota Qatif, yang terletak 40 kilometer sebelah utara Damaskus, mengatakan, setidaknya terdapat 100.000 jenazah dimakamkan di kota ini. Sedangkan Komite Internasional untuk Orang Hilang di Den Haag mengatakan secara terpisah, mereka telah menerima data yang menunjukkan kemungkinan adanya 66 situs kuburan massal di Suriah yang belum diverifikasi, dan jumlah orang hilang yang dilaporkan melebihi 150.000 orang.

(Sumber: Al Jazeera Mubasher)