Terungkap! Kisah Aktivis Suriah yang Tewas Dua Kali di Penjara Assad

Terungkap! Kisah Aktivis Suriah yang Tewas Dua Kali di Penjara Assad
Terungkap! Kisah Aktivis Suriah yang Tewas Dua Kali di Penjara Assad / Foto Istimewa

Pasca runtuhnya rezim Assad pada Ahad (08/12/2024), menyeruak kesaksian para penghuni sel penjara terkait kekejaman rezim Bashar Assad. Diantaranya, kisah seorang aktivis Suriah, Mazen Al-Hamada, yang jasad tanpa nyawanya baru ditemukan setelah sang presiden otoriter itu kabur ke Rusia.

Tiga kali Mazen ditangkap oleh rezim itu sejak dimulainya revolusi Suriah tahun 2011, akibat vokalnya memberikan bantuan dan melakukan langkah rekonsiliasi antara beberapa pihak. Pria kelahiran tahun 1977 itu telah menghabiskan satu setengah tahun hidupnya di penjara. Mazen menerima beragam siksaan yang tidak terbayangkan oleh akal manusia. Teror, pukulan, hingga kekerasan seksual yang tak terperikan. Ruang bawah tanah intelijen militer di Damaskus menjadi saksinya sejak bulan Maret 2012 hingga September 2013.

Pemuda oposisi yang lantang menyuarakan aspirasinya itu terpaksa bertandang ke Belanda untuk mencari suaka setelah dibebaskan dari penjara. Di sana, dia tetap berani mengungkap “bobroknya”  rezim Assad dan siksaan sadis yang menimpa dia. Setelah itu, Mazen kembali dipulangkan ke Bandara Damaskus, serta untuk kali kedua mendekam di Penjara dan dihilangkan secara misterius dengan sebab tidak jelas.

Pemaksaan dan Pemalsuan

Ibu kandung Mazen mengatakan, rezim Assad memaksa Mazen untuk kembali ke Suriah dengan ancaman akan menangkap seluruh anggota keluarganya. Bashar ingin Mazen menyangkal kesaksiannya selama di Belanda melalui sebuah wawancara video. Dan membuat surat-surat tuduhan palsu setelah rezim berhasil membiusnya.

Bertahun-Tahun Swiss Bekukan Ratusan Juta Dollar Milik Suriah
Juru Bicara Sekretariat Negara Swiss untuk Urusan Ekonomi mengatakan, saat ini terdapat 318 individu dan 87 kelompok atau lembaga dalam daftar sanksi.

Ketika tersebar kabar runtuhnya rezim Assad, orang tua Mazen berharap putranya akan bebas. Namun, mereka dikagetkan dengan kabar tentang jasadnya yang telah meregang nyawa di rumah sakit Damaskus dengan kondisi bekas-bekas penyiksaan, bukti hari-hari berat yang menimpa dia di akhir hayatnya.

Rezim otoriter itu membunuh Mazen dan beberapa tahanan lainnya saat beberapa jam sebelum Bashar Assad kabur ke Moskow. Menurut saya, tujuan mereka melakukan itu untuk membungkam dan menghilangkan bukti pedihnya siksa yang menimpa para penghuni sel penjara,” jelas Direktur Syrian Emergency Task Force, Muadz Musthofa.

Sipir “Penjara Izrail”

Mazen sempat memberikan kesaksian atas apa yang dialaminya selama di penjara. “Saya benar-benar seorang manusia. Memiliki martabat, prinsip, nilai dan moral. Tidak seperti apa yang digambarkan Bashar Assad, kami adalah orang-orang terpelajar, seorang sarjana yang ‘melahap’ setiap mata kuliah yang ada di kampus,” tuturnya.

Ada salah satu sipir penjara yang dikenal bernama ‘Izrail.’ Tangannya menggenggam tongkat besi yang tajam. Salah satu kalimat yang diulang-ulangnya, ‘pengadilan Tuhan telah menentukan kematianmu’. Kemudian dia akan memukul penghuni sel hingga meninggal,” lanjut Mazen.

(Sumber: Al Jazeera Mubasher)

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.