Malazgirt: Pembebasan Konstantinopel pada 9,5 Abad Lalu

Malazgirt: Pembebasan Konstantinopel pada 9,5 Abad Lalu
Malazgirt: Pembebasan Konstantinopel pada 9,5 Abad Lalu / Foto Istimewa

Peristiwa Malazgirt dikenal sebagai Pertempuran Manzikert. Peristiwa Malazgirt merupakan salah satu konfrontasi paling signifikan dalam sejarah Islam dan Kekaisaran Bizantium. Pertempuran itu terjadi pada 26 Agustus 1071 M di dataran Malazgirt, dekat kota Manzikert (sekarang Malazgirt di Turki), antara pasukan Kekaisaran Bizantium yang dipimpin oleh Kaisar Romanos IV Diogenes dengan pasukan Seljuk yang dipimpin oleh Sultan Alp Arslan.

Latar Belakang Peperangan

Pada abad ke-11, Kekaisaran Bizantium menghadapi tekanan dari berbagai arah. Salah satunya adalah ekspansi Seljuk yang berada di Anatolia. Ketika itu, kekaisaran yang baru berdiri di bawah kepemimpinan Alp Arslan tersebut sedang memperluas wilayah kekuasaannya di Asia Kecil, bagian vital dari Kekaisaran Bizantium.

Ancaman Seljuk tersebut mendorong Kaisar Romanos IV untuk memobilisasi salah satu pasukan terbesar Bizantium. Dia memiliki tujuan untuk menghentikan kemajuan Seljuk dan mempertahankan kekuasaan Bizantium di wilayahnya.

Kaisar Romanos IV mengumpulkan pasukan yang terdiri sekitar 40.000 hingga 70.000 prajurit. Mereka berasal dari berbagai suku dan bangsa. Namun, pasukan ini harus tertahan karena menghadapi tantangan internal yang dahsyat, ketidaksetiaan beberapa komandan Bizantium, dan kurangnya koordinasi yang efektif.

Di sisi lain, Sultan Alp Arslan saat itu sedang terdistraksi karena perang di front yang lain melawan Dinasti Fatimiyah. Dia hanya mengerahkan sekitar 20.000 hingga 30.000 anggota pasukan saja. Walau kalah jumlah, Alp Arslan berhasil memanfaatkan strategi perang yang cerdik untuk menghadapi Bizantium.

Tuba’ As’ad Al-Himyari, Orang Pertama yang Menutup Ka’bah dengan Kain
Ia perintahkan mereka untuk membersihkan Ka’bah dari darah, bangkai, dan segala macam bentuk kesyirikan. Peristiwa penutupan ka’bah dengan kain itu terjadi sebelum Nabi Muhammad ﷺ‎ lahir.

Jalannya Pertempuran

Pertempuran dimulai ketika pasukan Bizantium memasuki wilayah Malazgirt dan berusaha mengepung pasukan Seljuk. Alp Arslan tidak tinggal diam. Ia menggunakan taktik perang gerilya dengan mengganggu dan melemahkan barisan Bizantium, melalui serangan cepat pasukan kavaleri ringan miliknya. Sontak, serangan ini menyebabkan kebingungan dan disorganisasi di pihak Bizantium. Kondisi Bizantium saat itu diperburuk oleh pengkhianatan beberapa sekutu internal mereka.

Pada saat kritis itu, Alp Arslan melakukan serangan balik yang menentukan. Memanfaatkan kelemahan pertahanan Bizantium dan moral pasukannya yang sudah turun, Seljuk pun berhasil mengalahkan pasukan Bizantium. Kaisar Romanos IV sendiri tertangkap oleh pasukan Seljuk. Ini merupakan sebuah pukulan besar bagi Bizantium.

Setelah pertempuran, Romanos IV diperlakukan dengan hormat oleh Alp Arslan. Sebuah perjanjian damai dicapai, walau Bizantium harus menyerahkan wilayah-wilayah penting dan membayar tebusan yang besar.

Dampak bagi Umat Islam

Kemenangan Seljuk di Malazgirt memiliki dampak yang sangat positif bagi umat Islam. Dan khususnya bagi sejarah Timur Tengah.

Pertama, kemenangan ini sebagai titik tolak dominasi Seljuk di Anatolia. Secara perlahan, wilayah itu menjadi tanah Muslim dan berkembang menjadi Kesultanan Rum. Anatolia, yang sebelumnya merupakan benteng Bizantium, secara bertahap mengalami proses Islamisasi dan Turkifikasi.

Kedua, kekalahan Bizantium di Malazgirt mempercepat runtuhnya kekuasaan Bizantium di Anatolia dan memperlemah posisi mereka di dunia Kristen. Kekaisaran Bizantium yang sebelumnya kuat di kawasan itu mulai mengalami kemunduran yang tak terhindarkan.

Mengenang Pelatihan Laskar Hizbullah di Cibarusah, Bekasi
Meskipun terpisah, dalam teknik kemiliteran, PETA dan Hizbullah sama-sama dilatih oleh Perwira Intel Jepang, Kapten Yanagawa. Pusat pelatihan PETA ada di Kota Bogor. Pusat Pelatihan Hizbullah di Cibarusah, tidak terlampau jauh dari Cibinong.

Ketiga, pertempuran ini mengangkat nama Alp Arslan dan Kesultanan Seljuk sebagai kekuatan militer dan politik yang dominan di Timur Tengah. Kesuksesan militer Seljuk di Malazgirt memperkuat legitimasi kekuasaan mereka di dunia Islam dan memperluas pengaruh mereka di seluruh kawasan.

Secara keseluruhan, Peristiwa Malazgirt telah memperkuat pondasi umat Islam di kawasan tersebut. Dominasi Seljuk di Anatolia menciptakan “guliran bola salju” yang menjadi faktor berdirinya Kesultanan Utsmaniyah pada abad ke-13. Sebuah kekuatan yang kelak akan menjadi pembebas benteng terakhir Bizantium, yaitu Konstantinopel, pada 29 Mei 1453. Salah satu kekhalifahan terbesar dalam sejarah Islam serta pemilik panglima dan pasukan perang terbaik saat itu.

Rasulullah Shallallahu‘alaihi Wasallam bersabda:

لَتُفتَحنَّ القُسطنطينيةُ ولنِعمَ الأميرُ أميرُها ولنعم الجيشُ ذلك الجيشُ
“Sesungguhnya akan dibuka kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu” – HR. Imam Ahmad
Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.