Sharjah, UEA - Islamic Arts Festival (IAF) edisi ke-25 yang akan di mulai pada bulan Desember akhir tahun ini telah mendapat persetujuan dari komite agung. Di bawah naungan Yang Mulia Syaikh Dr. Sultan Muhammad Al Qassimi selaku Anggota Dewan Tertinggi yang pertama kali menyelenggarakan Festival Seni Islam pada tahun 1998, ia telah memberikan perspektif baru tentang seni Islam dengan tetap berpegang pada akar nilai historis dan estetikanya.
Selama pertemuan di Departemen Kebudayaan Sharjah, dipimpin oleh Mohammed Ibrahim Al Qaseer, Direktur Departemen Urusan Kebudayaan dan Direktur Festival, karya seni yang berpartisipasi dalam festival tersebut secara resmi telah disahkan oleh komite tertinggi.
Al Qaseer menekankan komitmen panitia terhadap visi dan tujuan festival, yang mencerminkan visi pemerintah Sharjah untuk mengkomunikasikan seni sebagai bahasa peradaban yang kreatif dan universal. Dia menyoroti pentingnya acara yang akan diselenggarakan pada edisi kali ini, terutama karena partisipasi para seniman dari berbagai negara.
Al Qaseer juga mencatat bahwa karya yang diterima telah melahirkan ide-ide segar, yang tercermin pada tema edisi tahun ini, "Tajaliat (Manifestasi)". Selain itu, ia menegaskan bahwa pemilihan karya didasarkan pada keselarasan dengan tema festival.
Direktur festival menyatakan bahwa beragam karya seni interior akan dipamerkan di Museum Seni Sharjah, Museum Kaligrafi Sharjah, Rumah Kaligrafi, Dar Al-Nadwa, Rumah Tembikar, Masyarakat Emirates untuk Kaligrafi Arab dan Ornamen Islam, dan Pusat Sharjah untuk Kaligrafi dan Ornamen Arab. Kota Kalba dan Khorfakkan juga akan menampilkan karya seni unik yang mencerminkan keaslian bentuk seni ini. Selanjutnya, Beit Al-Hikma, 1971-Design Space, dan berbagai institusi lokal akan turut serta memamerkan koleksi karya seni menakjubkan yang dibuat oleh seniman Emirat Arab dan internasional.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!