Mari Kita Jaga Hubungan Kekeluargaan Selama Pilkada
Di dalam kehidupan, manusia kerap sekali bertemu dengan politik praktis yang memiliki keterkaitan begitu erat dengan sistem politik dan masing-masing saling memengaruhi. Politik itu sendiri tidak hanya melibatkan keputusan-keputusan yang diambil oleh pemerintah atau lembaga negara saja, tetapi juga secara penuh melibatkan partisipasi, sudut pandang, dan kepentingan sosial masyarakat. Di sisi lain juga terdapat dinamika pada tatanan masyarakat sosial, budaya, serta perubahan di dalam tatanan masyarakat sosial yang dapat memengaruhi perkembangan arus politik.
Di dalam realitanya, politik dapat memengaruhi hubungan keluarga. Terutama ketika ada perbedaan sudut pandang politik yang sangat tajam di antara anggota keluarga. Walau pun seharusnya politik itu tidak merusak stabilitas hubungan keluarga, namun dalam realita yang terjadi, perbedaan sudut pandang dan pilihan politik bisa menyebabkan ketegangan bahkan konflik yang berkepanjangan di dalam keluarga.
Ketika di antara anggota keluarga yang memiliki perspektif politik yang sangat berbeda – semisal ada yang mendukung parpol atau kandidat/paslon petahana sementara yang lainnya mendukung pihak yang beroposisi – ini dapat memicu perdebatan yang sangat sengit. Jika perbedaan itu tidak mampu dikelola dengan sebaik-baiknya, ia akan berpotensi menyebabkan rasa tidak nyaman, frustrasi, dan bahkan perpecahan di dalam hubungan keluarga tersebut.
Apalagi jika ada anggota keluarga yang sangat aktif di dalam politik. Semisal ia menjadi pendukung fanatik suatu parpol atau kandidat/paslon tertentu. Hal ini juga dapat membuat anggota keluarga yang lain merasa terpinggirkan atau bahkan terpaksa membuat pilihan yang sama, meski pun sebenarnya tidak sepenuhnya sepakat. Hal ini juga berpotensi menyebabkan ketegangan yang berlarut-larut dalam tatanan hubungan keluarga.
Politik itu sendiri dapat menambah buruk polarisasi di dalam keluarga. Terutama jika ada perbedaan yang sangat mendalam berkenaan dengan value, ideologi politik, dan sebagainya. Ketika suatu keluarga terpecah ke dalam kubu-kubu yang saling bertentangan, ini bisa mengarah pada perasaan alienasi atau bahkan kebencian. Kemudian, hal itu akan sangat terindentifikasi dalam pandangan politik mereka.
Maka, demi menjaga hubungan kekeluargaan, kita perlu saling menghargai perbedaan perspektif dan harus menemukan kesamaan dalam hal nilai-nilai dasar, semisal cinta, persatuan, dan kebersamaan. Ini merupakan hal yang sangat mendasar dan diperlukan dalam menjaga hubungan keluarga. Mendengarkan pandangan politik mereka tanpa harus kita menghakimi, dan mencoba memahami alasan di balik pandangan mereka, lalu fokus pada komunikasi yang sangat sehat dan terbuka, serta menghindari konflik yang berpotensi merusak tatanan stabilitas hubungan keluarga hanya karena perbedaan politik.
Di dalam menopang politik itu sendiri, tidak harus merusak stabilitas hubungan keluarga jika semua pihak di dalam keluarga itu saling menghargai, mengormati, dan siap serta bersedia berdialog dengan penuh pengertian, lalu menjaga hubungan pribadi lebih dari sekadar mengedepankan perbedaan pendapat politik.
Pilkada damai merupakan suatu istilah yang merujuk pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang berlangsung dengan tertib, aman, dan damai sejahtera, tanpa ada kekerasan fisik maupun konflik yang berpotensi merusak tatanan stabilitas hubungan keluarga. Di dalam Pilkada damai, proses pemilihan berjalan dengan penuh penghormatan terhadap nilai-nilai demokrasi tanpa ada kekerasan fisik, ujaran kebencian, atau praktik-praktik negatif yang dapat merusak stabilitas hubungan antara sesama masyarakat dan keluarga.
Menjaga hubungan keluarga selama Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) bisa menjadi tantangan buat kita semua. Terutama ketika anggota keluarga memiliki pandangan politik yang berbeda. Namun, ada beberapa cara maupun elemen yang dapat membantu menjaga keharmonisan keluarga meski pun ada perbedaan pendapat politik. Di antaranya adalah:
Menghormati Perbedaan Pandangan
Artinya, setiap orang berhak memiliki sudut pandang politik masing-masing. Memeroleh dan saling menghormati perbedaan pandangan politik antar anggota keluarga adalah langkah pertama untuk menjaga hubungan yang baik. Hindari saling memaksakan pandangan atau argumen politik.
Menjaga Komunikasi yang Terbuka
Bicarakan perbedaan dengan cara yang sopan dan penuh pengertian. Jangan biarkan perbedaan politik menjadi alasan untuk menghindari komunikasi. Berbicaralah dengan empati, tanpa menyakiti perasaan orang lain, dan fokus pada hal-hal yang menyatukan, bukan yang memecah belah.
Prioritaskan Hubungan Keluarga
Ingat bahwa hubungan keluarga lebih penting daripada perbedaan politik. Jika perdebatan politik mulai memicu ketegangan, lebih baik putuskan untuk menunda pembicaraan atau beralih ke topik lain yang lebih netral. Tujuannya adalah untuk menjaga kedekatan keluarga, bukan sebaliknya malah memerburuk hubungan hanya karena perbedaan politik.
Pilih Waktu yang Tepat untuk Berdiskusi
Jika ingin membahas topik Pilkada, pilih waktu yang tepat dan pastikan semua orang dalam suasana hati yang baik. Hindari membahas politik pada saat-saat emosional atau saat ada perasaan marah atau frustrasi.
Menghindari Melabeli
Jangan melabeli (memberikan label) anggota keluarga berdasarkan pilihan politik mereka. Hindari generalisasi semisal “yang memilih calon A pasti begini”, atau “yang mendukung calon B pasti salah”, dan lain-lain. Sebab, pendekatan seperti ini dapat menciptakan perpecahan dalam keluarga.
Fokus pada Nilai-nilai Bersama
Temukan kesamaan dalam nilai-nilai yang penting bagi keluarga. Misalnya keadilan, kesejahteraan bersama, atau kepedulian terhadap sesama. Walau pun pilihan politik bisa berbeda, sering kali nilai-nilai dasar ini tetap sama, dan bisa menjadi landasan untuk memahami dan menghargai pendapat orang lain.
Menjaga Keseimbangan
Jika keluarga terlalu terpecah karena perbedaan politik, penting untuk menjaga keseimbangan antara mendukung pilihan politik dan menjaga keharmonisan. Ini bisa berarti menyetujui untuk tidak membahas politik dalam acara keluarga atau mencari cara untuk berdiskusi dengan bijaksana dan dewasa.
Menghindari Politik Praktis di Keluarga
Ketika Pilkada sudah dekat, kadang-kadang ada anggota keluarga yang aktif dalam kampanye. Sebaiknya hindari membawa politik praktis (semisal dukungan langsung terhadap calon tertentu) ke dalam dinamika keluarga, terutama jika hal itu bisa memicu terjadinya konflik.
Pada akhirnya, menjaga hubungan keluarga selama Pilkada adalah soal menemukan keseimbangan antara berpartisipasi dalam proses politik dan menjaga kedamaian dalam keluarga. Mari kita jaga dengan baik hubungan keluarga itu. Fokuskan pada apa yang menyatukan, dan selalu ingat bahwa hubungan keluarga lebih besar daripada perbedaan pandangan politik. Apalagi hanya karena beda pilihan dalam Pilkada.