Persoalan tentang perlu atau tidaknya sekolah melaksanakan kegiatan study tour atau karya wisata masih berlanjut. Pro-kontra di seputar study tour itu kembali mengemuka, setelah musibah kecelakaan terjadi pada bus yang membawa rombongan study tour siswa dari Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Pesisir Barat, Lampung, Rabu, 22 Mei 2024 dinihari. Bus tersebut masuk jurang di tanjakan Sedayu, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Akibatnya, enam orang mengalami luka berat, termasuk sang sopir.
Seperti dikutip antaranews.com, kecelakaan Tunggal itu terjadi Rabu (22/5/2024) dinihari sekitar pukul 01.30 WIB. Enam korban yang mengalami luka berat lantas dievakuasi ke puskesmas terdekat. Saat itu, bus pariwisata tersebut membawa 41 orang penumpang termasuk sopir, dengan tujuan study tour ke Bandar Lampung.
Sehari sebelumnya, sebuah kecelakaan juga melibatkan sebuah bus yang mengangkut rombongan siswa untuk study tour. Pada Selasa, 21 Mei 2024 malam, bus yang membawa rombongan study tour dari SMP PGRI 1 Wonosari, Malang, mengalami kecelakaan tabrakan dengan truk di jalan tol Jombang-Mojokerto. Di dalam bus tersebut terdapat 51 orang yang terdiri atas guru dan murid.
Dikutip antaranews.com, bus pariwisata tersebut saat itu dalam perjalanan pulang dari Yogyakarta menuju Malang. Menurut pengakuan sementara, di tengah perjalanan sopir bus sempat tertidur sehingga bus melenceng ke arah kiri lalu menabrak truk yang ada di depannya. Dua korban meninggal dunia dalam kecelakaan itu, yaitu seorang guru dan seorang kondektur bus. Belasan korban mengalami luka-luka.
Pada Sabtu, 18 Mei 2024, sebuah bus yang mengangkut rombongan study tour dari SMP Negeri 3 Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, mengalami kecelakaan tertimpa tiang listrik di Bali, saat sedang melakukan perjalanan dari kawasan Bedugul. Tiang listrik beton panjang di tepi jalan itu roboh dan menimpa atap bagian belakang bus. Diduga, tiang listrik itu roboh karena konstruksi tidak terlalu kuat, sehingga langsung tumbang saat ada kabel menggantung dan tersangkut bagian atas belakang bus. Tak ada korban jiwa dalam kecelakaan itu.
Pada 18 Januari 2024, juga terjadi kecelakaan bus yang mengangkut rombongan study tour dari SMA Negeri 1 Sidoarjo. Bus itu terperosok dan terguling di parit di jalan Tol Ngawi arah ke Surabaya. Kecelakaan terjadi saat sopir bus berusaha menghindari truk muatan buah rambutan di depannya yang pecah ban dan oleng. Bus rombongan itu menabrak bagian belakang truk dan akhirnya kehilangan kendali, lalu terguling dan terperosok ke parit di sebelah kiri jalan tol. Dua korban meninggal dunia, yaitu satu guru dan satu siswa, serta 14 siswa mengalami luka-luka.
Baca juga: Kemelut UKT: Menuju Indonesia Emas atau Lemas?
Yang terparah adalah kecelakaan yang dialami bus rombongan study tour dari SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat. Mereka mengalami kecelakaan saat hendak pulang menuju Depok dari Bandung, pada Sabtu, 11 Mei 2024. Bus mengalami kecelakaan karena rem blong di Jalan Raya Kampung Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Sebelas orang tewas dalam kecelakaan itu, yaitu 9 siswa, 1 guru, dan seorang warga Subang. Polisi menemukan hanya ada gesekan bus di aspal tanpa ada jejak rem. Selain rem blong, kemungkinan pengemudi panik dan tidak dapat mengontrol laju bus.
Pro-kontra terkait perlu-tidaknya study tour masih terus ramai. Sejumlah pemerintah daerah pun telah mengeluarkan larangan dan pembatasan study tour siswa sekolah di wilayah masing-masing. Di antaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, serta Kuningan, Pangandaran, Cirebon, Depok, Bogor, Cimahi, dan Tangerang Selatan. Sementara pelaku industri pariwisata menyayangkan pelarangan study tour karena merasa bahwa kesalahan yang mengakibatkan banyak kecelakaan itu ada pada armada. Bukan pada aktivitas study tour.
Tetapi, tak bisa dibantah bahwa umumnya pihak penyelenggara study tour lebih memilih armada bus dari penyedia jasa transportasi yang tarifnya murah. Tentu maksudnya untuk efisiensi. Persoalannya, armada bus bertarif murah itu biasanya minim perawatan, sehingga potensi kerusakan sangat tinggi.
Lepas dari pro-kontra bahkan aksi bully lewat komen di media sosial, harus diakui bahwa memang diperlukan telaah lebih dalam lagi tentang pelaksanaan study tour. Perlu ditekankan bahwa titik berat kegiatan itu ada pada kata “study” bukan “tour”. Artinya, kembalikan kegiatan karya wisata atau study tour itu tujuan awal, sebagai bagian dari kegiatan belajar mengajar.
Yang kerap kali terjadi belakangan ini, pelaksanaan study tour tidak terkait studi melainkan adalah acara perpisahan siswa yang telah selesai masa studinya di sekolah yang bersangkutan. Maka, istilah “study tour” menjadi tidak tepat karena kegiatannya tidak terkait studi.
Bahkan, ada sekolah yang melaksanakan pembagian ijazah di lokasi study tour. Jadi, bagi siswa yang tidak ikut study tour, “terancam” ijazahnya tidak diberikan atau ditahan pihak sekolah. Atau bagi siswa yang tidak ikut kegiatan study tour tetap diharuskan sekolah untuk membayar biayanya. Jadi, kerap kali ada orang tua yang sesungguhnya keberatan anaknya ikut serta dalam kegiatan study tour, namun “terpaksa” mengikut sertakan anaknya karena ada kemungkinan ijazah anaknya ditahan jika tidak ikut atau tetap harus membayar walau anaknya tidak ikut dalam study tour itu.
Baca juga: Menggugat Study Tour
Apalagi, ada dugaan bahwa kegiatan study tour pada akhirnya menjadi ajang bisnis bagi guru-guru atau sekolah. Sebab, lewat kegiatan study tour itu konon pihak sekolah dan guru mendapatkan “cash back” dari pihak penyelenggara (event organizer) study tour tersebut. Ditambah, para guru pendamping para siswa itu tentu saja tidak perlu membayar biaya study tour yang bersangkutan.
Sekali lagi, semua pihak yang terkait perlu melapangkan dada dan membesarkan hati untuk melakukan telaah lebih dalam lagi terhadap pelaksanaan study tour. Agar tak perlu lagi terjadi kelalaian yang berujung kecelakaan. Yang perlu diingat pula, tugas dunia pendidikan adalah menyiapkan anak-anak kita dalam menghadapi tantangan besar di masa depannya.
Wallahu a’lam.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!