Hubungan antara penjajah Israel dengan Prancis kini memasuki fase penuh ketegangan. Niat Presiden Prancis, Emmanuel Macron, untuk mengakui negara Palestina secara resmi dalam beberapa bulan ke depan telah menjadi pemicu perpecahan terbuka di antara kedua negara tersebut. Bukan hanya menuai kritik diplomatik, rencana itu juga mendatangkan serangan verbal dari keluarga kalangan elite kekuasaan penjajah Israel.
Di dalam pernyataannya pada Rabu (9/4/2025), Macron menegaskan bahwa Prancis akan mengakui negara Palestina. "Prancis berniat mengakui Negara Palestina dalam beberapa bulan mendatang." ujar Presiden Macron.
Pernyataan tersebut ditanggapi emosional oleh dari Yair Netanyahu, putra penjahat kemanusiaan, Benjamin Netanyahu. Pada Sabtu (12/4/2025), melalui akun X, Yair melancarkan serangan terhadap Prancis dengan mengumbar sejarah kolonial Prancis.
"Sialan kau... Ya untuk kemerdekaan Kaledonia Baru, Polinesia Prancis, Korsika, dan wilayah Basque... Ya untuk kemerdekaan Guinea Prancis," tulis Yair di X.

Retaknya Dukungan Barat terhadap Penjajah Israel
Pernyataan Macron itu menjadi pukulan bagi penjajah Israel. Selama ini, banyak negara Eropa memilih diam atau berdiri setengah hati dalam isu Palestina. Namun kini, Prancis mengambil posisi berbeda yang bisa menjadi contoh bagi negara-negara lain di Eropa.
Langkah ini memerlihatkan bahwa dukungan terhadap Palestina bukan lagi hanya datang dari negara-negara Selatan (Global South) atau dunia Muslim, tapi mulai muncul dari negara-negara besar di Barat. Hal ini sekaligus mengindikasikan isolasi politik yang semakin nyata bagi penjajah Israel.
Yair Netanyahu adalah Simbol Arogan Penjajahan
Alih-alih membahas substansi, serangan pribadi Yair Netanyahu juga memerlihatkan pola khas dari para pendukung rezim penjajah. Seruan kemerdekaan untuk wilayah-wilayah di bawah kekuasaan Prancis menjadi bentuk pengalihan isu dari kekejaman yang sedang dilakukan penjajah Israel di Gaza dan Tepi Barat.
Namun ironi tak terhindarkan. Rezim penjajah yang menolak hak rakyat Palestina untuk merdeka justru berteriak soal kemerdekaan bagi wilayah jajahan negara lain.
Perpecahan antara Prancis dengan penjajah Israel hanyalah awal dari perubahan besar dalam politik global terkait Palestina. Jika Prancis benar-benar mengakui Palestina, maka dimulainya babak baru perjuangan kemerdekaan Palestina akan semakin terbuka.
(Sumber : TRT Arabi)

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!