Bagaimana cara menjalankan hidup yang sehat di tengah gempuran gaya hidup yang tidak sehat? Pertanyaan itu muncul bukan tanpa alasan. Kebiasaan hidup yang tidak sehat menjadi salah satu faktor paling berpengaruh terhadap munculnya banyak penyakit. Ditambah serangan mager (males gerak, red) yang belakangan melanda kaum muda, sampai muncul istilah “remaja jompo”.
Istilah “remaja jompo” adalah sebutan bagi para remaja yang mudah sekali merasa lelah, letih, lesu, pegal-pegal, dan selalu merasa malas melakukan aktivitas atau kegiatan apa pun. Acap kali julukan remaja jompo itu menjadi lelucon di kalangan anak muda, karena seharusnya jompo adalah sebutan bagi seseorang yang sudah sangat berumur atau lanjut usia. Mungkin terdengar lucu, ketika anak muda yang usianya produktif dijuluki remaja jompo. Semoga kamu bukan termasuk remaja jompo juga, ya…
Nah, guna mengajak masyarakat membangun kesadaran tentang pentingnya kesehatan, Himpunan Mahasantri Pesantren Bina Insan Kamil, berkolaborasi dengan Pemuda Dewan Dakwah Islamiyah DKI Jakarta dan didukung oleh Komunitas Orang Baik Official, mengadakan kegiatan sosialisasi terapi totok punggung. Kegiatan yang diikuti 20 orang peserta itu berlangsung pada 25 Juli 2024 di Pesantren Bina Insan Kamil Jakarta. Materinya disampaikan oleh Ustadz Salman Abu Audah.
“Totok Punggung” adalah terapi yang mudah dipelajari dan dipraktikkan, simple, praktis, dan tidak mahal. Cara kerjanya adalah dengan melakukan penotokan atau pijitan menggunakan jari tangan ke titik-titik simpul syaraf yang terpusat di area sekitar punggung. Titik-titik tersebut terkoneksi langsung dengan keluhan penyakit pada organ tubuh yang sedang mengalami gangguan.
“Atas izin Allah, ternyata tangan kita ini memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi untuk mendeteksi penyakit melalui terapi totok punggung,” kata Ustadz Salman Abu Audah dalam pemaparannya.
Penyampaian materi dilakukan secara teori dan praktik. Teori yang disampaikan Ustadz Salman Abu Audah antara lain juga memaparkan anatomi tubuh manusia.
“Di dalam tubuh kita ada yang namanya pembuluh darah arteri, yang bertugas membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Sebaliknya, ada pembuluh darah vena yang bertugas mengalirkan darah dari organ tubuh kembali ke jantung,” tutur Ustadz Salman Abu Audah.
“Salah satu manfaat totok punggung adalah melancarkan peredaran darah, memberikan efek relaksasi dengan merangsang pengeluaran hormon endhorpin yang memberikan efek relaks,” tambah Ustadz Salman Abu Audah.
Di sesi praktik, Ustadz Salman Abu Audah memeriksa seorang peserta bernama Pak Dany yang menjadi relawan untuk diperiksa. Pak Dany sebelumnya mengeluh tangan kanannya sakit sehingga tak bisa diangkat normal. Setelah diperiksa, ternyata terdeteksi bahwa ada masalah diarea belikat kanan Pak Dany.
Selanjutnya, penyampaian materi berjalan dengan menarik, padat, dan berisi, insyaAllah. Sehingga, tak terasa waktu berlalu, hingga 3 jam. Padahal masih banyak peserta yang berharap mendapat giliran untuk praktik juga. Memasuki sesi penutup, Ustadz Salman menyampaikan harap, semoga sharing dan sosialisasi di hari itu bisa menjadi bagian dari syiar dakwah yang bermanfaat untuk umat.
“Semua ilmu datangnya dari Allah. Maka, harus dikembalikan kepada Allah. Saya bersyukur, mengenal terapi totok punggung ini. Semoga sharing sosialisasi hari ini bisa menjadi bagian dari syiar dakwah yang bermanfaat untuk umat,” pungkasnya.
Harapannya, setelah kegiatan ini kita semua menjadi sadar bahwa menjaga kesehatan tubuh adalah salah satu hal penting untuk diperhatikan oleh setiap muslim. Memiliki tubuh yang sehat akan membuat kita bisa melakukan berbagai aktivitas dengan baik, beribadah dengan khusyuk, punya kesehatan jiwa, serta pikiran stabil dan seimbang. Dan kegiatan sosialisasi itu pun lantas ditutup dengan berfoto bersama.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!