Menggali Makna Konsep Ad-Diin yang Tak Sekadar “Agama” dalam Kuliah SPI

Menggali Makna Konsep Ad-Diin yang Tak Sekadar “Agama” dalam Kuliah SPI
Menggali Makna Konsep Ad-Diin yang Tak Sekadar “Agama” dalam Kuliah SPI / Foto Istimewa

Tuan jangan memperolok agama kami! Jika tuan memperolok, kami akan lupa tuan punya bedil, dan kami lupa kalau bisa mati.

Akmal Sjafril mengucapkan kalimat itu mengutip Buya Hamka saat menjadi narasumber dalam perkuliahan Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Jakarta 14, di Aula INSISTS, Rabu (12/9/2024) malam. Kutipan kalimat Buya Hamka yang diucapkan oleh Akmal Sjafril tersebut menggambarkan betapa militannya umat Islam dalam membela agamanya.

Di kesempatan itu, Akmal menyampaikan materi dengan judul “Konsep Ad-Diin”. Akmal menjelaskan, makna “Diin” berbeda dengan “agama” yang memiliki makna “tidak kacau” dan berasal dari bahasa Sansekerta, ataupun “religion” yang memiliki makna “mengikat” dan berasal dari bahasa Latin. Di dalam bahasa Arab, “Diin” memiliki persamaan makna dengan dain (utang), da’in (kreditur/debitur), dainanah/idanah (penghakiman & hukuman), serta madinah (kota).

Kelebihan bahasa Arab yang memiliki sistem akar kata memungkinkan makna kata-kata yang serupa tidak saling terpisah. Oleh karena itu, menurut pendiri gerakan “Indonesia Tanpa JIL” tersebut, translasi “Diin” menjadi agama atau pun religion tidaklah relevan. Terlebih karena bahasa Sansekerta sudah tidak digunakan lagi, dan bahasa Latin sudah jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, bahasa Arab masih terjaga hingga saat ini, karena Al Qur'an yang berbahasa Arab masih banyak dihafal oleh umat Muslim.

Lebih lanjut, Akmal menjelaskan bahwa makna “Diin” mengandung konsep perniagaan, di mana manusia berutang kepada Allah Swt. Atas utang itu, manusia perlu berserah diri kepada Allah untuk menghindari kerugian dan hukuman.

Di Acara ZEDx, Profesor Ugi Suharto Ungkap Peran Zakat dalam Pengembangan Ekonomi Negara-Negara Muslim
Acara ZEDx merupakan platform yang penting untuk membahas berbagai ide dan solusi terkait pengembangan zakat dan bagaimana hal tersebut dapat berkontribusi pada perbaikan kondisi ekonomi dan sosial di negara-negara Muslim.

Konsep keberutangan, pinjaman, pembayaran, kerugian, dan semuanya itu, mengindikasikan adanya adab,” ujar Akmal. “Kota, atau madinah, adalah tempat terjadinya jual beli, yang meniscayakan adanya hubungan timbal balik dan adab. Agama Islam bukan hanya mengajari manusia untuk memosisikan diri di hadapan Allah, melainkan juga memosisikan dirinya sebagai umat,” tambahnya.

Penjelasan konsep Ad-Diin ini menunjukkan konsep agama yang holistik dan menyeluruh. Ayah dua anak itu menjelaskan, keseluruhan makna “Diin” yang saling terkait itu menunjukkan bahwa berislam tidak dapat dilaksanakan sendirian, tetapi harus berjamaah.

Definisi saleh adalah berbuat baik kepada orang lain. Saleh itu tak bisa sendirian,” ucap Akmal.

Menanggapi materi yang disampaikan itu, salah seorang peserta kuliah, Nofa, mengatakan, “Semakin yakin bahwa agama Islam sebagai sebuah konsep hidup yang menyeluruh. Semakin jelas tentang bagaimana agama memandu setiap aspek kehidupan.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.