Menlu Belanda Panggil Dubes Israel Tuntut Pertanggungjawaban Genosida Gaza

Menlu Belanda Panggil Dubes Israel Tuntut Pertanggungjawaban Genosida Gaza
Menlu Belanda Panggil Dubes Israel Tuntut Pertanggungjawaban Genosida Gaza / Foto Istimewa

Selasa malam (08/04/2025), Pemerintah Belanda secara resmi memanggil Duta Besar penjajah Israel sebagai bentuk protes atas serangan brutal yang dilakukan di Kota Rafah, Jalur Gaza. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 14 relawan kemanusiaan & satu staf lembaga PBB.

Dalam pernyataan resminya, Kemenlu Belanda menyebut, pemanggilan ini berkaitan dengan "situasi di Gaza". Meski tidak memberikan rincian lebih lanjut, namun dikutip dari harian berbahasa Ibrani Yedioth Ahronoth, Menlu Belanda Kasper Veldkamp menyatakan bahwa pemanggilan dilakukan untuk meminta klarifikasi dari pihak Israel atas tragedi pembunuhan relawan di Rafah.

Peristiwa tragis tersebut terjadi pada 23 Maret lalu. Pasukan penjajah Israel dengan sengaja menyerang sebuah tim penyelamat yang terdiri dari 9 paramedis, 5 petugas SAR, dan seorang staf lembaga PBB. Mereka sedang merespons panggilan darurat dari warga sipil yang terjebak di wilayah Tel Al-Sultan, Rafah.

Persatuan Ulama Dunia: “Jihad di Palestina, Wajib! Normalisasi dengan Penjajah, Haram!”
IUMS mengeluarkan fatwa yang mewajibkan jihad bersenjata melawan pasukan penjajah Israel baik di darat, laut, maupun udara. Fatwa IUMS tersebut juga melarang normalisasi dengan penjajah dalam segala bentuk dan manifestasinya.

Pengakuan resmi dari militer penjajah Israel baru disampaikan pada Sabtu Malam (05/04/2025), setelah beredarnya video tragis yang direkam oleh salah satu korban sebelum gugur. Video tersebut menunjukkan, ambulan dan kendaraan pemadam kebakaran yang menjadi sasaran memiliki tanda-tanda darurat yang jelas, termasuk lampu darurat yang menyala. Video itu didapat dari The New York Times melalui seorang diplomat senior PBB yang enggan disebutkan namanya.

 Klaim Palsu Penjajah Israel

Sebelumnya, pada 31 Maret, militer penjajah Israel mengklaim bahwa mereka tidak menargetkan kendaraan penyelamat secara "acak", melainkan menyerang kendaraan yang "bergerak mencurigakan dan tidak menyalakan lampu darurat". Penjajah ngotot bahwa tembakan dilepaskan karena kendaraan konvoi mendekat dengan cara yang mencurigakan, tanpa lampu yang menyala, di tengah kegelapan. Namun setelah video bocor, narasi ini terbantahkan.

 Sejak 7 Oktober 2023, genosida penjajah di Jalur Gaza telah menyebabkan lebih dari 166 ribu jiwa gugur & luka-luka, mayoritasnya adalah anak-anak dan perempuan, serta lebih dari 11 ribu warga Palestina dinyatakan hilang.

(Sumber: Anadolu)

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.