Menteri Pertahanan Turki, Yaşar Guler, menyatakan kesiapan negaranya untuk melakukan kerja sama militer dengan kepemimpinan baru di Suriah. Pernyataan itu ia lontarkan setelah terjadi penggulingan rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah.
Guler menekankan, prioritas Turki di Suriah adalah melenyapkan komponen-komonen bersenjata yang berafiliasi dengan Partai Pekerja dan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (PKK/YPG). “Kami menyampaikan hal ini kepada sekutu kami, Amerika, dan berharap mereka meninjau kembali posisinya,”
Dia menekankan bahwa anggota organisasi yang datang ke Suriah dari luar harus meninggalkan organisasi tersebut, dan warga Suriah yang berada di bawah bendera kedua organisasi tersebut harus meletakkan senjatanya.
“Cepat atau lambat, kedua organisasi tersebut akan dibubarkan di Suriah. Karena inilah yang diinginkan oleh pemerintahan baru di Suriah, juga Turki menginginkannya,” tambah Guler.
Kerja Sama Militer Turki-Suriah
Guler mengatakan, Amerika Serikat (AS) telah mengikuti pendekatan tertentu di Suriah (sejak 2011), namun kondisi saat ini telah berubah. Perlu memberikan kesempatan kepada kepemimpinan baru di Suriah dan memantau perilakunya.
“Sekarang semua orang harus menerima kenyataan yang muncul, baik mau maupun tidak,” katanya. “Kami siap memberikan dukungan kepada pemerintahan baru di Suriah,” tegas Guler.
Guler berbicara tentang kehadiran militer Turki di beberapa wilayah Suriah. Kehadiran Turki bertujuan untuk mencegah perpecahan di Suriah atau “tindakan teroris di wilayah tersebut”.
Tujuan utama Turki adalah melindungi integritas dan kesatuan wilayah Suriah, menyelesaikan proses politik secara damai, dan membersihkan perbatasan Suriah-Turki dari konflik bersenjata.
“Masalah-masalah ini dapat didiskusikan dan ditinjau bersama rezim baru di Suriah saat kondisi sudah kondusif,” jelas Guler.
(Sumber: Al Jazeera Mubasher)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!