Gadget merupakan perangkat penting yang kini menjadi salah satu kebutuhan masyarakat dunia. Begitu pun Indonesia. Banyak kemudahan dalam pola kerja sehari-hari manusia yang hadir dengan adanya gadget. Namun, di antara banyaknya dampak positif yang hadir dari gadget, ada dampak buruk yang hadir bersamaan. Ketergantungan, sikap individualis, pola hidup terganggu, merupakan beberapa contoh dari dampak negatif penggunaan gadget, semisal laptop, tablet, dan khususnya smartphone.
Ketika gadget digunakan untuk mencari informasi bermanfaat yang dibutuhkan, ia akan berguna positif. Masalahnya, kerap kali informasi yang diakses lewat gadget adalah sesuatu yang kurang memberi manfaat. Hal itu antara lain terlihat dari daftar 10 situs paling banyak dikunjungi di Indonesia.
Berdasarkan hasil analisis dari Semrush.com seperti dikutip akun @katadatacoid, terlihat bahwa dari 10 situs yang paling banyak dikunjungi di Indonesia pada Juni 2023, hanya satu situs yang merupakan situs berita dan menampilkan informasi bermanfaat. Sisanya kebanyakan adalah situs-situs manga dan anime. Tengok saja Shinigami.id yang berada di peringkat tiga, Asurascans.com yang duduk di peringkat empat. Dan situs lain yaitu Kiryuu.id, Komiku.id, dan Westmanga.info yang juga masuk dalam jajaran 10 peringkat teratas situs terbanyak dikunjungi.
Hal itu menerbitkan kekhawatiran. Khususnya di kalangan KAMMI (Kesatuan Aktivitas Mahasiswa Muslim Indonesia) Komisariat LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab) atau biasa disingkat KAMMI LIPIA. Sebab, data tersebut menunjukkan, masih banyak anggota masyarakat yang menggunakan gadget sekadar untuk mengakses hal-hal yang kurang bermanfaat. Dan tentu hal tersebut perlu mendapat perhatian khusus. Menurut mereka, perlu penanganan terhadap masalah ini, agar dampak negatif gadget bisa lebih teratasi. Setidaknya, dampaknya bisa diminimalkan.
Hal itu dikatakan Ketua Biro Solihati KAMMI LIPIA, Aulia Rahmah, dalam wawancara pada 30 Juli 2023. "Kebanyakan orang ketika libur terlalu asyik dengan gadget-nya. Karena terlalu sering membuka sosmed yang kurang memberikan manfaat sehingga berpotensi menghabiskan waktu secara percuma. Sehingga, tugas dan kewajibannya yang lain terbengkalai,” katanya.
Menyikapi hal itu, KAMMI LIPIA membuat langkah untuk mengurangi masalah tersebut. Langkah tersebut berupa aksi "No Scroll Challenge". Apa itu?
"No Scroll Challenge" (tantangan untuk tidak scroll) adalah sebuah tantangan (challenge) yang diadakan oleh Biro Keperempuanan (Biro Solihati) KAMMI LIPIA pada masa liburan kampus untuk tidak scrolling un-faedah (menggunakan gadget untuk mengakses hal-hal yang kurang bermanfaat) lebih dari 4 jam sehari. Artinya, setiap kader ditantang untuk minimal 4 jam sehari tidak menggulirkan jari pada gadget. Tantangan itu akan berkurang satu jam setiap pekannya, berturut-turut menjadi 3, 2, dan 1 jam. Un-faedah adalah kata dalam bahasa gaul di kalangan mereka, yang kerap mereka gunakan untuk menyebut idiom “tidak bermanfaat”.
Jawaban atas tantangan itu dibuktikan dengan membagikan screenshot (tangkapan layar) tentang durasi kegiatan online harian masing-masing ke dalam status whatsapp mereka, dengan mencantumkan #NoScrollSobsol, dan melaporkannya ke grup online kader. Hal ini dilaksanakan dalam kurun waktu satu bulan, sejak 20 Juli hingga 20 Agustus 2023. Tujuannya agar penggunaan gadget para kader lebih maksimal dan berkualitas.
“Hal ini dilatarbelakangi oleh banyaknya aktivitas online yang dilakukan masyarakat umum, terkhusus kader KAMMI LIPIA, pada masa liburan. LIPIA sendiri sudah memasuki masa liburan semester semenjak akhir Mei 2023. Aktivitas online itu sering menyebabkan terbuangnya sebagian waktu dengan percuma. Maka dari itu, Biro Solihati mengadakan challenge itu agar menjadi solusi bagi permasalahan tersebut,” paparnya.
Aulia Rahmah berharap, dengan adanya challenge tersebut, setiap kader KAMMI LIPIA akan mampu memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Yaitu dengan meminimalkan penggunaan hal-hal yang kurang bermanfaat pada gadget-nya. Sebaliknya, mereka akan lebih mempersiapkan diri dalam menyambut semester baru.
Penulis: Muhammad Haikal Lukmanulhakim (Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Satra Arab LIPIA Jakarta, Alumni Pelatihan Jurnalistik sabili.id batch 2)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!