Model Strategi Rekrutmen Pelajar Islam Indonesia (PII) untuk Kalangan Gen Z

Model Strategi Rekrutmen Pelajar Islam Indonesia (PII) untuk Kalangan Gen Z
Kegiatan Advanced Leadership Training Pengurus Wilayah PII, Jawa Tengah / Dok. PW PII Jateng

Generasi Z (Gen Z) adalah mereka yang lahir setelah tahun 1996. Mereka tumbuh di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan informasi. Kehadiran mereka membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan. Termasuk dalam dunia dakwah dan organisasi.

Tetapi ada hal yang menarik dalam hubungan Gen Z dengan dunia dakwah dan organisasi. Organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) menghadapi tantangan baru dalam merekrut dan mengajak Gen Z untuk bergabung dalam gerakan dakwah.

Berdasarkan survei Resume Builder terhadap 1.300 manajer dan pimpinan perusahaan di Indonesia, ditemukan bahwa 74% responden menganggap Gen Z sulit diajak bekerja sama, minim keterampilan, mudah bosan, dan kurang motivasi.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap generasi memiliki karakteristik unik yang dipengaruhi oleh konteks sosial dan teknologi. Untuk itu, PII perlu merancang strategi yang sesuai dengan karakteristik Gen Z agar dapat efektif dalam merekrut mereka. Berikut ini adalah contoh model strategi rekrutmen PII untuk kalangan Gen Z.

Pertama, Gen Z terbiasa dengan komunikasi yang cepat, terbuka, dan langsung. Mereka menginginkan informasi yang jelas dan mudah diakses. Oleh karena itu, PII perlu memanfaatkan platform komunikasi yang sering digunakan oleh Gen Z, semisal media sosial (Instagram, TikTok, Twitter) dan aplikasi pesan instan (WhatsApp, Telegram).

Selain itu, komunikasi harus transparan dan jujur, dengan memberikan informasi yang akurat mengenai tujuan, program, dan manfaat bergabung dengan PII. Pendekatan ini tidak hanya menarik perhatian mereka tetapi juga membangun kepercayaan dan keterlibatan.

Baca juga: Kala Judi Kian Menjadi-Jadi

Kedua, Gen Z dikenal mencari makna dan tujuan dalam setiap aktivitas yang mereka lakukan. Mereka lebih termotivasi oleh kontribusi nyata dan dampak sosial daripada sekadar imbalan materi.

PII perlu mengomunikasikan bahwa bergabung dengan organisasi dapat memberikan kesempatan untuk membuat perubahan positif dalam masyarakat. Menyediakan cerita sukses dari anggota yang telah berkontribusi dalam proyek-proyek dakwah yang berdampak akan meningkatkan daya tarik bagi Gen Z.

Ketiga, walau pun Gen Z memiliki keterampilan digital yang kuat, mereka mungkin membutuhkan pengembangan dalam keterampilan interpersonal dan soft skills.

PII dapat menyelenggarakan pelatihan dan workshop yang fokus pada pengembangan keterampilan komunikasi, kerja sama tim, dan kepemimpinan. Program-program ini tidak hanya membantu mereka dalam aktivitas dakwah, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk tantangan masa depan. Pelatihan yang interaktif dan berbasis proyek akan lebih menarik bagi Gen Z.

Keempat, Gen Z sangat menghargai fleksibilitas dalam menjalani aktivitas mereka. PII harus menawarkan jadwal kegiatan yang fleksibel dan memungkinkan partisipasi baik secara online maupun offline. Kegiatan dakwah yang dapat diakses secara daring, semisal webinar, diskusi online, dan e-learning, memungkinkan anggota Gen Z untuk berpartisipasi tanpa mengganggu jadwal belajar atau aktivitas lainnya. Selain itu, pendekatan ini memperluas jangkauan dakwah ke berbagai wilayah.

Kelima, Gen Z adalah generasi digital-native yang sangat terhubung dengan teknologi. PII perlu memanfaatkan teknologi secara optimal untuk menarik dan mempertahankan minat mereka.

Baca juga: Membeli Buku Dapat Mempermudah Jalan Masuk Surga

Penggunaan aplikasi mobile untuk mengelola kegiatan organisasi, platform e-learning untuk pendidikan dakwah, dan media sosial untuk kampanye dakwah, adalah beberapa contoh bagaimana teknologi dapat digunakan secara efektif. Interaksi yang interaktif dan konten visual yang menarik akan lebih efektif dalam menjangkau Gen Z.

Keenam, Gen Z menghargai lingkungan yang inklusif dan mendukung. PII perlu menciptakan budaya organisasi yang menghargai keberagaman, menghormati pendapat, dan memberikan dukungan kepada setiap anggota.

Lingkungan yang positif dan suportif akan membuat Gen Z merasa diterima dan termotivasi untuk berkontribusi lebih. Selain itu, mentoring dari anggota senior yang dapat memberikan bimbingan dan dukungan akan sangat membantu dalam membangun rasa kebersamaan dan kepemilikan.

Khotimah

Untuk sukses dalam merekrut dan mendakwahi Gen Z, PII harus mengadopsi pendekatan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan generasi ini. Dengan strategi komunikasi yang efektif, pemahaman motivasi, pengembangan keterampilan, fleksibilitas kegiatan, penggunaan teknologi, dan menciptakan lingkungan yang inklusif, PII dapat menarik minat Gen Z dan mengajak mereka berpartisipasi aktif dalam dakwah.

Gen Z memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan yang positif. Dan dengan pendekatan yang tepat, Gen Z dapat menjadi aset berharga. Bagi PII pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.