Night at the Library: Merayakan Kata, Nada, dan Kehangatan Perpustakaan Jakarta

Night at the Library: Merayakan Kata, Nada, dan Kehangatan Perpustakaan Jakarta
Night at the Library: Merayakan Kata, Nada, dan Kehangatan Perpustakaan Jakarta/ Foto Istimewa

Perpustakaan Jakarta bersama Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) H.B. Jassin menggelar "Night at the Library", pada Jumat malam (11/7/2025) di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. "Night at the Library" sendiri adalah acara bulanan hasil kolaborasi mereka.

Kali ini, suasananya terasa lebih istimewa karena bertepatan dengan perayaan ulang tahun Perpustakaan Jakarta dan Hari Pustakawan Nasional. Uniknya, tanggalnya memang bersamaan, 7 Juli. Seperti biasa, acara ini hadir sebagai ruang temu bagi kata, nada, dan renungan, yang menampilkan talk show, pembacaan puisi, serta pertunjukan musik dalam suasana hangat dan inspiratif.

Acara dibuka oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta, Nasruddin Djoko Surjono. Di dalam sambutannya, Nasruddin menekankan pentingnya menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang menyenangkan bagi generasi muda Jakarta.

"Saya harap perpustakaan ini nggak menjadi tempat yang membosankan, tetapi justru jadi ruang pertemuan kreativitas anak-anak muda Jakarta," ungkapnya.

Sesi demi sesi pun bergulir. Dimulai dari penampilan stand-up comedy oleh Khairul Umam, seorang anggota pemadam kebakaran yang juga aktif sebagai content creator. Dengan gaya khas, Umam sukses membuat suasana pecah oleh tawa para pengunjung.

Setelah Umam, giliran dr. Gia. Ia seorang dokter muda sekaligus penulis, yang berbagi cerita tentang dunia kesehatan dan pengalaman dia menulis. Ia telah menerbitkan empat buku best seller, salah satunya berjudul "Garda Detak", yang berisi kumpulan 40 kisah menyentuh dari ruang UGD.

IDEAS: Rencana Pemerintah Naikkan Tarif Ojol Tambah Beban Penumpang
Kenaikan tarif ojol jelas menambah beban penumpang, terutama yang bergantung pada layanan ini setiap hari untuk mobilitas kerja, sekolah, atau keperluan keluarga. Dan kenaikan tarif ojol tak menyentuh persoalan utama, yaitu relasi kuasa yang timpang antara aplikator dan pengemudi.

Dr. Gia mengungkapkan, menulis sudah menjadi kesukaan dia sejak duduk di bangku SMA. Saat itu, yang ia tulis adalah surat-surat cinta teman-temannya untuk para gebetan mereka. Dari situ, aktivitas menulis berlanjut sampai sekarang.

"Hingga kini, menulis itu menjadi ritual healing saya," ungkapnya.

Healing yang ia maksud yaitu untuk menjaga kesehatan mental di tengah hectic-nya menjadi seorang dokter yang setiap hari berhadapan dengan berbagai kondisi yang memicu adrenalin. Hal itu terrefleksikan di cerita di dalam buku-bukunya yang selalu mengalir, seolah pembaca dibawa bertualang ke rumah sakit, ke ruang emergency, dan seolah merasakan secara langsung setiap kejadian yang dituturkan di dalam buku-bukunya.

"Aku ingin yang baca buku ini tuh kayak ada di sebelah saya sambil dengerin saya ngobrol sama pasien, saya ngobrol sama perawat," ucapnya.

Sesi berikutnya menampilkan pembacaan puisi oleh Ayu Utami, sastrawan dan novelis penting angkatan reformasi, sekaligus pendiri Komunitas Utan Kayu dan aktivis Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Melalui komunitasnya, Ayu memiliki misi besar untuk mencerdaskan bangsa dan membangun generasi pembaca yang kritis dan kreatif.

Malam itu, Ayu membacakan beberapa surat HB Jassin tentang Chairil Anwar, serta puisi-puisi Goenawan Mohamad. Salah satu kalimat HB Jassin dalam suratnya tentang Chairil Anwar yang dibacakan Ayu Utami ketika itu yaitu, "Memang dalam hidupnya yang singkat itu, Chairil telah berjasa besar dalam kesusastraan Indonesia.  Dan bangsa Indonesia berterima kasih kepadanya. Dalam sejarah kesusastraan Indonesia, namanya akan tercantum selama-lamanya sebagai pelopor Angkatan 45."

Model puisi Chairil yang khas, yang menjadi tonggak puisi modern Indonesia, juga melahirkan pengaruh besar, salah satunya pada bentuk puisi liris. Yaitu jenis puisi yang menggambarkan suasana tanpa terlalu banyak berpendapat.

Beberapa puisi dari Goenawan Mohamad yang dibacakan oleh ayu Utami di antaranya berjudul "Surat Cinta", "Lagu Obo", dan lain-lain. Ayu Utami mengungkapkan bahwa dalam setiap puisi, selalu ada kalimat atau frasa yang paling favorit.  Baginya, di salah satu  puisi Goenawan Mohamad yang dia baca, bagian paling menyentuh adalah, "Apa yang berharga pada tanah liat ini selain separuh ilusi? Sesuatu yang kelak retak, dan kita membikinnya abadi."

Sebagai penutup yang manis, suasana malam dibalut lembut dengan penampilan Dere, seorang penyanyi muda berbakat dengan karakter vokal yang khas dan lirik-lirik penuh makna. Dere dikenal lewat lagu-lagunya yang puitis, bersajak, dan sarat majas. Ia bukan hanya bernyanyi, tetapi juga seperti sedang bercerita dalam bentuk lagu.

Dere adalah jebolan The Voice Kids Indonesia 2016. Meski bukan pemenang saat itu, bakat dan kepekaan seni Dere justru bersinar berkat pembinaan dari Tulus, sang coach. Hingga kini, Dere telah merilis dua album: "Rubik" (2022) dan "Berbunga" (2025), masing-masing berisi 10 lagu yang mencerminkan warna-warni rasa — dari luka sampai cinta.

Malam itu, Dere membawakan total 10 lagu: 6 lagu dari album pertamanya dan 4 dari album terbarunya. Lagu “Puspa” menjadi lagu pamungkas yang mengantar pulang penonton dengan senyum dan hati yang hangat.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.