Hamas mengumumkan, pasukan penjajah Israel telah menyerang warga Palestina di Gaza, saat mereka sedang menunggu bantuan kemanusiaan untuk didistribusikan. Serangan itu dilancarkan pada Kamis (25/1/2024). Kantor berita AFP melaporkan, 20 warga Palestina tewas dan 150 lainnya terluka akibat serangan brutal tentara Israel terhadap warga sipil di Gaza itu.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dilansir AFP, serangan tersebut merupakan kejahatan perang.
Sedangkan Reuters mengutip pernyataan dari The National and Islamic Forces Follow-up Committee yang mengatakan, serangan pasukan Israel menargetkan warga sipil yang sedang antre untuk menerima bantuan. Menanggapi berita itu, menurut AFP, pihak militer Israel mengatakan, mereka sedang menyelidiki laporan tentang serangan tersebut.
“Puluhan orang tewas dan terluka dalam kejahatan perang dan genosida,” begitu isi pernyataan The National and Islamic Forces Follow-up Committee, seperti dikutip Reuters.
Ini adalah serangan terkini dari pasukan penjajah Israel. Sejak 7 Oktober 2023, tentara Zionis Israel telah melancarkan serangan tanpa henti di Gaza sebagai tanggapan terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober yang disebut-sebut belum pernah terjadi sebelumnya. Saat serangan terkini yang brutal itu terjadi, warga sedang menunggu bantuan berupa bahan pangan, karena di Gaza tidak ada makanan akibat diblokade Israel.
Ketika warga tengah menunggu bantuan pangan itu, tiba-tiba muncul tank dan pasukan penjajah Israel langsung menembaki warga yang sedang antre menunggu bantuan bahan pangan itu. Dua puluh orang pun syahid dan lainnya terluka. Para korban lantas dibawa ke Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza. AFP melaporkan, di rumah sakit tersebut ada mayat-mayat tergeletak di lantai.
Serangan juga terjadi di Gaza Tengah. Menurut pejabat kesehatan Palestina, Kamis (25/1/2024), saat malam tiba Israel melancarkan serangan udara terhadap sebuah rumah di kamp pengungsi Al-Nusseirat. Akibatnya, enam orang tewas. Selain itu, tank-tank Israel menghantam dua rumah sakit di Khan Younis. Di saat nyaris bersamaan, warga di wilayah utara benar-benar kesulitan pangan. Para pekerja kemanusiaan dilaporkan mengatakan, pengiriman bantuan yang jarang terjadi langsung saja dikerumuni oleh orang-orang yang putus asa dan tampak kelaparan dengan mata cekung.
Baca juga: Warisan Peradaban Dunia Ikut Hancur oleh Kebengisan Penjajah Israel
Sejak awal kampanye militer Israel pada 7 Oktober 2023, sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Jalur Gaza terusir hingga harus mengungsi dan kini terhimpit di Khan Younis serta kota-kota di utara dan selatannya. Kini, memasuki bulan keempat kampanye militer Israel itu, pejabat kesehatan Gaza mengatakan, Israel telah mengalihkan operasi militer besar-besaran setelah mulai menarik pasukan dari wilayah utara. Wilayah yang menurut mereka kini sebagian besar mereka kendalikan. Dan di Khan Younis, dalam 24 jam terakhir setidaknya 50 orang warga Palestina telah terbunuh.
Menanggapi aksi penjajahan dan agresi Israel terhadap Palestina yang masih terus berlangsung, Indonesia kembali menyatakan sikap tegas, menolak keras niat Israel ingin menghapus Palestina dari peta dunia. Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, menegaskan hal itu saat menghadiri debat terbuka (open debate) Dewan Keamanan (DK) Persatuan bangsa-Bangsa (PBB), Selasa (23/1/2024), di New York, AS. Retno juga mendesak DK PBB untuk segera melakukan tindakan terkait konflik Israel-Palestina di Gaza. Pernyataan Menlu RI, Retno Marsudi, mewakili Indonesia, itu menanggapi pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menegaskan menentang pembentukan negara Palestina.
“Tanggal 18 Januari lalu, Perdana Menteri Netanyahu menyatakan secara terbuka Israel tidak akan mengizinkan Negara Palestina untuk berdiri,” kata Retno dalam pernyataannya, Rabu (24/1/2024).
Di dalam open debate DK PBB itu, Retno menyampaikan, DK PBB tidak boleh diam saja melihat tujuan Israel yang ingin menghilangkan Palestina dari peta dunia. “Pernyataan ini sangat berbahaya dan tidak dapat diterima, karena mengonfirmasikan tujuan Israel sesungguhnya, yaitu menghilangkan Palestina dari peta dunia,” tegasnya.
Retno Marsudi juga menyoroti aksi militer yang meluas di luar Gaza dan ancaman perang di kawasan Timur Tengah yang merupakan bahaya nyata. Menurut dia, apa yang terjadi di Gaza saat ini bisa berdampak besar bagi dunia, terutama di Timur Tengah. Ancaman perang terbuka bisa terjadi kapan saja. Sehingga, Retno pun mendesak adanya gencatan senjata permanen antara Israel dan Palestina.
“Apakah DK PBB akan terus tinggal diam menghadapi maksud Israel tersebut?” tanyanya.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!