Serangan penembakan di kota Jaffa (Israel) atau yang disebut “Operasi Jaffa” yang dilakukan oleh dua pemuda Palestina, terjadi pada Selasa (1/10/2024) malam, sesaat sebelum peringatan satu tahun Thufan Al-Aqsa. Operasi Jaffa juga berselingan dengan serangan rudal Iran ke pangkalan militer Netzarim di selatan Kota Gaza, dan penembakan balasan ratusan rudal dari Lebanon Selatan menuju Israel.
Kepolisian Penjajah Israel menuturkan, akibat dari penyerangan ini tujuh orang warga Israel tewas dan 16 lainnya luka-luka. Sedangkan siaran Tentara Israel mengungkapkan, para pelaku “menyusup ke Israel, menikam seorang tentara, menyita senjatanya, dan melakukan penyerangan dengan senjata itu”.
Respon Pejabat Hamas
Pejabat Hamas, Mahmoud Mardawi, mengatakan, operasi penembakan heroik telah membuktikan kemampuan Hamas untuk merugikan pihak Penjajah di Kota Jaffa, Israel Tengah, pada Selasa malam (1/10/2024). Tindakan tersebut berhasil menyebabkan kematian sejumlah pemukim, dan menanggapi agresi barbar yang terus berlanjut terhadap wilayah Gaza, Tepi Barat, Lebanon, dan eskalasi sekitarnya.
Mardawi menekankan, operasi itu adalah sebuah simbolisme temporal dan spasial yang diusungnya. Hal ini merupakan tindakan heroik dan respons alami terhadap kejahatan pembantaian yang terus berlanjut dari Penjajah. Mereka hanya mengenal bahasa kekerasan.
Ia menjelaskan, operasi tersebut dilakukan sebagai respons terhadap serangan yang terus berlanjut dari milisi pemukim di Tepi Barat. Sebagai balasan terhadap serangan penjajah Israel yang terus berlanjut ke kota-kota dan desa-desa, seperti yang terjadi pada perkemahan Balata.
Upaya penjajah Israel berkali-kali gagal untuk menekan dan membelenggu para pejuang kemerdekaan Palestina, walau mereka sudah melakukan banyak penangkapan, penganiayaan, dan penyiksaan terhadap warganya.
“Berlanjutnya operasi perlawanan dari para pejuang Palestina kembali membuktikan kemampuan rakyat kita untuk melawan dan melemahkan Penjajah. Tidak peduli atas semua pembatasan dan tindakan melanggar keamanan yang dilakukan oleh Israel,” tambah Mardawi.
Mardawi menekankan, perlunya segera menggenapi apa yang diserukan oleh gerakan Hamas dan para pejuang. Seruan untuk terus berupaya menghentikan agresi penjajah terhadap Palestina dan Lebanon.
“Perlawanan dari rakyat kami terhadap penjajah di Gaza dan Tepi Barat tidak akan surut selama masih ada kekuatan dalam diri kami, sampai penjajahan lenyap tuntas,” tegas Mardawi.
(Sumber: Al Jazeera & Situs Resmi Hamas)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!