Pencapaian Pejuang Palestina dalam Satu Tahun Terakhir

Pencapaian Pejuang Palestina dalam Satu Tahun Terakhir
Pencapaian Pejuang Palestina dalam Satu Tahun Terakhir /Foto Istimewa

Selama setahun terakhir, pejuang Palestina, khususnya di Gaza, telah mencatat berbagai kemajuan signifikan di bidang militer, politik internasional, dan kesadaran masyarakat global. Meski pun terus menghadapi serangan dan blokade dari Israel, mereka berhasil menciptakan perubahan yang memengaruhi berbagai aspek, mulai dari inovasi teknologi hingga dukungan internasional.

Kemajuan di Bidang Militer

Salah satu pencapaian penting para pejuang adalah Operasi Badai Al-Aqsa. Operasi tersebut menjadi salah satu perlawanan paling terorganisasi terhadap Penjajah Israel. Menurut laporan dari Al Jazeera dan Middle East Eye (2024), operasi itu memberikan dampak signifikan pada sistem pertahanan Israel dan menjadi pukulan berat bagi negara penjajah tersebut.

Di tengah embargo dan blokade yang ketat, pejuang Palestina mampu mengembangkan teknologi militer secara mandiri. Laporan dari Reuters dan Defense Post (2024) menyebutkan bahwa mereka berhasil merakit drone dan roket dengan memanfaatkan sumber daya lokal. Efisiensi dalam menjalankan operasi militer, yang sering kali mengejutkan militer Israel, menjadi bukti kemampuan luar biasa yang mereka miliki dalam mengelola wilayah Gaza, meski berada di bawah tekanan intens.

Perjuangan di Kancah Politik Internasional

Di tingkat internasional, para pejuang mencatat kemajuan signifikan. Negara-negara Afrika semisal Namibia dan Malawi secara resmi menyatakan dukungan mereka terhadap Palestina dalam upaya meraih kemerdekaan dan mengakhiri penjajahan Israel, sebagaimana dilaporkan oleh Al Jazeera dan Africa News (2024).

Pasca Operasi Badai Al-Aqsa, semakin banyak negara yang mengecam kebijakan keji dan brutal Israel, terutama dalam forum-forum internasional semisal Uni Eropa. Laporan dari European Council on Foreign Relations dan UNGA Reports (2024) menunjukkan bahwa tekanan internasional terhadap Israel terus meningkat, terutama terkait pelanggaran hak asasi manusia di Palestina. Resolusi PBB pun semakin menegaskan desakan agar Israel mengakhiri blokade dan penjajahan di Gaza.

Kisah Warga Palestina Berhari-hari Hidup Bersama Jasad Istrinya
Issam Al-Khatib terpaksa terus berada di samping jenazah istrinya, pamannya, dan kerabatnya, tanpa bisa keluar dari tempatnya, akibat pengeboman yang tak kunjung henti dari Penjajah Israel.

Pada 10 Mei 2024, Majelis Umum PBB mengadakan pemungutan suara yang mendukung langkah Palestina menjadi anggota penuh PBB. Sebanyak 143 negara mendukung resolusi tersebut, menandai dukungan besar terhadap perjuangan Palestina. Selain itu, banyak negara Eropa yang telah mengakui Palestina sebagai negara merdeka pada tahun ini.

Negara-negara Eropa yang telah mengakui Palestina sebagai negara merdeka adalah:

Swedia: Negara Eropa Barat pertama yang mengakui Palestina sebagai negara berdaulat secara resmi pada 30 Oktober 2014. Palestina memiliki kedutaan besar di Stockholm (ibukota Swedia), yang dibuka pada Februari 2015.
Spanyol, Irlandia, dan Norwegia: Ketiganya mengakui Palestina pada Mei 2024.
Slovenia dan Malta: Juga mendukung pengakuan kemerdekaan Palestina.
Prancis: Meski pun belum secara resmi mengakui Palestina, Prancis mendukung solusi dua negara dan pengakuan melalui negosiasi damai.

Negara-negara lain semisal Siprus, Hungaria, Republik Ceko, Polandia, Slovakia, Rumania, dan Bulgaria juga telah memberikan pengakuan resmi.

Negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan) telah mengecam agresi Israel di Gaza. Mereka mengutuk serangan yang menargetkan warga sipil dan infrastruktur sipil, serta menyebut pengusiran paksa warga Palestina sebagai kejahatan perang.

Kesadaran dan Dukungan Rakyat Dunia

Tumbuhnya solidaritas global menjadi elemen penting dalam perjuangan Palestina. Demonstrasi besar di Eropa dan Amerika, sebagaimana dilaporkan oleh BBC News dan The Washington Post (2024), menunjukkan semakin meluasnya dukungan masyarakat internasional untuk menghentikan penjajahan Israel di Palestina.

Hamas: Penyerbuan Ben-Gvir ke Al-Aqsa adalah Eskalasi Berbahaya
Hamas menyebut aksi penyerbuan yang dilakukan Menteri Ekstremis Israel, Itamar Ben-Gvir, ke kawasan Masjid Al-Aqsa, sebagai pelanggaran serius dari kebijakan pemerintah penjajah Israel.

Kampanye digital juga berperan besar dalam menggalang dukungan. Tagar semisal #FreePalestine dan #SaveGaza mendominasi media sosial, menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Menurut DataReportal (2024), media sosial dimanfaatkan secara cerdas oleh pejuang Palestina untuk menyampaikan narasi perjuangan mereka, menarik perhatian generasi muda, dan membangun solidaritas internasional.

Pencapaian-pencapaian pejuang Palestina selama satu tahun terakhir menunjukkan bahwa meski pun dihadapkan pada tantangan besar, mereka mampu mencatat kemajuan di berbagai bidang. Baik di bidang militer, politik internasional, maupun dalam membangun solidaritas global, para pejuang telah memerlihatkan kemampuan luar biasa dalam memerjuangkan hak-haknya. Dukungan dari berbagai negara, organisasi internasional, dan gerakan solidaritas global, juga semakin memerkuat posisi mereka di mata dunia.

Hingga 29 Desember 2024, penduduk Gaza yang syahid akibat serangan Israel telah mencapai 45.484 orang. Angka itu sudah mencakup 17.492 anak-anak. Dan lebih dari 11.160 orang yang dinyatakan hilang.

(Sumber: dari berbagai sumber)

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.