Pemimpin gerakan Hamas, Mahmoud Mardawi, menyatakan keprihatinan dia atas meningkatnya aksi kejahatan oleh pemukim ilegal Yahudi di Tepi Barat. Salah satu serangan terbaru yang mendapat sorotan adalah tindakan brutal pemukim ilegal Yahudi terhadap sekolah Arab al-Ka'abneh di Al-Maarijat, Tepi Barat bagian utara, pada Senin (16/9/2024). Selain itu, berbagai aksi pembakaran, penyiksaan, dan penghancuran properti milik warga Palestina, juga dilaporkan terjadi di sejumlah wilayah di Tepi Barat.
Mardawi menjelaskan, serangkaian serangan ini adalah bagian dari kebijakan sistematis yang dilakukan oleh pemerintah penjajah ekstremis. Kebijakan tersebut bertujuan untuk menekan dan merampas tanah rakyat Palestina.
Meski menghadapi serangan brutal, Mardawi menegaskan, upaya-upaya itu tidak akan membuat rakyat Palestina menyerah. Sebaliknya, mereka akan semakin teguh dan bertekad mempertahankan tanah serta hak-hak mereka.
“Tindakan ekstremis Yahudi ini tidak akan mematahkan semangat kami, tetapi justru akan menjadi bahan bakar bagi pejuang perlawanan yang lebih kuat,” tegas Mardawi.
Mardawi pun mengajak seluruh rakyat Palestina, khususnya yang berada di Tepi Barat, untuk bersatu menghadapi serangan yang kian memanas. Ia menyerukan pentingnya solidaritas antar faksi-faksi pejuang Palestina dalam menahan serangan pemukim ilegal dan mencegah serangan teroris yang mereka lakukan. Menurut Mardawi, perlawanan adalah satu-satunya jalan menuju pembebasan.
“Perlawanan merupakan satu-satunya cara yang dapat mengakhiri penjajahan dan mengembalikan hak-hak rakyat Palestina,” ungkapnya, menegaskan komitmen Hamas untuk terus berjuang demi pembebasan tanah Palestina.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, 705 warga Palestina telah syahid di Tepi Barat akibat penembakan tentara penjajah Israel sejak 7 Oktober 2023.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!