Tentara Zionis Israel telah memperluas serangannya di Gaza Selatan dan Tengah, dengan beberapa serangan berskala besar terhadap bangunan yang menampung pengungsi. Kamp pengungsian pun dibombardir, sehingga tidak ada lagi tempat aman tersisa untuk mengevakuasi ribuan orang yang sudah mengungsi selama berminggu-minggu. Hal itu berlangsung sejak Rabu (6/12/2023) dini hari.
“Di bawah pemboman dari udara yang hebat, tank-tank Zionis Israel mulai bergerak semakin dalam ke pusat kota Khan Younis, datang dari sisi timur,” kata Hani Mahmoud seperti dikutip dari laman AlJazeera.com.
“Semua orang mengira wilayah timur Khan Younis adalah sasaran utama, seperti yang dinyatakan dalam selebaran yang dijatuhkan dari udara kepada warga. Namun sepertinya seluruh kota Khan Younis sedang dibombardir secara besar-besaran saat ini,” kata Mahmoud, mengenai selebaran yang dijatuhkan oleh pasukan Zionis Israel yang isinya memerintahkan warga untuk mengungsi.
Alan Fisher dari Al Jazeera mengatakan, militer Zionis Israel telah bersiap menghadapi pertempuran sengit selama berhari-hari di Khan Younis, yang dipandangnya sebagai benteng utama Pejuang Hamas. “Militer Zionis Israel harus bergerak hati-hati karena banyak tawanan juga mungkin berada di sana,” kata Fisher, melaporkan dari Yerusalem Timur yang dijajah oleh Zionis Israel.
“Itu semua adalah bagian dari rencana untuk memindahkan operasi lebih jauh ke selatan,” katanya. “Kami kemungkinan akan melihat operasi intensif akan diperpanjang empat atau lima minggu hingga pertengahan Januari,” lanjutnya.
“Dala beberapa hari ke depan bisa jadi akan terjadi pertempuran terberat dalam perang dua bulan tersebut,” tambahnya.
Baca Juga : PBB: Horor dan Kekejaman Kembali Terjadi Saat Israel Meningkatkan Serangan ke Gaza
Mahmoud mengatakan, “Setelah hari ini, tidak ada pilihan bagi warga Palestina untuk pergi ke mana pun. Satu-satunya pilihan yang mungkin atau bahkan mungkin telah dilakukan bagi warga Palestina adalah menyeberang ke Mesir. Namun dengan situasi saat ini, hal tersebut nampaknya sangat sulit dilakukan.”
“Di bawah pemboman yang besar-besaran, kondisi itu memaksa orang terdesak ke bagian tengah Gaza, lalu Khan Younis, dan sekarang Rafah,” kata Mahmoud, seraya menambahkan bahwa “lebih dari 1,5 juta orang terjepit ke dalam wilayah yang sangat padat penduduknya.”
Ada juga serangan tanpa henti di Deir el-Balah di Gaza Tengah sepanjang malam, lapor Hind Khoudary dari Al Jazeera dari daerah tersebut. Dia mengatakan, terjadi “ledakan tanpa henti, tembakan artileri tanpa henti, dan bentrokan tanpa henti”.
“Jumlah korban luka yang dibawa ke rumah sakit sangat besar. Dokter dan paramedis belum mampu menyelamatkan mereka semua,” kata Khoudary, menggambarkan intensitas serangan dan mencatat bahwa “Sangat berbahaya bagi orang-orang untuk pergi ke utara atau selatan. Pada saat yang sama, kondisi di sini sangat buruk. Tidak ada makanan di pasar. Bahkan sedikit makanan yang tadinya tersedia, kini sudah tidak ada lagi, karena pusat kota telah terpisah dari wilayah selatan.”
Setidaknya 6 orang tewas dan 14 luka-luka dalam serangan udara Zionis Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza Tengah. Tim Al Jazeera yang berada di lokasi melaporkan serangan pada hari Rabu (6/12/2023) telah menyebabkan beberapa orang terjebak di bawah reruntuhan bangunan.
Ketika korban luka dilarikan ke beberapa rumah sakit yang tersisa di wilayah tersebut, organisasi bantuan memberikan peringatan bahwa persediaan sangat sedikit. Badan amal medis internasional Doctors Without Borders, yang dikenal dengan inisial Perancis MSF, memperingatkan bahwa Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir el-Balah kehabisan pasokan.
“Saat ini terdapat 700 pasien yang dirawat di rumah sakit dan pasien baru terus berdatangan,” kata koordinator darurat MSF, Marie-Aure Perreaut Revial. “Kami kehabisan persediaan penting untuk mengobati mereka.”
(Sumber: Al Jazeera)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!