Penduduk Palestina telah menghadapi blokade kemanusiaan dan genosida selama lebih dari 22 bulan. Di tengah pelaparan massal dan gempuran penjajah Israel ke Gaza, para pejuang Palestina tetap bergeming memertahankan tanah airnya. Bahkan, perlawanan kini semakin terorganisir dengan intensitas yang kian meningkat.
Menurut laporan surat kabar harian Israel, Maariv, pada Ahad (17/8/2025) seorang perwira militer Israel mengungkapkan bahwa pola pertempuran Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di Jalur Gaza menunjukkan peningkatan. Perlawanan kini semakin teratur dan lebih kuat dalam menghadapi pasukan Israel.
Keberanian dan kemampuan pejuang Palestina terus berkembang. Mereka telah terbiasa menghadapi pertempuran jarak dekat ketika pasukan penjajah Israel masuk ke pusat kawasan permukiman.
Pola Serangan Hamas
Serangkaian peristiwa terbaru menunjukkan, pola operasi para pejuang Hamas terus berulang: meledakkan sebuah Alat Peledak Rakitan (IED) atau melakukan penembakan terhadap pasukan militer penjajah secara mendadak. Setelah itu, mereka menunggu kedatangan tim penyelamat dan medis, lalu meledakkan IED lainnya atau melancarkan tembakan susulan.

Tetapi, operasi penyergapan itu berjalan sangat efektif. Radio Angkatan Darat Israel mengutip pernyataan komandan senior di Gaza yang mengatakan, “Ranjau dan Alat Peledak Rakitan (IED) adalah ancaman paling berbahaya yang kami hadapi di Gaza. Lebih dari 70% korban baru-baru ini disebabkan oleh ledakan ini”.
Seorang analis militer Palestina, Rami Abu Zubaydah, menyebut, strategi para pejuang Hamas membuat perubahan strategi, “Perubahan strategi ini terlihat jelas dalam pola operasi perlawanan yang semakin meningkat, semisal meledakkan alat peledak yang ditanam terhadap kendaraan lapis baja Israel, menargetkan unit elite semisal Brigade Golani di dalam gedung, serta melakukan beberapa penyergapan sekaligus,” ujar Rami Abu Zubaydah.
Sejak peristiwa Thufan Al-Aqsa pada Sabtu (07/10/2023), militer penjajah Israel mengakui telah kehilangan 898 prajurit dan 6.196 lainnya mengalami luka-luka – menurut data yang dipublikasikan di situs resminya. Namun, para pejuang Palestina menyatakan, angka kerugian di tubuh militer Israel jauh lebih besar daripada yang diumumkan.

Nasib militer penjajah kian mengenaskan. Analis politik Iyad al-Qara memerkirakan, penjajah Israel akan dipaksa mengeluarkan biaya antara 16 hingga 18 miliar shekel per tahun (sekitar 4,5 hingga 5 miliar dolar AS) jika memutuskan untuk kembali berusaha menjajah Gaza sepenuhnya.
(Diolah dari berbagai sumber)

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!