Tentara Penjajah Israel memerkirakan biaya operasi militernya telah mencapai 150 miliar shekel ($ 39 miliar). Hal itu tanpa menambahkan perhitungan biaya operasi darat di Lebanon atau kemungkinan konfrontasi lain dengan Iran.
Menurut media Calcalist, yang memiliki fokus pada kondisi perekonomian Israel, biaya konfrontasi operasi sejak 7 Oktober lalu berjumlah 129 miliar shekel. Sejumlah 37 miliar shekel di antaranya untuk gaji pasukan cadangan; 29 miliar untuk pembelian amunisi dan senjata; 19 miliar untuk pengoperasian hingga pemeliharaan pesawat dan kapal; 13 miliar untuk perlengkapan tempur; 13 miliar untuk pembelian amunisi dan senjata; 1 miliar untuk urusan logistik; 8 miliar untuk sistem penyadapan dan intelijen; 6 miliar untuk konstruksi dan peralatan; serta 4 miliar untuk perawatan kesehatan dan rehabilitasi keluarga.
“Peningkatan signifikan dalam pengeluaran ini disebabkan karena menggelembungnya jumlah pasukan cadangan aktif dan kebutuhan amunisi melebihi perkiraan hingga dua kali lipat yang direncanakan,” demikian kutipan dari situs web tersebut.
Eskalasi serangan di front utara baru-baru ini menyebabkan pengeluaran militer harian meningkat. Tercatat, biaya pertempuran selama seminggu terakhir mencapai 750 juta shekel per hari. Berbeda jauh dibandingkan dengan hari-hari pertama pembantaian, yang menghabiskan sebanyak 100 juta shekel.
Parlemen Israel Tambahkan Anggaran
Patut dicatat, pembantaian sejak peristiwa 7 Oktober lalu telah mendorong Knesset (Parlemen Israel) untuk menyetujui peningkatan anggaran tambahan fiskal. Sebelumnya, mereka telah menyetujui anggaran untuk tahun 2024, hingga mencapai 727,4 miliar shekel ($ 192 miliar).
Knesset menyetujui peningkatan anggaran baru sebesar 3,4 miliar shekel ($ 924 juta) untuk membantu membiayai evakuasi warga sipil. Sekaligus pencairan dana untuk tentara cadangan hingga akhir tahun 2024.
Operasi yang berlangsung lebih lama dari perkiraan itulah yang membuat anggaran awal tidak cukup untuk menutupi peningkatan biaya. Oleh karena itu, kebutuhan untuk meningkatkan belanja sipil diakui untuk menghadapi dampak perang yang sedang berlangsung. Akibatnya, pemerintah Israel berencana meningkatkan belanja sipil untuk mengatasi dampak perang yang sedang berlangsung, dengan anggaran tambahan kedua yang bertujuan untuk mengatasi dampak finansial dari perang yang berkepanjangan.
(Sumber: Al Jazeera Mubasyir)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!